'Berikan perhatian dan bersikap baiklah terhadap istrimu. Dia adalah bunga yang lembut,bukan budak rumah tangga mu'
-Ali Bin Abi Thalib
Setelah acara makan siang,kini keluarga kembali kumpul di taman belakang rumah. Berasan karpet bulu yang diteparkan diatas rerumputan. Berbagai minuman dan makanan telah disediakan diatas meja bundar yang berada disamping.Bercengkrama ringan dengan para keluarga. Beda lagi untuk dua pasangan muda kita yang selalu dekat dekat. Ah lebih tepatnya,gadis muda kita yang tak mau jauh jauh dari sang suami.
"El sini,kamu ini kayak anak ayam saja ,ngindungin mulu"ucap Layla meminta Eliza mendekat padanya.
Eliza menatap mata Daren,Daren menaikan alisnya sebelah "Loh malah tatap tatapan,Husein nya juga gak akan pergi jauh,sini"
"Sana"
Eliza menghembuskan napas pelan,ia berdiri dan mendekat ke arah Layla "Ada apa bi?"
Layla tersenyum "Gak ada apa"
Layla mengulum bibirnya melihat raut wajah Eliza yang terlihat kesal,gadis itu hendak berdiri kembali ke posisi awal,yaitu duduk bersebelahan dengan Daren. Tetapi,lengannya ditarik dan ia ksmbali duduk.
"Udah,disini aja"cegah Layla.
"Husfft,aku mau ambil minum bi"
"Aisyah!"panggil Layla pada putrinya yang bermain lari larian dengan kedua ponakannya. Aisyah mendekat.
"Kenapa ummah?"
"Tolong ambilkan bibi El,minum"
"Kok Aisyah? Memangnya bibi El kenapa ummah?"
Layla mengedipkan matanya kepada Aisyah,beruntung gadis kecil itu paham "Oke ummah! Bibi El,tunggu sebentar ya. Aisyah ambilkan minum"
Shafi dan Zainab mendekat "El,umi mau minta tolong boleh?"
El yang tadinya murung kini bersemangat,ia mengangguk cepat "Tolong kamu ke dalam,dan ambilkan umi dan nenek salad di lemari pendingin."
"Oh kalo tidak,bawa saja semua. Siapa tau ada yang mau salad buah"
"Oke umi! Tunggu sebentar ya,El ambilkan"
Eliza berdiri dengan cepat,lega rasanya jika sudah berjauhan dengan Layla. Daren yang melihat Eliza beranjak ikut berdiri "Mau kemana Sein?"tanya Huda melihat putrannya berdiri.
"Kemana lagi kak,kalo bukan nyusul istrinya ke dapur hahaha!"sahut Layla seraya tertawa puas menggoda keponakannya.
Daren mendelik malas "Mau ke kamar mandi!"kesalnya pada sang bibi yang tidak mau berhenti tertawa sebelum diberhentikan oleh teguran sang suami.
Daren terkekeh pelan,ia beranjak dari belakang rumah dan masuk kedalam rumah menuju kamar mandi. Didapur,ia melihat Eliza yang memakan salad buah sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Husein Darendra
General FictionHusein Darendra Al-Manaf harus menikahi seorang gadis pendiam yang ternyata menghanyutkan dalam keterdiamannya itu. Mampukah Daren mengubah sikap gadis yang akan menjadi istrinya kelak? "Jadi pacar gue!" "Ooohhh,ternyata muka adem lo gak menunjukan...