13. Quality Time.

Start from the beginning
                                    

"Iya Jenderal." Nimas tersenyum sambil mengangguk.

"Wah, saya malah tidak menyangka kamu satu alumni sama Pierre." Pak Nas ikut tersenyum "Berarti kamu adek kelas Pierre nih? Walaupun beda beberapa tahun?"

Bukan beda beberapa tahun Pak, tapi udah beda puluhan tahun. Beda dimensi! Rasanya Nimas ingin berteriak mengatakan hal itu.

"Hahaha" Nimas ketar-ketir sendiri.

"Bagaimana dengan tawaran saya nak?" tanya Pak Nas mengulang pertanyaan nya tadi.

"Daripada nawarin begitu, mending Jenderal nawarin saya masuk Akademi Militer aja deh Pak!" Nimas berkacak pinggang.

Pierre ikut menoleh menatapnya. Tidak menyangka Nimas akan meminta hal itu.

Pak Nas tertawa "Kamu benar-benar ingin jadi tentara?"

"Siap, ingin!" sahut Nimas

"Serius?"

"Siap, serius Jenderal!" jawab Nimas tak kalah tegas membuat Jenderal Besar itu tersenyum.

"Hmmm, apa alasan yang bisa menyakinkan saya untuk menerima mu, nak?"

Nimas membelalakkan mata.

Apa ini kesempatan?

"Saya anak Paskibra Jenderal. Saya dan teman-teman pernah mewakili sekolah dan menyabet juara pertama. Saya juga bisa beladiri. Saya menguasai bahasa asing dan pernah mewakili provinsi menjuarai lomba debat." Nimas seketika promosi.

"Jenderal mau saya tunjukkan sertifikat nya?"

Pierre memandangnya tak respek. Apa-apaan bocah ini?!

Pak Nas tertawa lagi "Wahhh, saya tidak menyangka kamu begitu berpotensi Nimas."

Nimas tersenyum angkuh sambil mengusap rambutnya bergaya malah membuat Pierre mengelus dada melihatnya.

"Pokoknya Pak, saya mau jadi tentara. Saya mau jadi abdi negara!"

"Apa alasan kamu ingin menjadi tentara? Dunia militer adalah dunia yang keras. Kamu tidak akan menemukan kemewahan dan kenyamanan disana. Apa
kamu yakin?" Pak Nas menyandarkan tubuhnya di kursi ruang tamu. Menatap gadis berambut sebahu itu dengan lekat.

"Apalagi kamu perempuan." Pierre angkat bicara.

"Maksud mu apa heh?!" Nimas langsung unjuk taring "Terus kalo perempuan kenapa?! Mau bilang kalo perempuan lemah? Mana kuat jadi tentara? Iya?!"

"Saya tidak bilang begitu." Pierre menjauhkan diri. Bahaya jika Nimas sampe menyemburnya dengan teh panas yang dia pegang.

"Halah! Kamu itu menyakiti harga diri perempuan tau nggak? Ini kalo Mbak Najwa Shihab tau, behhh abis kamu!!" Nimas melotot galak.

"Saya minta maaf." Pierre ambil jalan damai.

"Kamu yang salah!!"

"Iya, saya yang salah."

"Minta maaf!!"

"Iya, saya minta maaf." duh Pierre, jangan lagi deh kamu mancing emosi Nimas. Di banting tau rasa kamu mas ajudan.

Nimas melotot galak sekali lagi.

Pak Nas yang melihat interaksi keduanya tertawa pelan.

"Kalian cocok ya.." Pak Nas menyeruput teh hangatnya "Adem saya lihat nya."

Nimas menoleh kaget kearah Jenderal Nasution. Cocok darimana? Dia dan Pierre saja nggak ada romantisnya! Dan apa pula itu cocok? Mereka lebih mirip Tom and Jerry! Suka ribut.

KAPTEN, BAGAIMANA BISA AKU MELUPAKANMU?Where stories live. Discover now