Bagian 24

3.1K 351 3
                                    

ALAM GAIB BAG. A

---

Sejak kejadian di mana Watanabe Haruto kejang-kejang dan berakhir pingsan, sejak itu pula lelaki itu hilang bagai ditelan bumi. Tiga hari tak ada kabar pasti ke mana lelaki itu pergi. Padahal hari libur kemarin, Sunoo dan teman-temannya yang lain sudah mendatangi rumah Haruto. Tetapi nihil, tak ada seorang pun di sana. Sepi.

Tak hanya Haruto yang menghilang, Sunghoon juga. Dua orang bertubuh tegap itu membuat Sunoo pusing. Entahlah, padahal ketiga teman Sunghoon yang lain hadir di sekolah. Kenapa lelaki itu tidak?

Berkali-kali Sunoo menanyakan kabar Sunghoon pada ketiga temannya itu, mereka selalu terdiam dan berusaha mencari-cari alasan. Entah apa yang sebenarnya mereka sembunyikan. Yang pasti lelaki manis itu merasakan hal yang janggal.

Apa masalah ini saling berkaitan?

Entahlah ...

Sunoo menghela napas panjang lalu merebahkan kepalanya di lipatan tangan yang di balut baju tebal. Hari ini musim gugur yang pertama. Hawa dingin menusuk kulit. Berangkat sekolah rasanya berat, karena gravitasi kasur yang sangat kuat.

Sunoo memejamkan mata, hanya beberapa saat, karena pada detik selanjutnya Lelaki manis itu tak mendengar suara apapun di sekelilingnya. Sunoo mengangkat kepalanya lalu terkejut. Bagaimana tidak? Lelaki manis itu tak mendapati seorang pun di dalam kelas. Kelas ini sepi seperti tak berpenghuni. Koridor pun sama, padahal sebelumnya koridor ramai dengan para siswa yang baru datang.

Sunoo menelan saliva dengan susah payah. Dia lalu berdiri dan berjalan keluar kelas, mencari kemana semua orang ini pergi. Namun lagi, dia tak mendapati seorang pun di sini.

“Astaga!”

Sunoo berjengit kaget kala tangan seseorang menggenggam pergelangan tangannya. Berbalik, pandangannya langsung menangkap sosok itu. Sosok dengan sorot mata tajam namun terkesan memberikan perlindungan.

“S-Sunghoon?”

Sang empunya nama mengangguk. “Ikuti aku!”

“Ke mana? Ini semua kenapa? Mereka ke mana?” tanya Sunoo. Otaknya itu benar-benar tak dapat mencerna kejadian ini dengan baik.

“Nanti akan ku jelaskan.” Lelaki itu kemudian merogoh saku jaket kulitnya yang berwarna hitam lalu mengeluarkan sebuah tabung kecil. “Minumlah!” serahnya.

Sunoo membelalakan matanya. Apaan? Minum itu maksudnya? “Minum—”

“Iya, minum ini!”

“Tapi—”

Sunghoon memutar bola matanya malas. “Jangan terlalu banyak alasan. Minumlah!”

Sunoo mengangguk kecil lalu mengulurkan tangannya menerima tabung tersebut. Hampir saja Lelaki manis itu mengeluarkan isi perutnya kala mencium bau tak sedap yang berasal dari tabung itu. Belum lagi isinya yang berwarna hijau pekat, persis seperti lumut yang berada di gorong-gorong.

“Apa ini?” tanya Sunoo sambil menjauhkan tabung tersebut.

“Ramuan penyamar.”

“Untuk apa? Kenapa aku harus meminum ini?”

Lagi-lagi Sunghoon memutar bola matanya. Dasar lelaki tidak sabaran. “Kau ingin ikut aku, bukan? Cepatlah minum!”

Sunoo mengangguk kecil. Ia mulai mendekatkan tabung tersebut yang berisi ramuan lalu menghabiskannya dalam sekali tenggak. Hampir saja Lelaki manis itu muntah. Namun, Sunghoon buru-buru menghampirinya dan membekap mulutnya kencang, tak membiarkan ramuan itu keluar begitu saja.

[END] TRAPPED BY YOUМесто, где живут истории. Откройте их для себя