BAB 15 : EUREDIAN

10.4K 907 136
                                    

Ngga ada revisi kalau ada typo kasi tau ya
Happy reading ♥️

🍁🍁🍁

"Le-lepas Ta!" pinta Anya saat ia di dorong keluar dari mobil. Anya mendongak menatap gedung di depannya. "Akh ..." Anya memejamkan matanya saat lagi-lagi kepalanya di dorong ke depan.

Pergelangan tangan Anya perih karena terlalu kuat dicekal oleh Yunita. Anya memberontak enggan ingin masuk tetapi tiga lawan satu, tetap saja Anya terdorong masuk seberapa kuat pun Anya mencoba kabur. Baru saja Anya ingin berteriak meminta pertolongan pada satpam tetapi seakan buta satpam itu malah memalingkan wajahnya kearah lain padahal Anya melintas disampingnya.

Yunita mendekatkan wajahnya ke telinga Anya. "Liat kan gagu, ngga ada yang mau nolongin lo," bisik Yunita.

"TO-TO-TOLONG!!!!" teriak Anya sekeras mungkin tetapi tiba-tiba pipinya lagi-lagi ditampar oleh Miley. Anya meringis karena sangat sakit, air matanya tidak dapat dibendung mengalir di pipinya yang perih.

Miley mendorong Anya menaiki tangga, rupanya Anya masih menolak membuat Miley mendorong Anya sekuat tenaganya membuat Anya hampir saja terjungkal jatuh.

Rambut Anya acak-acakan, pipinya merah dan air matanya terus mengalir di pipinya. Ia sangat takut apalagi dilantai bawah yang mereka lewati banyak orang-orang sedang minum-minuman keras ditemani banyak wanita.

"Yu-yun," lirih Anya menoleh pada Yunita memohon pada Yunita agar melepaskan cekalan tangannya.

Tangannya Anya gemetar bahkan kakinya tidak ingin melangkah lagi, Anya ingin pulang ia sangat takut. Di dalam batin Anya terus menyebut nama suaminya agar menolongnya, Anya benar-benar takut.

Hingga di depan sebuah pintu kamar Yunita, Miley dan Wita tidak mendorongnya lagi. Jantung Anya berdegup kencang, samar-samar Anya mendengar suara desahan dari koridor. Anya menoleh kearah Miley dan Wita, Anya bahkan tidak bisa mengeluarkan suara saking takutnya.

"Asal lo tau, Nya." ujar Wita memulai percakapan sebelum membuka pintu melemparkan Anya pada cowok-cowok yang sangat berfantasi meniduri Anya. "Gue benci banget sama lo!"

Wita menoleh pada Anya. "Cewek kaya lo apa lebihnya sampai semua orang pengen dapetin lo? Lo bahkan ngga lebih berharga dari batu, Nya."

"Lo ngga cukup rebut pacar gue sekarang lo rebut Rama dari Salsa?" tanya Wita membuat Anya yang ketakutan semakin tidak bisa berpikir.

Anya refleks menggelengkan kepalanya cepat, menyangkal maksud dari penuturan Wita. "Ngg-ngga Wi-wita, de-de -dengerin A-anya, A-a-anya ng-ngga re-re-rebut si-si-,"

"Lo ngomong apa sih sial?" tanya Miley terkekeh.

"Tau nih gagu," sahut Yunita.

"Nanti uangnya kita bagi-bagi, Nya." ujar Miley. "Gue bakal kasi lo kok buat les ngomong, kasihan kan desahan lo gagap?"

Sakit hati, tetapi Anya tidak bisa melawan. Anya menggelengkan kepalanya dan memberontak saat Wita mendekat kearahnya. Ia menggerakkan tangannya memaksa agar Yunita melepaskan cekalan tangannya.

"Lo itu memang gatel, ya!" ujar Wita. Tangannya menarik kemeja Anya hingga seluruh kancing kemeja itu terlepas memperlihatkan tank top putih yang dikenakan Anya hal itu sontak membuat Anya menjerit terkejut.

Miley yang kepo mengintip, ia buru-buru meraih ponselnya didalam tas dan merekam.

Wita berdecih. "Dah dipegang berapa orang, hah?" tanya Wita melihat belahan dada Anya yang terlihat dari celah penyangga.

EUREDIANWhere stories live. Discover now