Chapter 10

0 0 0
                                    

Telah berminggu minggu berlalu, tak terhitung Mortem yang berhasil ku tangkap. Hingga pada suatu hari, Aiden mengajakku untuk pergi ke atap sekolah. Tepat seperti yang dulu ia lakukan. Tunggu.. apa jangan jangan dia... jangan jangan dia tau akan semua ini. Ahh, tidak mungkin, tidak mungkin dia bisa tau.

Aku pun berjalan ke atap sekolah bersamanya. Sesampainya di atap, dia mengajakku untuk duduk di pinggir atap. Tiba tiba, ia bertanya, "Maafkan aku" "Kenapa?",jawabku. "Karena aku, kini kamu juga dibully, kini kamu juga tidak punya teman, ini semua salahku, aku minta maaf",ucap Aiden dengan air mata yang mengalir dari matanya. Ku lihat ada Mortem dibelakangnya, tapi kali ini Mortem tersebut terlihat berbeda. Apa jangan jangan... tidak mungkin, ini baru 3 bulan. Ahhh, aku sangat bingung. "Itu bukan salahmu, lagi pula aku juga memilikimu sebagai sahabatku", jawabku dengan tersenyum ramah.

"Jujur saja, setiap kali aku melihatmu, aku merasa seperti Kina ada di hadapanku", ucap Aiden. Hah... tapi.. bagaimana?.. kurasa aku hanya akan berpura pura bingung. "Kina adalah orang yang kubunuh, seandainya aku bisa mengulang waktu, seharusnya aku saja yang mati...",ucap Aiden sambil menangis. Oh tidak, Mortem di belakangnya menjadi semakin kuat, ku coba untuk melemparnya dengan nedo secara diam diam dan tidak ada yang terjadi. Jangan sampai. Aku harus tetap mencoba."Aku tak tahan lagi, aku hanya ingin semua rasa ini pergi!",teriaknya dengan meluapkan emosinya.

Mendadak Mortem yang berada tepat di belakang Aiden menghilang. Apakah ini hal baik? Atau jangan jangan... oh tidak

.
.
.
.
.
.
.
.
.

A-apa yang terjadi? Tiba tiba kabut berwarna hitam menutupi Aiden, dan... Raja Mortem... Oh tidak. Aku belum siap untuk semua ini. Ini semua salahku! Seandainya aku tidak terjatuh kala itu, ini takkan terjadi! Ahh! Apa yang harus ku lakukan??

Aku pun mengeluarkan pedang yang diberikan oleh Nsesa.

FLASHBACK:
"Dan ini ada satu senjata lagi, dan ingat, hanya gunakan pedang ini untuk melawan raja Mortem", ucap Nsesa.
"Baik, Nsesa", jawabku.

MASA KINI :

Kini aku harus menusukan pedang ini tepat di hatinya. Tapi ini tidak semudah yang kubayangkan, Mortem ini terus terbang dan kabur dengan gerakan yang tidak beraturan. Aku pun berubah ke angel form ku

Akupun terbang mengikuti Mortem tersebut sambil memahami pola gerakannya. Akhirnya aku cukup dekat dengannya, Ku kibaskan pedangku, tapi sayangnya itu hanya mengenai sayapnya. Dia kelihatannya melemah, tapi meski begitu, Mortem itu menyembuhkan dirinya hanya dalam hitungan detik. Aku harus memikirkan strategi yang pas. Aku pun terbang ke atas sambil melihat pola gerakannya. Ah! Akhirnya aku paham! Aku pun terus menyerangnya dari bagian kanan, Mortem ini hanya fokus ke bagian kirinya sehingga ia tidak menyadari pergerakkan ku di bagian kanannya. Tunggu, apakah yang dibawa oleh Mortem tersebut... DIRA!? Aku pun bergegas untuk menyelamatkannya dan membawanya kembali ke tempat aman. "A-apa y-yang terjadi?", tanyanya dengan gemetaran. Aku tak sempat untuk menjawab pertanyaannya, kisah ini terlalu panjang. Sekarang aku harus fokus untuk mengalahkan raja Mortem.

Aku pun terus mengikuti pola pergerakannya. Dan akhirnya aku berada di posisi yang pas! Aku pun langsung menusukkan pedang tersebut tepat dihatinya, akan tetapi.. Aku melihat Aiden yang telah menyatu dengan Mortem tersebut. Mortem tersebut berteriak kesakitan sementara dapat kulihat jiwa Aiden yang berada di hati Mortem itu.

Ahhh! Aku bingung, apa yang harus ku lakukan? Apakah ini karena Aiden masih merasa tertekan dan tersakiti? Tunggu, bagaimana jika aku memberitahunya tentang semua ini? Mungkin ini dapat mengurangi amarah dan rasa bersalahnya. Aku pun akhirnya mengucapkan sesuatu, "AIDEN! INI AKU, KINA! SELAMA INI AKU BERADA DI SISIMU, KUMOHON , INI SEMUA BUKAN KESALAHANMU! INI KEPUTUSANKU UNTUK MELAKUKAN SEMUA INI!", teriakku sekuat mungkin. Mortem ini terlihat semakin melemah dan akhirnya Mortem ini terpisah dari Aiden! Aku pun langsung menusuk tepat di hati Raja Mortem tersebut. Dapat kudengar jeritan dari Mortem tersebut sembari ia meleleh.

My RWhere stories live. Discover now