Chapter 08

554 96 5
                                    

"Taehyung-ah... Aku minta maaf kalau aku ada salah kepadamu. Aku juga minta maaf kalau kau merasa aku menghalangi hubunganmu dengan Yoongi hyung. Tapi, Taehyung-ah. Aku sudah ikhlas melepas Yoongi hyung. Disaat aku tau kalau kau adalah orang yang Yoongi hyung cintai dan kau juga menerima cintanya, aku merasa lega. Aku lega melepaskan Yoongi hyung hanya karena itu dirimu. Aku tidak pernah berniat untuk mengusik hubungan kalian. Aku bersumpah!!!!"

"J-Jiminie, Tae juga bersumpah. Tae tidak tau apa-apa mengenai ini. Tae tidak pernah berniat untuk mencelakai Jiminie dengan menyuruh orang begini. Percaya kepada Tae!!!"

"Aku takut, Taehyung-ah. Aku takut dengan teror itu. Aku takut saat dia berusaha memperkosaku. Aku juga takut saat dia mengatakan kalau dia akan membunuhku setelah mencicipi tubuhku. Aku takut sekali!!!!"

"Tapi bukan Tae pelakunya, Jiminie."

"Eunha, untuk sementara waktu tolong bawa Taehyung pulang ke rumah kalian. Aku tidak bisa berpikir dengan tenang sekarang. Aku kecewa!!" Yoongi membalik tubuhnya membelakangi Taehyung. Matanya juga memerah menahan tangis. Dia sangat kecewa kepada Taehyung. Sungguh!!

"Oppa!!!! Kau mengusir Taehyung? Kau mengusir Taehyung disaat dia sedang—"

"Aku mohon!!! Jangan biarkan aku lepas kendali dan sampai menyakiti Taehyung di sini. Aku kecewa, Taehyung-ah. Kau... Kenapa kau melakukan ini? Akan lebih baik kau mengatakan kepadaku agar aku tidak boleh bertemu dengan Jimin lagi. Aku akan melakukannya jika kau yang meminta. Tapi bukan seperti ini caranya. Kau... Kenapa kau membuatku kecewa?"

Air mata Taehyung semakin membasahi pipinya. Dia memegang perut ratanya yang kini menyimpan buah cintanya dengan Yoongi. Tadi dia bahagia sekali mengetahui dirinya hamil. Dia sudah membayangkan bagaimana ekspresi kebahagiaan Yoongi saat dia mengatakannya nanti.

Tapi— yang terjadi malah jauh dari harapan Taehyung. Dia kehilangan Yoongi.

"Tae, aku mohon!! Beri aku waktu!"

Tanpa Yoongi tahu, Jimin menghapus air matanya dengan senyum menyeringai.










.
.
.
.
.







"Taehyung-ah."

"Apakah itu benar? Aku kehilangan bayiku? Tidak ada baby lagi di perutku? Dia menghilang? Dia meninggalkan aku??" cerca Taehyung.

"Taehyung-ah."

"ANIIII.... JANINKU MASIH ADA. DOKTER ITU BERBOHONG, EUNHA. DIA BERBOHONG. JANINKU MASIH ADA DI DALAM PERUTKU. AKU TIDAK MUNGKIN KEHILANGANNYA. DOKTER ITU BERBOHONG, EUNHA!!!!"

"Taehyung-ah, tenanglah!!!"

"ANDWE... AKU TIDAK MAU BERADA DI SINI. MEREKA MEMBUATKU KEHILANGAN BABY. MEREKA JAHAT. AKU TIDAK MAU KEHILANGAN BABY. AKU MAU DIA TETAP DI SINI. LEPASKAN AKU!!!"

Eunha dan Jaehyun terus menahan Taehyung yang berontak ingin pergi dari sana.

"Taehyung-ah, tenanglah! Aku mohon!! Keadaanmu masih lemah!"

"AKU HANYA MAU BAYIKU KEMBALI, EUNHA. AKU TIDAK MAU KEHILANGANNYA. KENAPA DIA PERGI????"

Dokter dan seorang perawat langsung masuk ke dalam sana setelah mendengar keributan. Dokter pun memberi suntikan obat bius kepada Taehyung agar dia tenang.

"Selamatkan bayiku!!!! Dia masih ada di sini. Dia tidak mungkin pergi."
















*****















SINGULARITY 2 [ KookV ]Where stories live. Discover now