kesepuluh

12.5K 965 3
                                    

Bertahun-tahun bersama tanpa pertengkaran adalah sebuah kebohongan bodoh. Karena pada kenyataannya semakin kau dekat dengan seseorang, intensitas pertengkaranmu akan semakin meningkat.
Mereka pernah bertengkar -sering malah. Mulai dari pertengkeran ringan tiga kali sehari, hingga saling menjauhi beberapa hari.

Naruto ingat pertengkaran paling hebat mereka terjadi musim gugur tahun lalu. Ia lupa penyebab pertengkaran itu terjadi, tapi ia masih mengingat jelas betapa hancurnya apartement mereka. Sofa yang terbalik, meja dengan kaki yang patah, pecahan-pecahan gelas dan piring yang berserakan di mana-mana, lemari dengan isi yang berhamburan. Sasuke bahkan nyaris pelempari televisi layar datar di hadapannya jika saja pemuda itu tidak ingat mereka berhemat selama empat bulan untuk membeli benda itu.

Naruto ingat mereka saling mengumpat dengan kata-kata terkasar yang mereka ketahui sampai pada akhirnya Sasuke mengatakan ia tak ingin melihatnya lagi, menyesal pernah mengenalnya. Ia kaget tentu saja. Mereka sama-sama tersulut amarah saat itu. Naruto membalas umpatan Sasuke dengan sama kerasnya, namun teriakannya terhenti dipertengahan ketika ia merasa sesuatu yang hangat mengalir dari hidungnya.
Seberapa keras pun perkelahian mereka, ia dan Sasuke tidak pernah benar-benar berkelahi -dalam artian adu jontos. Jadi darah yang kini jatuh ke lantai ruang tamu hancur mereka bukan di sebabkan luka pukulan. Naruto menunduk dan menutup hidungnya ketika ia mendengar derap langkah kaki dengan terburu-buru menghampirinya. Ia dapat mendengar Sasuke berteriak di telinganya, menanyakan apa yang terjadi tapi dengungan aneh di kepalanya membuat ia merasa pusing dan kakinya terasa seperti jelly. Ia ingin menjawab pertanyaan Sasuke namun lidahnya kelu, sehingga yang dapat ia lakukan hanyalah bersandar pada pundak sang sahabat.

Naruto selalu ingin tertawa ketika ia mengingat kembali Sasuke yang berteriak seperti orang gila di telefon tentang temannya yang sakit. Sasuke tidak pernah berhenti mengajaknya bicara, mengatakan bahwa ia berbohong ketika mengatakan tak ingin melihat Naruto lagi dan memohon agar dia baik-baik saja selama perjalanan menuju rumah sakit. Saat itu Naruto merasa ia adalah manusia paling jahat di dunia. Ia berharap waktu berhenti, berhenti ketika Sasuke memeluknya dengan erat, ketika ia dapat mencium bau sang sahabat dari perpotongan leher Sasuke.
.
.
.
Naruto tidak memiliki orang tua, ataupun sanak saudara. Jadi mati di pelukan Sasuke terdengar tidak buruk.

Our story *sasunaru yaoi*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang