Bagian 21

3.6K 407 19
                                    

BERULAH

---

Kim Sunoo berjalan di koridor sekolah dengan langkah lebarnya. Dirinya baru saja keluar dari Unit Kesehatan Sekolah dan hendak balik ke kelas. Namun, nampaknya hal itu ia urungkan kala Lelaki manis itu merasa ada orang yang sedang mengikutinya.

Srekk, sreekk,

Semakin jelas. Ia yakin dugaannya tidak meleset. Suara dedaunan dan ranting yang saling bergesekkan seperti sebuah kesengajaan yang dilakukan oleh si penguntit, bagaikan tanda darinya bahwa lelaki manis itu tak sendiri.

Langkah Sunoo berhenti di tepian danau. Sunoo melirik tanpa menoleh, berusaha merasakan pergerakkan yang ada di sekitarnya.

Sunoo tidak tahu dari mana ide gila ini muncul. Seharusnya ia kembali ke kelas. Seharusnya ia tidak datang ke sini. Datang ke taman di jam belajar seperti ini sama saja menyerahkan dirinya pada penguntit itu.

Lelaki manis itu membalikkan tubuh saat merasakan pergerakkan dari arah belakang. Namun, nihil. Tak ada apapun selain angin yang terus menerbangkan rambutnya. Tapi detik selanjutnya, ia itu terpekik merasakan seseorang menarik rambutnya dan kemudian melemparnya. Kejadian itu begitu cepat, sampai Sunoo baru sadar ketika merasa sakit di sekujur tubuhnya.

Meringis, Sunoo langsung mengangkat wajahnya dan mendapati sosok yang kini sudah berdiri menjulang di hadapannya dengan seringai tipis yang begitu menyeramkan.

Selanjutnya, sosok berambut panjang itu langsung menindih Sunoo dengan tubuh besarnya sambil memperlihatkan kuku-kuku jarinya yang berwarna hitam tajam.

“Jangan!” rengek Sunoo sambil terus menggeleng-gelengkan kepalanya.

⸙⸙⸙

“Arghhhh ...”

Sunghoon langsung memegang dadanya yang terasa sakit. Perih, seakan sesuatu yang tak kasat mata baru saja membenturkan batu besar ke arah dadanya.

Dia menunduk sambil memejamkan mata, mencoba merasakan rasa sakit yang perlahan mulai mereda. Sementara sosok lain yang menjadi teman sebangkunya terus menatapnya dengan pandangan menerawang, seakan tengah membaca situasi yang terjadi.

“Sunoo. Bahaya,” ucap Jay Park dengan mata tajamnya yang terus menatap teman sebangJakeya, Park Sunghoon. Lelaki itu menoleh, menatap kesal bangku Sunoo yang kosong tak berpenghuni.

Sialan! Seharusnya sedari tadi dia menjaga lelaki manis itu di UKS.

Tanpa babibu dan tanpa mengindahkan Pak Hans yang tengah menjelaskan materi, Sunghoon berdiri dan langsung meninggalkan kelas diikuti suara Pak Hans yang terus memanggilnya. Lelaki itu nampak tak peduli. Kakinya terus melangkah menuju taman belakang sekolah, mengikuti firasat Jay yang baru saja didengarnya.

Sunghoon gundah. Kaki jenjangnya yang sedari tadi berjalan cepat, kini mulai berlari. Lelaki itu terus memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Namun, kemungkinan paling buruk yang sedari tadi melintas di otaknya berusaha dia tepis, masih terus berharap bahwa lelaki manis itu baik-baik saja.

Dan sekarang semua terjawab. Saat Sunghoon berlari menyusuri danau di sekitar taman, lelaki itu mendapati seseorang yang terbaring di tepian danau dekat pohon flamboyan. Ah, tidak salah lagi. Sunghoon langsung berlari dan memastikan sendiri orang itu.

“Sunoo?”

Sunghoon mendekat lalu menyingkirkan rambut hitam Lelaki manis itu yang menutupi wajahnya. Dia berjengit, lelaki manis itu benar Sunoo. Sunghoon mengangkat kepala Sunoo itu lalu menidurkan kepala lelaki itu di pahanya. Lelaki itu terus mengamati wajah tenang Sunoo yang memejamkan mata.

[END] TRAPPED BY YOUWhere stories live. Discover now