Part 18 : Camping SBH I'm Coming!

3 3 0
                                    

— o o n a —

Raka terlihat turun dari batu, menghampiri adiknya dipinggir jalan. "Siapa dek?" Tanyanya saat melihat sekilas cowok berjersey biru itu.

"Abang, Ona jatuh tadi oleh gara-gara cowok tadi terlalu ganteng." Curhatnya blak-blakan kepada abang Raka.

Raka melongo, manik matanya meneliti tubuh Ona dari atas sampai bawah. "Kok bisa?."

Ona hanya mengidikan bahunya, "Yang kaya gitu maksud Ona bang." Ona tersenyum manis sekali kepada abangnya.

"Waras 'kan dek?," Tanya Raka hati-hati memegang kening Ona dengan punggung tangannya. "Kaga geser abis jatuh 'kan?."

"Hm, kalo aku gila, gendeng, sedeng, ataupun semacamnya berarti gara-gara dia bang."

•••

Sore telah berganti malam. Ona yang baru saja santai-santai sepulang dari masjid tadi membuka handphonenya. Dengan menyalakan data seluler mulai bermunculan notif dari berbagai aplikasi.

Seperti kebanyakan orang-orang, Ona langsung membuka aplikasi chat pertama kali. Matanya membulat saat melihat notif grup baru di handphonenya.

Kemah SBH 22

+62*** : mohon izin menyampaikan informasi kepada kakak semua. Camping SBH akan dilaksanakan besok banget.

mohon maaf sekali informasi ini terbilang cukup mendadak, karena pihak panitia pelaksana memajukan harinya karena alasan tertentu.

mohon kesiapan kakak-kakak yang telah terpilih agar menyiapkan segala sesuatunya.

Ona menjerit tertahan. Baru saja kemarin mereka PTKU akan melaksanakan camping? Tapi ini yang mereka tunggu-tunggu.

"BUNDAAA!." Ona berlari-lari kecil menuju lantai dasar menemui bunda dan ayahnya meminta izin.

"Bun. Besok Ona mau camping SBH." Izinya to the point.

Lita yang sedang fokus kepada televisi pun menoleh kaget. "Baru aja selesai kemaren dek? Kok udah kemah lagi?."

"Nah itu bun. Infonya bener-bener mendadak." Ucap Ona sambil duduk menghela napas. Ayah dan abangnya ternyata sedang ada undangan. Dia baru ingat.

"Bunda izinkan. Sana siap-siap." Ucap bundanya sambil tersenyum lebar.

Ona menoleh seketika, matanya berbinar-binar bahagia. "AAAA makasih bundahara ku." Pekiknya reflek mencium pipi kanan bundanya.

Ona mengambil ransel carier yang tergeletak diatas lemari. Setelah kemarin digunakan untuk PTKU, gadis itu menyimpannya diatas sana. Menurunkannya lalu mulai packing barang-barang sesuai dengan ceklist yang tertera.

•••

Paginya Ona sudah siap dengan seragam pramuka lengkapnya. "Ngeri banget dek, baru juga mau putih lagi, tapi kayaknya gagal ya?." Ledek Raka sambil menoel-noel pipi Ona. Gadis itu sedang duduk diteras sembari memakai sepatunya.

"Ona nggak hitam lho bang. Tenang aja." Ona berdiri dan kembali bercermin pada jendela besar diteras. Bang Raka kembali usil dengan badan tingginya menghalangi penglihatannya terhadap cermin.

LOVING AMBULANCEWhere stories live. Discover now