Third : {Farellio Jonathan Jeres}

258 7 0
                                    

Third : {Farellio Jonathan Jeres}

Aurellin'sPOV

"Relinnn tungguin jahat amat elah"

Astaga lupa kak Bara.

Aku pun berhenti secara sepihak. Derap langkah kak Bara yang tadinya menggebu nggebu sekarang mulai nggak terdengar mungkin sebentar lagi-

Bruakk

Kan, apa yang aku pikirin jadi kenyataan. Ah kak Bara mah, pake nabrak nabrak segala.

Dengan Tergesa aku membantu kak Bara mengumpulkan dokumen dokumen kelas yang berterbangan kesana kemari.

"Kamu kalo berhenti jangan suka ndadak lagi dong dek" ucap kak Bara tanpa melihat ke arahku.

"Iya iyaa maaf, lah aku kaget waktu kak Bara Triak - Triak tadi. Yaa jadinya reflek aku berhenti." Ucapku dengan nyengir penuh dosa.

Tap tap tap tap.

Aku merasakan ada orang yang berjalan mendekat kearahku Dan Kak Bara. Dia berjalan mendekat lalu menunduk Dan berjongkok. Kurasa dia benar benar berniat untuk membantuku Dan Kak Bara.

Aku mendongak sedikit untuk melihat dia- maksudku orang yang membantuku dan Kak Bara mengumpulkan dokumen dokumen terkutuk ini.

Dia. Dia. Yang biasanya duduk di bawah pohon sama Fiony.

Dia, yang tak ku ketahui itu menyodorkan dokumen yang tadi berterbangan kemana mana gara gara kak Bara Nabrak aku.

"Ma-maka-Makasih" ucapku tulus. begoo, pake gak lancer ngomong!

Yang kulihat setelah dia membantu mengumpulkan Dan Menyodorkan dokumen ini dia berjalan menuju koridor kelas mungkin aku fikir dia akan menuju ke Ruang Guru atau kalo enggak ambil buku di Loker.

Tapi kalo ambil buku nggak mungkin lah. Kan ini baru hari pertama masuk sekolah.

Aku segera berdiri dari posisi Jongkokku.

"Namamu siapa?" Teriakku. Padanya

Dia masih setia merangkul Fiony. Dan tanpa berbalik dia berkata "Farel".

"Makasih ya Rel" ucapku tulus lalu melambaikan tanganku padanya.

Tanpa repot repot berbalik arah dia hanya mengacungkan tangannya. seakan akan dia mengucapkan kata kata Sip tapi hanya lewat isyarat Tangan.

Farel gak bisu kan?

Namanya Farel. Namanya Farel. Namanya Farel.

"Woi dekk bengong mele" ucap Kak Bara.

"hehe maaf maaf" ucapku lalu nyengir lagi.

"Kenapa nanya Namanya?" Tanya kak Bara bingung dia menaikkan sebelah alisnya.

"Ngakpapa. Hehe cuma mau bilang makasih udah bantuin kita" ucapku lalu menaikkan bahuku acuh,

"Ayok kak"

Kak Bara hanya ber-ohria Dan kembali fokus kepada setumpukan dokumen yang aku berikan padanya.

"Tapi dek, ngomong ngomong dia kan tetangga kita. Kenapa juga kamu nanya namanya?"

Ah masa dia tetanggaku? Tapi kok aku nggak pernah lihat ya.

"Deeeekk mikirin apaan sih? Kok bengong mulu dari tadi" ucapnya lalu mengacak rambutku seperti biasa.

Aku hanya geleng geleng kayak pak raden Yang ada di rumah Nenek.

Kami terus berjalan sampai masuk ke kelas kami lagi.

Im Yours (On Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang