Pretty Ghost || Jaemren [✓]

Pretty Ghost : 14

Sesampainya dirumah, Jaemin masih merasa merinding. Bulu kuduknya terus berdiri yang membuatnya berkali kali mengusap tengkuk.

Selama bersama dengan Rendy, Jaemin memang tidak berhenti merasa merinding, yang mana membuatnya tak nyaman dan terlihat gelisah. Rendy sampai dibuat bingung melihatnya.

"Jaemin!!" Renjun yang baru saja bermain dengan Garam menghampiri Jaemin yang baru saja pulang dan meletakkan sepatunya pada rak sepatu.

Namun langkah Renjun terhenti. Ia mundur beberapa langkah membuat Jaemin menatapnya heran.

"Kenapa?" tanya Jaemin semakin dibuat kebingungan melihat raut wajah Renjun yang tampak terkejut.

"Ja-jaemin.. ka-kamu abis pergi dari mana? kenapa sampe a-ada aura hitam yang nyelimutin kamu?"

"Hah? Maksud lo? Aura hitam apa?"

"Jaemin.. mending sekarang kamu ke gereja deh! Minta doa!"

"Apasih?" Jaemin menyerngitkan dahinya semakin tak paham.

"Cepetan Jaemin! Pergi ke gereja!" sentak Renjun, dari raut wajahnya, Renjun terlihat panik dan takut yang menjadi satu.

"Ya jelasin dulu kenapa? Lo jangan bikin gue panik!"

"Kan udah aku bilang ada aura hitam yang nyelimutin kamu! Udah deh gak usah banyak bertele-tele! Aku gabisa bantu kamu!"

"Lo bikin gue panik aja sih! Yaudah iya!"

"Eh, tadi kamu pergi sama seseorang ya?" tanya Renjun.

"Hmm."

"Siapapun orang itu, jangan pernah pergi sama dia lagi. Bahaya, dia bisa nyakitin kamu."

Saat ini pukul 2 malam, dan Jaemin baru saja menyelesaikan tugas kuliahnya. Ia meregangkan otot tubuhnya dan menguap.

"Capek banget gila." gumam Jaemin, menutup laptopnya dan beranjak dari meja belajar kemudian keluar dari kamar. Ia merasa haus dan air minum yang biasa ia letakkan dikamarnya sudah habis.

Melangkah menuju dapur, entah mengapa perasaan was-was menghampiri. Ia melirik kekanan kekiri merasa ada yang tidak beres.

"Renjun kemana? Biasanya dia disofa." Jaemin melirik kearah ruang tamu, tak ada tanda tanda Renjun disana. Karena biasanya, Renjun selalu duduk disana sambil menonton tv.

Baru saja memasuki dapur, Jaemin melihat punggung seseorang yang membelakanginya dan berdiri didepan kompor.

"Oh ternyata didapur.. Eh tapi ngapain juga Renjun kedapur, dia kan kagak bisa makan." gumam Jaemin, menyadari bahwa mungkin punggung yang ia lihat adalah Renjun.

Memilih mengabaikan, Jaemin menuju kulkas dan membukanya, mengambil minuman dingin kemudian meneguknya.

Diujung matanya, Jaemin merasa bahwa Renjun baru saja berbalik dan menatapnya. Karena memang posisi kompor tepat berada didepan kulkas.