06-BS: Sakit dan Pelukan 🥀

1.2K 126 12
                                    

Berbagi Surga 🥀

"Dia tidak mungkin cemburu sama perempuan yang dinikahi hanya demi kewajiban. Dia tahu, perasaan kamu hanya buat dia bukan buat aku."

Rinjani Sekar Ayu ♡

Bismillahirrahmanirrahim

Sekar merasa bosan terus-menerus berada di Ndalem

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sekar merasa bosan terus-menerus berada di Ndalem. Apalagi keponakan Thoriq, yaitu Delisa sedang tidak ada di sini. Bersama ibunya, Delisa pergi ke rumah nenek dari pihak sang ayah yang ada di Jogja.

Abi Ayub dan Umi Aisya sedang menghadiri acara di luar, dan akan kembali beberapa hari lagi. Sedangkan Yunus, laki-laki itu tengah mempersiapkan beberapa berkas untuk pergi ke Yaman.

Tinggal Sekar dan Thoriq di Ndalem. Thoriq sendiri sudah pergi sejak pagi, katanya ada rapat penting dengan sesama dosen.

Soal pekerjaan, seorang Thoriq Al-Hafidz adalah dosen di salah satu kampus swasta yang tidak jauh dari pesantren.

Dan kini, Sekar seorang diri di Ndalem. Dia hanya memainkan ponsel dengan bosan, sudah ke aplikasi ini dan itu pun tetap saja membosankan.

"Apa aku ke asrama aja ya?" gumamnya menaruh ponsel di atas kursi.

"Tapi, mereka kan pasti kuliah kalau jam segini," lanjutnya. "Ngapain dong kalau sendiri begini?"

Tiba-tiba Sekar menjentikkan jarinya, dia memiliki ide untuk menghilangkan kebosanannya. Sekar berdiri dari sofa, dan berjalan menuju dapur.

"Oke, mari bereksperimen Rinjani Sekar Ayu!" seru nya bersemangat.

Dengan mudah Sekar mengambil bahan-bahan yang akan dia masak. Bukan hanya cantik, lemah lembut, Sekar juga jago masak. Jangan diragukan, bahkan Thoriq yang tidak suka dirinya pun, sama masakannya mah suka.

Lumayan lama Sekar berada di dapur. Kini, makanan yang di masaknya tadi sudah matang dan sudah terhias cantik di meja makan.

Kue brownies toping keju itu sudah matang dan terlihat menggiurkan. Sudah siang, dan sebentar lagi Thoriq akan pulang. Makanya Sekar langsung membereskan kekacauan yang dibuatnya di dapur.

Suara salam dan pintu yang terbuka membuat Sekar segera berjalan menuju pintu utama. Disana terlihat Thoriq sudah pulang, tetapi masih melakukan panggilan telepon dengan seseorang.

"Biar aku bawakan Mas tas nya," ujar Sekar pelan.

Dia mengambil tas Thoriq, dan membawanya ke kamar untuk di taruh.

Sedangkan Thoriq, dia mencium aroma wangi kue dari dapur. Setelah menelpon, laki-laki itu berjalan menuju meja makan. Disana sudah ada kue brownies yang disajikan.

"Ini kamu yang buat?" tanya Thoriq kala mendengar langkah Sekar di dekatnya.

Sekar tersenyum senang, dan mengangguk. "Iya. Waktu di rumah aku belajar bikin kue sama Umma, dan sekarang aku nyobain bikin sendiri."

Berbagi SurgaWhere stories live. Discover now