Hehe ini aku

49 0 0
                                    

Aku yang terlalu lama larut dalam kenangan bersama orang di masa lalu, tak pernah terfikir untuk mencari atau menggantikannya. Tiba-tiba orang itu datang entah darimana dan untuk apa, aku hanya yakin jika tak seharusnya berlarut dalam sebuah kenangan yang menyakitkan.
"Kamu cantik, jangan hancur gara-gara masa lalumu!."
Kalimat yang keluar dari mulut Kike saat aku sedang dalam proses bangkit waktu itu. Bersama beberapa temanku di ruang ini, kami seperti memikirkan hal yang sama. Iya kalian benar kami berfikir tentang siapa Alumni yang satu itu. Dan juga sepertinya bukan hanya aku yang mengaguminya, aku bisa merasakan jika teman-temanku juga kagum dengannya.
"Ini ruang panitia?"Tanya kak Dinda dari dekat pintu.
"Iya kak." kami yang di dalam menjawab dengan sedikit melihat ke arah luar ruangan berharap ada alumni itu di luar. Dewi Keberuntungan belum berpihak padaku, dia belum juga kembali menampakkan parasnya. Hanya ada tiga alumni laki-laki disana. Ditengah rasa penasaran ku dimana keberadaan Orang itu, ada satu alumni yang berjalan ke arahku, Dia kak Nansi.
"Aku Nansi. Nama kamu siapa?"

Astaga, aku lupa. Kita belum berkenalan, sudah banyak bercerita tapi belum memperkenalkan diri. Maaf maaf, Oke jadi ini aku! Aku salah satu panitia di acara ini, lebih tepatnya sebagai sekretaris di acara ini. Aku Cewek kelas akhir di sekolah ini. Cantik, Pintar, Baik , dan Bisa diandalkan, Itu yang mereka katakan tentang aku. Namaku Airia Inasaty Raeca, kalian boleh panggil aku Inasa saja biar lebih akrab.

Sedikit aku jelaskan sekalian, sekarang aku sedang dalam kegiatan pertamaku setelah menjabat sebagai Sekretaris OSIS, ini adalah kegiatan Kemah Bakti OSIS, di kegiatan ini pula aku bertemu dengannya seseorang yang aku ceritakan diawal tadi, yang sampai sekarang aku belum juga tahu siapa namanya. Aku sangat suka sastra dan puisi puisi romantis jadi jangan heran jika di dalam tulisanku ini banyak mengandung unsur puitis hehe. Sepertinya itu sudah cukup untuk tau bagaimana diriku, lebih lengkapnya bisa kalian temukan aku di tulisan ini.

"Aku Inasaty, kakak boleh panggil Inasa saja."
"Okedeh Inasa, habis ini udah tau kegiatannya apa?"
"Sudah kak, habis ini akan ada sesi pengisian materi di kelas."
"Yang ngisi materi? sudah ada?"
"Sudah kak, nanti yang ngisi dari panitia."
"Oke kalo udah siap semua langsung panggil saya di kantor guru!."
"Siap kak."
Ku lanjutkan siang ini diantarkan oleh perasaan riang, dengan berbekal sayup-sayup suaranya yang masih melekat sangat erat di pikiranku. Kembali berkumpul di bawah langit yang perlahan berubah warna. Siang yang berkesan ini perlahan tergantikan Indah rona Senja yang mulai muncul dengan jingganya. Pikirku untuk sekedar melihatnya lagi seperti bukan hal yang sulit, aku tau aku akan lebih sering melihatnya mulai sekarang. Kurasa senyumku senyum seorang Inasa yang dulu mulai terlihat lagi di wajahku. Sebab akibat, disebabkan oleh seseorang itu yang berakibat cukup besar di beberapa waktuku tadi.

Ku iringi indah senja dengan memulai materi yang sudah ku persiapan dengan teman-temanku sebelumnya, sedikit sulit karena timku mendapat bagian materi yang belum sepenuhnya kami kuasani. Aku agak kecewa, saat harapku tak bersambut. Waktu ku panggil kak Nansi di kantor guru, hanya ada empat Kakak Alumni didalam. Iya tanpa adanya orang itu. mungkin angan Layang-layang ini masih terlalu jauh, jika berangan ingin terlihat oleh Bintang di malam hari yang gelap aku harus lebih dari sekedar layang-layang, mungkin aku bisa jadi Meteor saja agar bisa terlihat jelas olehnya.

Aku tak berani bertanya kemana dia kenapa sampai sekarang belum juga kembali, atau mungkin tak akan kembali lagi. Sial aku sedih saat otak ini berfikiran seperti itu. Tak menguasai materi juga jadi masalah bagiku dan timku, dibagi jadi empat kelompok, aku merasa beruntung bisa dibantu oleh kak Nansi. Lagi-lagi bukan Dia, ingin rasanya hati memilih Orang itu saja.
"Kamu nggak fokus, kenapa?."
"Nggak papa kak, cuma penasaran aja tadi kan alumni ada lima kenapa sekarang cuma empat?"
"Ooh gara-gara itu kamu nggak fokus?"
"Hehe"
"Dia lagi jenguk temennya di Rumahsakit, paling sebentar lagi dateng."
Lega rasa telingaku mendengar kabar jika dia akan datang lagi, lebih lagi ternyata dia juga teman yang baik, sampai rela jenguk temennya padahal lagi ada acara masih bisa sempetin waktu. Tak berhenti aku dibuat kagum oleh sikapnya, Baik, Perhatian, Ramah. Baru itu yang bisa aku tau tentang bintang terangku.

*****

Sampai Sempurna Jingga Senja hari ini, tanpa adanya sosok dia yang tak juga bisa kutemui, Kurasa Senja ini akan lebih Sempurna jika bintangku juga disini. Mungkin memang selayaknya bintang dia akan datang saat malam tiba.

Ekor senja mulai nampak, jingga yang indah perlahan hilang diganti gelap langit mendung. Diujung senja saat suara suci lantunan adzan kala itu, dia datang. Seseorang yang sudah lama aku tunggu, alumni terakhir yang belum ku tahu namanya. Mengusir mendung diganti dengan sejuk angin waktu maghrib, seakan Tuhan sedang memperlihatkan ciptaannya yang indah, Dia kembali datang dengan cahayanya. Nyanyian surau di ujung senja membuka malam dengan sangat indah, ditambah Dia yang seakan menyempurnakan ruang kosongan yang lama tanpa penghuni.
"Itu yang kamu tunggin dari tadi."
"Hehe iya kak."
Kak Nansi yang sedari tadi ternyata memperhatikanku, sepertinya Kak Nansi tau jika risauku dari tadi adalah karena dia.

Ketika kau menemukan sesuatu yang berarti, kau akan berubah untuk sesuatu itu, meski kau sedang terpejam. Rampung dengan kewajibanku, berjalan dengan yang lain, juga beberapa Alumni. Dia berjalan berlawanan menuju surau, tanpa kata dia hanya menganggukan kepala saat berpapasan dengan kami di tengah lapangan. Di depan pintu malam, dari mendung yang mengapa, didalam ruang dibalik jendela. Sendirian dia disana, khusyuk diantara do'a do'a nya, aku merasa sangat tenang melihat dia di sana.
"Hayoo, Fokus banget liatinnya." Kak Dinda dari belakang mengagetkanku dengan sapanya.
"Ehh... engga kak, cuma lagi liatin cuaca aja."
"Ngga papa, udah biasa kok kakak liat orang kaya kamu."
"Maksudnya kak?"
"Orang yang diem diem kagum sama dia."
"Mmm... keliatan banget ya kak?"
"Keliatan dong, yang lain juga iya kan, tu liat temenmu di depan semua, liatnya ke arah mushola, masa iya mereka ngeliatin keran air hehehe."
"Hehe iya si kak, tapi nggak papa kan kak kalo misal mengagumi dia?"
"Nggak papa dong, cuma perlu sabar aja, dia orangnya nggak peka dan kadang suka ngga peduli sekitar."
"Ooh, hehe lucu ya. Oiya kak Nama dia siapa kak?
"Nanti Kamu tanya sendiri aja, hehe."
Aku tersenyum saat kak Dinda sedikit menjelaskan tentang dia. Aku makin penasaran sebenarnya orang seperti apa dia itu.

Angin dingin yang kian kencang. Di jam 06.23 Khawatir dengan cuaca yang tak bersahabat, bintang tak terlihat menghiasi langit malam ini. Dalam hayal aku bicara, jika hujan harus turun maka segeralah turun, lebih cepat kau turun aku harap lebih cepat pula kau berhenti. Aku takut jika malam ini Api Unggun tak bisa berkobar.

Abjad Setelah "X"Where stories live. Discover now