part 3

108 6 1
                                    

"Ya Allah gini amat nasib gue,huhuuuu" Teriak Sasha setelah mereka berempat mendengar semua penjelasan dari Destino.

Sekarang mereka dalam perjalanan pulang. Mereka harus bisa menghadapi keanehan yang terjadi pada diri mereka saat ini. Dan yang terpenting, mereka harus segera menyelesaikan misi agar bisa kembali ke tempat asal mereka.

Namun ditengah perjalanan pulang, mereka bertemu dengan sosok yang amat mereka kenali, terutama Historia.

"Sasha liat deh. Itu mas Levi kan?" Tanya Historia pada Sasha untuk memastikan bahwa yang ia lihat sekarang adalah benar kekasihnya.

Sasha menelisik teliti kemudian berteriak heboh.
"Wah bener His bener. Itu mas Levi!!"

Tanpa Babibu, Historia pun langsung lari ke arah Levi kemudian memeluk tubuh laki-laki mungil itu.

Tapi dibalik semua itu, justru Mikasa sekarang merasa ada yang janggal. Pasalnya sekarang ia bisa melihat kalau Levi tidak sendirian. Melainkan bersama seseorang yang amat ia kenali dengan 2 anak remaja seumuran dengan anak-anaknya.

"Ehh Ann, lu nyadar gak. Itu si Marcel bukan sih?" Tanya Mikasa pada Annie yang notabene nya adalah mantan seorang Marcel Galliard.

Annie mendelik lebar. Bisa-bisanya ia tak menyadari akan hal itu.
"Lah si Marcel juga ada disini?"

Mikasa menggeleng kemudian mengajak Sasha dan Annie untuk mendekat ke arahnya.

"Nggak bukan Marcel sekarang masalahnya. Kalian liat gak? Mas Levi sama Marcel sekarang sama-sama berdiri di dekat cowok seusia anak-anak kita. Menurut firasat gue, kayaknya mereka itu anak-anaknya mas Levi sama si Marcel"

Sasha dan Annie terkejut menyadari akan hal itu. Mereka baru menyadari kalau sekarang Marcel dan Levi tengah berdiri bersama laki-laki remaja seusia anak-anak mereka.

"Lah berarti itu anak nya Historia dong? Kan mas Levi pacarnya Historia?"

Mikasa menggeleng "Bukan!"

"Misi kita adalah cari tau siapa mantan suami kita. Destino juga bilang, bisa saja mantan suami kita itu adalah orang yang tak terduga. Plis deh, ini masa depan. Lagian juga mas Levi sama Historia itu pacaran dari berapa tahun yang lalu. Bisa saja mereka putus terus itu anaknya mas Levi sama istrinya yang sekarang?"

Annie Sasha ngangguk

Setelah mendengar penjelasan Mikasa, mereka kemudian dikejutkan dengan Historia yang terlihat tak sadarkan diri dari kejauhan.

Pletak

"Historia!!!!!" Teriak Sasha pas liat Historia yang pingsan karena terkena pukulan sendal kayu tepat di kepalanya.

Mikasa dan Annie tak tinggal diam. Mereka pun mengikuti Sasha kemudian membantu nya untuk membangunkan Historia yang tak sadarkan diri.

Sasha menatap tajam ke arah wanita yang sudah melemparkan sendal kayu ke kepala sahabatnya.

"Woy! Tangan kosong kalo berani"

Mikasa buru-buru menahan Sasha agar cewek itu nggak kelepasan. Gak tau aja Sasha tuh bar-bar nya pake banget.

"Ya ampun, maafin istri gue ya Ann."
Ucap Levi untuk Annie yang sekarang tengah memangku kepala Historia di pangkuannya.

Annie menatap Levi "oh dia istri nya mas Levi?"

Levi mengangguk "iya Ann. Maafin Petra ya"

Dan benar apa kata Mikasa. Levi bukan Suami maupun mantan suami nya Historia. Kayaknya benar juga prediksi Mikasa,kalo mereka udah putus dari dulu.

"Yaudah mas ini bantuin bopong Historia nya juga ya. Kita bertiga mana kuat, kasihan Historia nya pingsan soalnya"

Levi tuh sebenernya tipe suami-suami takut istri. Bahkan sekarang aja dia ngelirik Perta takut-takut buat minta izin ke istrinya itu.

"Bentar aja Mah. Boleh ya?"

Petra cuman melotot

"Ampun Mah. lagian Historia kayak gini juga gara-gara Mama. Bantuin bawa doang terus ntar pulang deh janji"

Mikasa menoleh menatap Levi
"Eh eh eh enak aja cuman anterin doang. Kasih uang juga dong sekalian buat biaya berobat"

Levi mengangguk kemudian mulai mengangkat tubuh mungil Historia.

"Anterin doang ya. Jangan genit-genit ama mantan" perintah Petra pada suaminya.

Sasha mencibir. Nih nenek tua udah mukul kepala orang sembarangan, gak minta maaf, ngatur lagi. Gitu kira-kira batin Sasha buat si Petra.

"Iya Mah" jawab Levi

Annie yang ngerasa paha nya gak dibutuhin lagi pun berniat berdiri. Tapi sebelum itu terjadi, ada sebuah tangan yang kini terulur untuk nya. Dan tangan itu adalah tangan mantan nya, si Marcel.

Annie menggapai tangan itu takut-takut namun tetap menerima nya dan berdiri.

"Makasih" ucap Annie seraya tersenyum pada sang empu.

Marcel cuman mengangguk tanpa ekspresi menanggapi ucapan Annie. Membuat wanita cantik itu mencibir dalam diam.

'masih sama kayak dulu. Datar!'

Beda sama bapaknya. Cowok imut yang diketahui anaknya Marcel itu malah memberikan senyuman dan sapaan untuk Annie.

"Hallo Tante Annie! Apa kabar?"
Sapanya Ceria.

Annie awalnya kaget tapi tetap tersenyum kemudian membalas sapaan yang ditunjuk untuknya itu.

"Hallo juga ganteng. Tante Alhamdulillah baik kok"

Cowok itu ngangguk "Nanti sore Daniel mau ajak Kak Aden main, boleh gak Tan?"

Sebentar, Annie lupa kalau sekarang ia telah memiliki anak. Setelah mengingat bahwa Aden adalah salah satu dari anak nya. Ia pun mengangguk sambil tersenyum menanggapi ucapan Daniel.

"Iya sayang boleh"

Marcel hanya menatap datar interaksi antara keduanya. Kemudian ia pun mulai mengajak Daniel untuk pamit pada mantan nya itu.

"Gue pamit dulu" ucap Marcel sambil menarik tangan Daniel pergi.

Annie tersenyum menanggapi ucapan Marcel, kemudian membalas lambaian tangan dari Daniel. Setelah Marcel dan Daniel benar-benar pergi, barulah Annie menyusul kedua sahabat nya yang sudah lebih dulu meninggalkan nya.

"Huh, anaknya gemesin bapaknya ngeselin" gumam Annie ketika mengingat perlakuan Marcel beberapa menit yang lalu.











Don't forget to vote and comment✨

Janda Kembang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang