03-BS: Yang Dicintainya 🥀

1.2K 136 17
                                    

Berbagi Surga 🥀

"Cinta dalam pernikahan mungkin bisa hadir jika keduanya sama-sama mencoba, namun jika salah satu sudah jatuh cinta sama pujaan hatinya, apakah pernikahan ini harus dipertahankan?"

Rinjani Sekar Ayu

Bismillahirrahmanirrahim

Dua hari Sekar menetap di pesantren Al-Hafidz, dan dua hari juga dia diperlakukan sebagai menantu yang disayangi keluarga suaminya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua hari Sekar menetap di pesantren Al-Hafidz, dan dua hari juga dia diperlakukan sebagai menantu yang disayangi keluarga suaminya.

Meskipun Thoriq, sang suami yang bersikap begitu dingin dan jutek, Sekar sudah memaklumi itu. Mereka butuh waktu, dan Sekar percaya, suatu saat nanti Thoriq akan menerimanya.

"Hari ini saya ada rapat bersama dosen yang lain, jangan menunggu saya kembali." Thoriq berucap ketika Sekar sedang melipat baju milik laki-laki itu.

Sekar menatap suaminya yang masih sibuk pada layar laptop, duduk di sofa tempat laki-laki itu tidur selama mereka berada di sini.

"Selain menjadi dosen, Mas Thoriq ada pekerjaan lain juga?" tanya Sekar kembali fokus pada kegiatan melipat baju nya.

"Kenapa? Kamu ingin tahu?" tanya Thoriq dingin. "Dengar Sekar, jangan cari tahu apapun tentang saya, dan jangan kamu mencampuri apapun urusan saya."

Tangan Sekar berhenti sejenak, namun perempuan itu kembali melipat dengan senyuman menahan sesak di dadanya.

"Kamu kan suami aku Mas, jadi aku berhak untuk tahu semua tentang kamu. Aku juga punya hak mencampuri urusan kamu, jika urusan itu sudah melanggar syari'at."

Kini, giliran Thoriq yang berhenti mengetik di layar laptopnya. Laki-laki itu berbalik badan, menatap istrinya yang sibuk dengan baju-baju itu.

"Saya menjadi suami kamu atas keinginan orang tua saya, bukan atas keinginan saya sendiri. Apa itu kurang jelas untuk kamu mengerti, Sekar? Kamu memang istri saya, tapi status istri itu tidak harus menjadikan kamu seorang perempuan yang tidak tahu malu."

Sekar menatap Thoriq, keduanya saling bertatapan dengan atmosfer yang begitu mencengkram.

"Saya memberi kebebasan kepada kamu, kamu boleh melakukan apapun yang kamu inginkan, saya tidak akan melarangnya. Tapi asal kamu tahu, saya juga akan melakukan hal yang sama. Jangan pernah saling mencampuri urusan."

Sekar tersenyum getir. "Mas Thoriq mengizinkan aku untuk melakukan hal yang aku mau kan?" Satu tetes air matanya jatuh. "Kalau begitu, jangan pernah melarang aku kalau aku memilih untuk mencintai kamu Mas."

Thoriq terkejut dengan jawaban Sekar. "Sudah saya bilang Sekar, jangan pernah mencintai saya, karena saya tidak akan pernah mencintai kamu."

"Jangan mencampuri urusan kan? Jadi, kamu gak berhak melarang aku untuk jatuh cinta sama kamu Mas. Karena itu urusanku, kalau kamu gak bisa mencintai aku, itu urusan mu. Tapi, jangan salahkan aku kalau suatu saat pada akhirnya kamu akan mencintai juga."

Berbagi SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang