part 4

110 5 5
                                    

Historia mengerjapkan matanya pelan ketika pusing mulai menyerang.
Ia menatap sekeliling kemudian mendapati sesosok gadis kini tengah menangis disampingnya.

Gadis itu terlihat melebarkan mata kemudian tersenyum lebar.
"Kak Fal Bunda udah sadar!!!"

Historia kini beralih menatap ke arah laki-laki yang sekarang tengah membawa nampan dengan tergopoh-gopoh.

Laki-laki mendekat ke arah Historia kemudian menanyakan kabar Bunda nya itu.
"Bunda udah sadar? Bunda gapapa? Mana yang sakit? Sini biar Kakak pijetin"

Historia masih bingung, namun kemudian ia tersadar kalau ia sekarang berada di masa depan. Dan wanita juga laki-laki yang ada di hadapannya ini adalah anak-anak nya.

"Emm Bunda gapapa kok nak" Ucap Historia seraya tersenyum kepada Falco, putranya.

Falco menggeleng "Bunda sih gapapa, tapi liat tuh Adek. Dari awal dia tau kalo Bunda pingsan, dia langsung nangis kejer gamau berhenti. Tuh tuh sampek merah hidungnya udah kayak badut"

Kaya manyun "Kak Falco ih ngeselin, Bunda liat tuh Kakak jahat banget sama Adek"

Historia menggeleng kan kepalanya menanggapi ucapan Kaya. Seindah ini ternyata memiliki seorang anak yang teramat sangat menyayangi dirinya sebagai ibu mereka.

"Udah udah gaboleh berantem. Sini Adek Bunda peluk biar gak nangis lagi"

Kaya mendekat kemudian merentangkan tangannya untuk memeluk Bunda nya.

"Bun!?"

"Hmm?"

"Tadi Bunda kenapa? Kok bisa sampek pingsan?"

Setelah Falco bertanya seperti itu. Ingatan Historia langsung kembali pada waktu dimana ia bertemu Levi beberapa menit yang lalu.

Flashback on

"Wah bener Mik bener. Itu mas Levi!!"

Setelah Sasha berkata seperti itu,Historia pun langsung berlari ke arah Levi kemudian memeluk tubuh laki-laki mungil itu.

Levi yang mendapati serangan tiba-tiba dari tetangga sekaligus mantannya itu pun terkejut. Begitu pula dengan Marcel yang selalu menampilkan muka datar, kini turut membelalak kan matanya lebar.

"E-eh Historia kamu ngapain?"

Historia melepaskan pelukannya pada Levi kemudian tersenyum lebar.
"Aku senang banget ternyata mas Levi ada disini juga"

Levi tambah bingung aja setelah dengar ucapan mantan nya itu. Ada disini juga maksudnya apaan? Kan mereka emang tetangga dari dulu. Ini si Historia baru nyadar apa gimana.

"Disini juga? Maksudnya apa?"

Historia pun menarik pergelangan tangan Levi untuk ia genggam

"Mas kita ini pacaran. Mas tau nggak? Kita ini ada di masa depan. Dan aku yakin kalo mas Levi suami aku kan? Terus ini juga anak kita kan mas?" Ucap Historia seraya menunjuk ke arah putra sulung Levi.

Laki-laki yang merasa ditunjuk itu pun mengerutkan keningnya bingung.

"Hah? Maksud Tante apa? Tante itu kan Bunda nya Falco, bukan bundanya Leon"

"Nggak sayang. Mas Levi! Ini anak kita kan?"

Levi menggeleng "bukan Historia, dia bukan anak kita. Tapi anak aku sama istri aku"

"Hah?"

Levi menghembuskan nafas kasar sebelum menjelaskan sesuatu yang mungkin Historia lupakan.

Janda Kembang Donde viven las historias. Descúbrelo ahora