Prolog

1.6K 147 1
                                    

Siluet tubuh dari balik jendela kaca yang berembun itu nampak samar terlihat dari luar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Siluet tubuh dari balik jendela kaca yang berembun itu nampak samar terlihat dari luar. Sang insan itu menatap hampa jalanan bersalju di luar sana.

Desember kali ini terasa berbeda. Berada di negara asing membuatnya sulit beradaptasi dengan udara dingin yang menusuk kulit walau penghangat ruangan menyala di pojok ruangan.

Suhu hari ini mencapai 3°C. Sangat dingin dan sepertinya akan cocok bila ia menyeduh coklat panas sambil meminumnya di depan penghangat ruangan.

Baru saja hendak melangkah menuju dapur, bunyi ringtone dari ponselnya membuat kedua tungkainya berhenti secara mendadak dan kembali untuk membawa ponsel di atas nakas.

Ternyata dari teman baiknya, Zedhiaf. Ashel akan menerima panggilan tersebut sambil melanjutkan langkahnya menuju dapur.

"Ya, halo?"

"Sudah baca e-mail yang ku kirim?"

Helaan napas keluar dari mulutnya. Ia mengangguk samar sembari menjawab, "sudah."

Suara dari seberang sana terkikik kecil. "Lo ini kenapa lesu banget? Belum makan?"

Gurauan tersebut rupanya mengundang tawa. Setelah mengambil coklat batang di dalam lemari es, Ashel segera pergi duduk di kursi pantry dan memasukkan coklat tadi ke dalam larutan susu dan coklat bubuk yang ada dipanci yang ia siapkan.

"Akhirnya setelah setengah tahun bisa ketemu lagi. Marsha kangen berat tuh."

"Ashellll, kapan pulang ke indonesia?"

Bibirnya tersungging ke atas ketika suara wanita menyapa telinganya.

"Gak tau. Masih banyak yang harus kuurus di sini."

"Kamu keterlaluan ya kalau akhir tahun nanti gak pulang. Masa mantan primadona sekolah gak ikut reuni sih?"

"Iya, Cel. Di grub berisik banget loh yang mau ikut karena pengen ketemu lo."

"Loh, grub apa? Kok aku gak tau?"

"Ih, ay! Kamu belum masukin juga Ashel ke grub?"

"Hehehe, aku lupa."

"Ih, grub apa sih?"

"Sebentar ya, Cel. Gue kasih link grubnya dulu."

Panggilan terputus. Menyisakan Ashel yang menatap layar ponselnya dengan bingung. Grup apa yang dimaksud Marsha dan Zedhiaf tadi?

Rasa penasaran nya segera tuntas ketika mendapat notifikasi pesan dari Zedhiaf. Sesuai yang dikatakannya tadi, pria itu memberi sebuah tautan untuk bergabung ke grub yang berisikan 200 lebih anggota itu.

Reuni Smansa '16

Begitu bergabung grub yang semula sepi menjadi ramai ketika mengetahui anggota yang baru masuk itu adalah Ashel.

Seperti.

"Itu Ashel kan?"

"Iya itu Ashel Kanaya kelas IPA 3!"

"Ashell apa kabar?"

"Udah lama gak ketemu Ashel. Ashel sekarang dimana?"

"Hahahaha inget gak sih dulu cowok-cowok pada rebutan buat anterin Ashel pulang?"

"Gue masih inget nunggu Ashel di depan kelasnya buat ngajak pulang bareng. Taunya dia gak masuk hari itu😅"

Dan masih banyak lagi. Semua pesan yang dikirim di grub itu membuatnya tersenyum tanpa sadar. Rasanya seperti kembali ke jaman ia masih memakai seragam putih abu-abu.

"Iya dari sekian banyak nya cowok yang ditolak Ashel cuman Ardel yang Ashel mau."

"Ardel ke mana? Ada Ashel nih!"

Begitu seseorang menyebut nama Ardel, segera ia keluar dari ruang obrolan grub. Entah kenapa nama itu masih membuatnya gugup, bahkan sejak enam tahun berlalu.

Benar kata seseorang di grub tadi. Pria yang akrab di sapa 'Ardel' itu bisa disebut pemenang dari sekian banyak siswa yang berusaha menarik perhatian Ashel semasa sekolah menengah dulu. Ah, Ashel sebenarnya malu menyebut nya sebagai pemenang. Ia merasa tidak se-'wah' itu, hanya saja orang-orang terkesan melebih-lebihkan dirinya. Padah Ashel sama seperti siswi lainnya.

Dan soal Ardel. Mungkin jika Ashel memilih pergi dari acara ulang tahun sekolah enam tahun lalu itu, ia tak akan bertemu dengan lelaki tinggi serta jaket zipper—memainkan gitar di atas panggung kala itu.

Ashel sebut hari itu sebagai momen pertamanya jatuh hati.

Ardel... apa kabarnya sekarang?

Tak sengaja membaca pup up notifikasi pesan grub yang masuk. Nomor asing yang diduga milik Ardel itu lantas membuat pipinya merona.

"Gue lagi dijalan tadi hahaha."

"Iya, Ashel pasti makin cantik sekarang."

TBC

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


TBC.

Teras Rindu (Delshel) [End] ✔Where stories live. Discover now