Epilog

975 127 3
                                    

Penghangat ruangan menyala di sudut ruangan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Penghangat ruangan menyala di sudut ruangan. Sweater tebal dan kaus kaki yang terpasang di kedua kakinya masih membuatnya kedinginan. Walau begitu, segelas coklat panas yang uapnya mengepul dari liquid kental itu sedikit membantu.

Di sudut yang sama dengan rumah yang berbeda, Ashel kembali menatap halaman rumahnya yang diselimuti oleh salju. Ashel mendengus geli mengingat Desember tahun lalu ia menangisi orang yang sama selama 6 tahun di depan jendela rumah Febra yang berembun. Jika tau ujungnya akan bersama, mungkin dulu ia tak akan selebay itu. Singkatnya, Ashel malu.

Namun tak ada yang perlu disesali. Tuhan hanya menguji keduanya.
Apakah Ashel maupun Ardel pantas bersama dengan merindu satu sama lain. Dan jawabannya, ya! Buktinya cincin pernikahan kini tersemat di jari manis mereka.

Ardel menepati janjinya. Mereka pindah ke Jepang sebulan setelah pernikahan. Masalah Cake-shop, Ashel percayakan kepada Ibu dan Marsha yang memutuskan untuk menjadi parner bisnis. Ashel juga melanjutkan studinya dan Ardel kini bekerja di salah satu rumah sakit di Jepang, Tuhan mempermudah segalanya untuk mereka.

Dalam suatu hubungan memang tak luput dari cela. Tak jarang mereka sering berdebat hanya karena hal kecil, namun beruntung keduanya selalu menyelesaikan nya dengan saling mengalah.

Seperti kemarin malam. Ashel marah karena Ardel sengaja menarik laptopnya agar Ashel berhenti belajar agar segera pergi tidur. Bahkan pelukan Ardel sepanjang malam tak mempan membuat Ashel luluh, hingga wanita itu turun dari mobil dan pergi ke dalam bangunan kampus.

Namun lihatlah sekarang. Begitu mendengar suara mesin mobil masuk ke pekarangan rumah. Ashel rela menunda tugas kuliahnya dan meletakkan laptop di atas meja.

Ardel sudah pulang.

"Tadaima!"
(Aku pulang!)

Senyumnya makin mengembang. Buru-buru ia bangkit dan menghampiri pintu depan.

"Okaerinasai, Ardel-san!"
(Selamat datang di rumah, Ardel!)

"Okaerinasai, Ardel-san!"(Selamat datang di rumah, Ardel!)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Teras Rindu (Delshel) [End] ✔Where stories live. Discover now