Bagian 24

583 82 12
                                    

Di dalam ruangan, Renjun hanya bisa memikirkan bagaimana cara kabur. Dia tidak mungkin bisa keluar lewat pintu. Ada beberapa penjaga yang ditempatkan oleh ayahnya. Dia tidak mungkin bisa menang.

Kecuali dia mengeluarkan kutukan siren. Dia tidak ingin menggunakannya. Lagian juga, dia tidak tau cara menggunakan kutukannya.

Jendelanya terlalu kecil. Walaupun dipecahkan, dia tidak akan muat untuk dilewati Renjun. Selain itu, kapal ini sudah tua. Satu retakan kecil akan membuat seluruh badan kapal bergetar.

Memang ada beberapa celah, tapi hanya seukuran badan ikan bawal. Hanya tangannya yang dapat keluar.

"Hai, Renji."

Renjun mendengar suara kecil dari sudut ruangan. Saat dia mendekat dia melihat hendery, si kuda laut. Namanya dan wajahnya emang agak mirip sama pacarnya Yangyang, tapi beda ya.

"Hen, kenapa kamu disini?"

"Aku mendengar dari Moli kalau kamu dapat masalah."

Ternyata ikan mola-mola milik ayahnya yang memberitahu. Ikan itu mungkin milik ayahnya sekarang, tapi Renjun lah yang menyelamatkannya saat dia terbawa arus dan hampir terdampar di pantai.

"Renji, apa ada yang bisa aku bantu? Aku ingin menolongmu."

Renjun tersenyum, dia terpikirkan sebuah ide. Meskipun kuda laut sangat kecil dan berenang dengan lambat, tapi penglihatannya sangat tajam. Matanya seperti burung hantu.

"Siapa saja yang diberitahu oleh Moli mengenai keadaan ku?"

"Beberapa buaya, ular laut, dan ikan pari. Seperti ada beberapa anak hiu juga. Moli benar-benar punya banyak teman."

Ikan Mola-mola itu memang punya pengaruh di antara para ikan. Hiu dan buaya laut tidak bisa memakannya karena akan mendapat masalah dengan ayahnya. Moli kan ikan kesayangan ayahnya.

"Aku memiliki sebuah rencana. Beritahu mereka rencanaku. Tapi untuk sekarang, panggil Mou kesini."

"Bayi buaya yang baru lahir minggu kemarin itu?"

"Iya, aku akan memberikannya tugas pertama."

「 #ocean 」

Sudah seminggu Renjun belum kembali dari laut. Empat hari lagi perkuliahan akan segera dimulai kembali, jadi Haechan juga sudah berada di kos untuk menyiapkan semester baru.

Jadwalkan belum terlalu sibuk, walaupun sudah ada beberapa rapat organisasi. Setiap sore selama 2 hari terakhir ini, Haechan selalu menyempatkan ke pantai. Berjaga-jaga jika sewaktu-waktu Renjun kembali.

Hari ini kamis, malam jumat, Haechan merasa seolah sedang bernostalgia. 6 bulan yang lalu di hari seperti ini dia selalu kesini, membawa sekantong plastik snack untuk dimakan bersama Renjun.

Mereka akan membahas hal yang tidak jelas, mulai menonton anime sampai membahas spesies-spesies ikan di laut. Rasanya baru kemarin hal itu terjadi.

Melihat laut tanpa ada Renjun di sampingnya terasa berbeda, lautnya kembali abu-abu. Dia merindukan birunya laut seperti dia merindukan kehadiran Renjun.

Saat sedang menatap pantulan cahaya matahari terbenam, dia melihat air laut bergerak aneh dan terlihat mendekatinya. Apa itu Renjun?

Haechan menengok ke sekitarnya. Memastikan tidak ada orang. Dia mengeluarkan selimut dari tasnya untuk diberikan pada Renjun.

Tapi yang keluar dari air justru buaya kecil yang disebut Renjun sebagai anaknya tempo hari. Buaya itu berlari kearahnya sambil membuka mulutnya. Meskipun ukurannya kecil, itu tetap buaya. Haechan berlari ketakutan.

Apa sekarang Renjun sedang mengerjainya?

"Renjun! Jangan main-main kayak gini ya. Gak lucu tau!"

Sebuah kepala keluar dari air, tapi itu bukanlah wajah dari orang yang dia harapkan. "Siapa ya?"

Itu adalah seorang gadis duyung kecil, dia menatap Haechan dengan sorot mata penasaran dan melambaikan tangannya ragu-ragu dari air. "Apa kamu Haechan?"

"Ya, aku Haechan."

Gadis itu melompat keluar dari air, dia tersenyum lebar sambil berkata, "Halo, perkenalkan namaku Jane."

"Aku tadi melihat Mou berenang tergesa-gesa, dia bilang dia akan menemui Haechan. Jadi aku ikut kesini karena khawatir. Dia baru bayi berusia 1 minggu. Paman Renjun kejam sekali menyuruh anak kecil seperti Mou."

Gadis itu menjelaskan semuanya tanpa ragu, Haechan bingung, kemana perginya gadis yang tampak pemalu tadi?

"Jane, lo siapanya Renjun?"

"Paman Renjun belum pernah cerita soal aku ya? Aku anak papa Lucas."

"Adiknya Jina?"

"Iya, tapi tidak heran sih kalau kamu tidak tau. Aku tinggal dengan mamaku sejak kecil, sementara kak Jina tinggal dengan papa."

Ahh, jadi ini anak kedua Lucas yang kemarin diceritakan bang Jungwoo. Haechan jadi lebih berani, dia mendekat kearah Jane tapi masih menatap waspada kearah Mou. Jane yang melihat tingkah Haechan tertawa geli.

"Mou gak bakal gigit. Kalaupun di gigit, gak mungkin kamu di makan."

Haechan berdeham gugup, dia malu. Jane keliatan baru berumur 7 atau 8 tahun. Jauh lebih muda darinya, tapi dia ketakutan melihat buaya yang hanya sepanjang lengannya.

"Mou, dia kenapa mau ketemu gue?" Tanya Haechan. Jane terlihat seperti bicara pada Mou. Yang haechan dengar saat ini justru adalah suara buaya yang tidak jelas.

Haechan jadi berpikir, ini dia yang gila atau Jane yang gila. Tapi jika diingat Renjun juga seperti ini, apakah kegilaan mereka ini memang turun-temurun?

"Mou bilang Renjun yang nyuruh. Renjun minta ngasih sesuatu ke kamu, tapi karena barangnya terlalu besar, Mou gak bisa bawa jadi dia tinggalin di deket sini."

Jane lagi-lagi berkomunikasi dengan Mou. Jane berkata seperti 'dimana?' atau 'bentuknya bagaimana?'

"Tunggu sebentar ya, biar aku ambilkan. Tolong jaga Mou."

"Tung-" Belum sempat Haechan menghentikan Jane, putri duyung kecil itu sudah pergi. Dia kini ditinggalkan berdua dengan Mou.

Haechan kagok, dia harus bertingkah seperti apa ini? Jika dia diam saja nanti canggung. Tapi jika mengajak Mou bicara dia akan terlihat seperti orang gila. Dia tidak bisa bicara bahasa buaya. Tolong!

「 #ocean 」

Huhu, sorry ngilang lama banget. Sejak awal tahun ini aku jadi mahasiwa kuraba kuraba. Alias kuliah-rapat-lomba. Gak pernah ada jedanya 😭🙏🏻

Tapi berhubung sebentar lagi aku purna dari organisasi dan tinggal nyelesein 2 kepanitiaan lagi, aku bakal mulai update dikit-dikit. Makasih ya yang udah setia nungguin ocean

—Luna

Ocean | RenhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang