Part 08-TUDUHAN

357 21 6
                                    

"Awan" Arwan menoleh, perasaan hanya ibunya yang memanggil dengan panggilan itu.

Arwan terdiam, Kini Wisnu yang hilang beberapa hari muncul dengan muka pucat, "gue mau ngucapin perpisahan, gue mau pergi ke luar negeri"

"......" Arwan hanya bisa diam, ia tak bisa mengatakan sepatah katapun. Seakan akan mulutnya terkunci rapat.

"Awan, gue bener bener cinta sama Lo. Dan tau gak? Lo orang pertama yang gue cintai setelah orang tua gue" ucap Wisnu sembari menampilkan senyuman yang selama ini Arwan rindukan.

"Kalo gitu mah namanya kedua" balas Arwan.

"Maaf ya"

Tanpa Arwan sadari tubuh nya bergerak, mendekati Wisnu dan mencium bibirnya. Tak memperdulikan sekarang ia tengah berada dipinggir lapangan. Lagi pula jam segini tidak ada orang kecuali dirinya dan Wisnu.

Arwan melumat bibir Wisnu, tak lama lumatan itu di balas oleh Wisnu.

Sebuah ciuman penuh rasa cinta dari keduanya, Arwan menghentikan aksinya itu, "kenapa?, Gak enak ya?" Tanya Wisnu.

Arwan menggeleng, jika ia harus jujur rasa bibir Wisnu itu manis, sangat manis.

Wisnu tersenyum, ia mengacak ngacak rambut Arwan, "jaga diri Lo baik baik"

Menatap punggung Wisnu yang mulia menjauh, Arwan hanya bisa diam hingga punggung Wisnu menghilang di belokan.

****

Arwan mengambil tasnya, hari sudah berganti. Pukul menunjuk kan jam 6:21 dengan menguap ia berjalan menemui ibunya "pagi Bu".

"Awan udah bangun?" Arwan mengangguk, ia kembali menguap. Jujur tadi malam ia tak bisa tidur, memikirkan kejadian kemarin dimana Wisnu menemuinya di lapangan.

"Awan berangkat"

"Gak makan dulu?" Arwan menggeleng, ia tersenyum kemudian berpamitan pada ibunya.

Ia mengambil kunci motor nya, dan bergegas menuju kesekolahan.

Sesampainya, tatap semua orang langsung tertuju padanya. Tatapan jijik serta lontaran kata kata mutiara menghujani dirinya, Arwan menatap bingung kejadian itu.

Arwan terus berjalan, hingga ke empat temannya menemui dirinya tepat didepan kelasnya itu, "Wan Lo beneran ngelakuin itu?"

Alis Arwan terangkat satu mendapatkan pertanyaan dari Farel, "maksud Lo?"

"Lo harus jujur ke kita kita" kini Jeno yang berbicara, sedangkan disisi lain Fakih yang cuma berdiam diri sedangkan Dimas yang sibuk menyantap roti ditangannya.

"Lakuin apa sih?" Arwan yang tidak paham dengan kejadian itu hanya memandangi bingung teman temannya itu.

"Lo ikut gue" Fakih menarik tangan Arwan masih dengan tatapan yang tenang, dijalan Arwan terus mendapatkan banyak hinaan dan kata kata mutiara.

Dimas yang sudah kesal mendengar siswa siswi lain mengatai temannya itu akhirnya angkat bicara, "BISA DIEM GAK SI LO PADA, KEJADIAN ITU BISA AJA HOAX GOBLOK!!!"

Siswa dan siswi yang mendapatkan bentakan itu langsung terdiam, mereka mundur beberapa langkah namun sesaat setelah Dimas menyusul teman temannya yang telah berada jauh didepan beberapa orang itu kembali membicarakan Arwan.

Saking kesalnya Dimas melemparkan roti yang sisa setengah itu sembarangan, ia terus menatap tajam siswa dan siswi yang mereka lewati.

Mereka berlima berhenti di depan Mading, menampilkan beberapa foto yang menampilkan dua cowok yang bercumbu mesra dan melakukan hal tidak senonoh didepan toilet, jelas itu bukan Arwan.

OBSESSION with Arwan [BL]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt