Bagian 27

3.1K 336 10
                                    

CINTA DAN BENCI

---

Suasana duka masih menyelimuti Sunoo dan beberapa kerabat Yuna. Sunoo masih saja menangis di samping peti mati Bibinya itu. Semuanya seakan mimpi baginya. Dia tidak percaya satu-satunya orang yang dia kasihi pergi secepat ini.

Beberapa orang berpakaian hitam datang silih berganti mendekati peti mati, bermaksud memberi penghormatan terakhir untuk wanita itu. Beberapa polisi juga hadir di rumah duka, menunggu Kim Sunoo memberikan informasi atas kematian tak wajar Kim Yuna.

Bagai ribuan anak panah yang memanah dirinya. Sakit saat mengetahui Yuna benar-benar tak bisa terselamatkan. Perih saat lelaki manis itu tak dapat melakukan apapun untuk membantu Yuna. Yang dapat dia lakukan hanya menangis.

“Bibi, Sunoo minta maaf. Seharusnya Sunoo yang ada di sini, bukan Bibi. Maaf.”

Sunoo tersedu kala mengingat kenangan mereka. Di hadapannya, Yuna terbujur kaku. Sunoo menyayanginya, mencintainya layaknya seorang anak pada Ibunya. Wanita ini yang merawatnya sejak Ibu kandungnya meninggal. Wanita ini yang membesarkannya tanpa mengharapkan timbal balik dari apa yang sudah dia lakukan. Sungguh, Sunoo benar-benar mencintainya.

“Sunoo, kamu kuat. Bibi Yuna sayang sama kamu. Dia pasti sedih lihat kamu seperti ini,” ucap Jungwon sambil mengelus-elus pundak Lelaki manis yang terlihat mengkhawatirkan.

Tangis Sunoo tambah pecah kala mengingat kejadian nahas yang merenggut nyawa Yuna. “Semua salah aku, Jungwon. Aku lemah. Aku tidak bisa menjaga Bibi.”

“Sabar, Sunoo. Ini bukan salah kamu. Ikhlasin Bibi Yuna, kamu nggak mau dia sedih, kan?” sambung Hina.

“Ini semua salah aku.” Suara Sunoo mulai melemah.

Iya, ini semua memang salahnya. Seharusnya vampir-vampir itu menyerangnya, bukan Yuna. Seharusnya dia yang terbaring di sana, bukan Yuna. Sekali pun wanita itu mati, seharusnya dia juga mati bersama Yuna.

Ya, seharusnya dia mati. Tidak sepatutnya Sunghoon datang menyelamatkannya. Tidak sepatutnya Sunghoon membiarkannya hidup. Untuk apa lelaki itu menyelamatkannya padahal ia termasuk salah satu bagian dari makhluk tersebut. Untuk apa, huh?

Ahh, yaa, dia lupa, lelaki itu takut untuk mati. Karena separuh jiwa lelaki itu ada padanya. Benar, kan? Sunghoon hanya mengkhawatirkan nyawanya saja.

“Maafin Sunoo, Bibi. Maaf.”

“Kamu kuat, sayang.” Suara baritone di sampingnya membuatnya menoleh. Sosok yang selama ini tak pernah ia jumpai, kini hadir. Sosok yang selama ini ia rindukan, kini memeluknya, menyalurkan rasa hangat dan ketenangan yang teramat.

“Ayah.” Sunoo balas memeluk tubuh tegap Kim Jinyong. Menumpahkan seluruh beban kesedihan yang tengah ia pikul.

“Ini salah Sunoo, Yah. Sunoo minta maaf.”

“Berhenti menyalahkan diri kamu sendiri, Nak. Semua ini sudah digariskan oleh Tuhan. Kita hanya tinggal menunggu waktu yang tepat. Itu saja.”

⸙⸙⸙

Sunoo memejamkan matanya, mencoba untuk tidur setelah melewati hari yang begitu melelahkan. Namun, lelaki manis itu sama sekali tak bisa tidur, otaknya terus berputar memikirkan Yuna. Apakah wanita itu tenang di sana? Apa wanita itu kini tengah bersama Ibunya? Huh.

Sunoo sedikit terkejut kala merasakan sesuatu terbang di sekelilingnya. Dia bergegas untuk bangun dan mulai menyalakan lampu. Dilihatnya seekor kelelawar yang terus terbang mengitari kamarnya. Ah, bagaimana bisa seekor kelelawar terperangkap di sini?

[END] TRAPPED BY YOUWhere stories live. Discover now