Keluarga Tendean

187 30 10
                                    

Sip, aku tuh gatel mau publis

Seperti biasa, vote dan komennya jangan luffa💣

Happy reading💘

__________

Malam hari setelah Nova diangkut oleh Roos, seluruh keluarga Tendean tengah berkumpul di meja makan. Yang Nova lihat, di depannya ada wanita yang ia tebak adalah Eyang Mitzi. Dimasa depan dulu Nova sempat bertemu dengan beliau, hanya melihat sekilas.

Dan dimeja dengan satu kursi terdapat lelaki yang sudah pasti adalah kepala keluarga Tendean.

"Duduk saja ya nak Nova, kamu tamu kami disini." ujar Ibu Tendean, suaranya lembut, beda sekali dengan suara Mamanya yang kadang sering meneriakinya.

"Iya Tante, maaf merepotkan." ucapnya kikuk. Ah, Nova merasa malu yang amat dalam.

"Panggil Mami saja, toh kamu sudah menjadi teman Roos. Tak usah sungkan di rumah kami ya, Nak. Anggap rumah sendiri."

Nova hanya membalas dengan anggukan. Honestly, Novania ini anak introvert yang introvert nya di luar nalar manusia. Di hadapkan dengan situasi ini, membuat tubuh dan otaknya tidak sinkron.

Rasa malu, bingung, takut, dan panik tercampur menjadi satu. Tak kenal dengan orang-orang di sekitarnya, asing dengan suasananya, membuat Nova ingin menceburkan diri di dalam ember.

"Sudah lulus kuliah ya?" tanya wanita di seberang Nova, Mitzi.

"Iya Kak, habis lulus makanya langsung pulang." balas Nova canggung.

Mitzi mangut-mangut mendengarnya. "Ambil jurusan apa, Nak Nova?" kali ini giliran Ayah Tendean yang bertanya.

"Jurusan Sastra Asing, Pak." balasnya sambil tersenyum.

"Wah, iya? Berarti bisa banyak bahasa luar negeri?" ujar Ayah Tendean semangat. Terlihat nada suaranya yang tiba-tiba berubah excited.

"Enggak terlalu sih, hanya bisa 4 bahasa. Itu pun kadang masih kesulitan pada pronunciations nya." ucap Nova, berusaha merendah diri.

"Keren! Bahasa apa saja?" tanya Mitzi.

"Indonesia, Inggris, Korea, Jerman dan sedikit bahasa Mandarin."

"Wah, wanita cerdas ini! Beruntung pria yang bisa memiliki kamu, Nak." sahut Ibu Tendean.

"Nikahkan saja dengan Mas Pierre." celetuk Roos tiba-tiba, sontak orang-orang langsung menoleh padanya.

"Aneh-aneh aja njir!" batin Nova meringis.

"Nah, iya! Biar bujangan itu juga ikut menikah!" Ayah Tendean berucap heboh.

"Kamu sudah tua, jangan hiperbola seperti itu, nanti encok malas aku pijat kamu." sahut Ibu Tendean.

"Keluarga kami begini Nova, jangan kapok di sini ya." celetuk Mitzi, kalimat itu membuat Ayah Tendean melotot sebal mendengarnya.

"Kapan Pierre akan pulang, Mitz?" tanya Ibu Tendean tiba-tiba.

__________

Dia, PierreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang