part 16

1.1K 74 0
                                    

Sesuatu seperti menyentuh bahunya. Nara yang saat itu ditutupi selimut jelas terjingkat. Dadanya bergemuruh.

' A--apa itu pocong? Nares ... pulanglah,' batin Nara yang diliputi rasa takut.

Sedikitpun Nara tak berani untuk membuka selimutnya, hingga ia merasakan selimut di kepalanya seperti terangkat.

Tangan Nara yang gemetar berusaha keras untuk menutup wajahnya. Ia tak sanggup jika harus melihat makhluk yang sangat ia takuti itu.

"Nara ...,"

Seketika mata yang terpejam itu membeliak saat mendengar suara merdu yang sejak tadi ia cari-cari.

Selimut tersibak dan begitu Nara bergolek ke arah berlawanan, matanya yang bulat itu menangkap sosok tampan sedang duduk di pinggir ranjangnya dan tersenyum melihatnya.

"Nares ... kamu kemana aja? kenapa baru datang, aku takut, Nares ... takut...," Nara mengiba, matanya berembun dan berkaca-kaca.

Sosok solid yang awalnya transparan itu terenyuh. Merasa bersalah, padahal awalnya ia kesal karena rasa cemburu yang merajai hatinya.

"Maaf, Ra ... tadi aku ... kesal karena ada laki-laki lain di dalam kamarmu. Apakah dia pacarmu?" Nares menatap sendu Nara, sedang gadis itu langsung menggelengkan kepalanya pelan.

"Bukan, Res. Dia bukan pacarku,"

Senyum Nares langsung terbit mendengar kejujuran Nara, tapi saat Nara melanjutkan ucapannya, senyum itu pun pudar.

"Aku memang punya pacar, tapi bukan dia,"

Wajah Nares yang tiba-tiba murung membuat Nara mengernyitkan dahinya.

'Ada apa dengan Nares?'

Nara terkesima saat menatap wajah murung Nares yang saat ini menatap ke tempat lain.

Dari samping wajah Nares nyaris sempurna. Berhidung mancung, alis tebal dan mata sedikit sipit. Apalagi bibir Nares yang tipis. Meski terkesan pucat, tapi Nara ingin mencicipi, eh!

"Nara ... please ga usah lebay. Jangan muji-muji lagi. Kamu dah punya cowok,"

Lagi-lagi Nara di kejutkan dengan ucapan Nares yang mendadak. Ia lupa jika Nares adalah hantu dan mampu membaca pikirannya.

"Res ... kamu kenapa? marah? padahal laki-laki tadi itu adalah adikmu. Dia kemari khusus untukmu," jelas Nara yang membuat Nares melesatkan pandangan ke arahnya.

"Adik? adikku masih bocil. Baru usia 11 tahun," Nares menampik ucapan Nara barusan.

" 11 tahun itu waktu 15 tahun yang lalu. Kamu lupa jika kamu sudah meninggal lebih dari 15 tahun, Res?"

Nareswara terdiam. Lupa jika sudah selama itu ia menempati kos-kosan ini, dan menjadi seorang hantu tampan high quality jomblo.

Selama itu ia tidak pernah jatuh cinta dan merasa dag-dig-dug! meski ia tidak punya jantung, tapi ia merasakan itu. Bagaimana itu bisa terjadi? itu hanya Nares yang tahu.

"Ja--jadi ... di--dia ....,"

"Ya, Dia Na-ren-dra Cok-ro-ami-noto," Nara mengucapkan kata itu dengan lirih dan lugas.

"Rendra? dia Rendra?"

"Shuttt, jangan gede-gede bicaranya. Entar aku dikira gila atau mungkin bisa di gosipkan bawa cowok masuk kamar," Nara refleks membekap mulut Nares dengan mata yang bergerak seperti memperhatikan sekitar.

Dag-dig-dug!

Jantung Nara rasanya berhenti berdetak selama beberapa detik saat ia tersadar jarak yang begitu dekat antara dirinya dan juga Nares.

My Handsome GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang