ke sembilan

12.1K 966 5
                                    

Mereka melewati sore dengan bermalas-malasan di tempat tidur. Bermain game, makan snack, tidur, lalu kembali bermain game. Begitu terus. Meraka bahkan memesan makanan cepat saji ketika makan malam tiba untuk kemudian meninggalkan piring-piring kotor di lantai kamar mereka. Banyak sampah yang berceceran. Di selimut, di lantai. Tapi tak satupun dari mereka yang peduli.

Naruto tertidur tepat jam 3 dinihari. Setelah ia dan Sasuke mengalami beberapa kali tidur ayam, rasa kantuk mengalahkan semuannya. Sasuke masih bermain game dan sampah masih berceceran, tapi Naruto tidak peduli. Ia mengantuk. Dan lelah.
.
.
.
.
Ia terbangun jam satu siang keesokan harinya. Naruto mendapati kamar mereka bersih seperti sediakala, tidak ada sampah, dengan angin yang berhembus dari jendela yang terbuka. Sasuke yang membersihkannya.
Matanya merah, hidungnya mampet dan tenggorokannya kering.

Gaara memberitahukan kebenarannya kemarin malam. Tepat 15 menit sebelum Naruto benar-benar tertidur.
Tentang Sasuke yang berkelahi dengan Kyuubi, tentang Sasuke yang membawanya ke UKS, tentang Sasuke yang memohon pada Gaara untuk menemaninya.
.
.
Dan tentang Sasuke yang mendapat skorsing.

Malam itu Naruto memeluk Sasuke dengan erat. Awalnya hanya air mata yang turun, membasahi pipinya dan baju Sasuke. Tapi ketika sebuah tangan mengelus bahunya dan pelukan yang semakin mengerat. Naruto tidak bisa untuk tidak terisak.
Naruto merasa jahat, ia menganggap Sasukelah yang pergi darinya. Namun kenyatannya Narutolah yang menjauh. Mengambil jarak di antara mereka. Karena ia takut Sasuke akan meninggalkannya, ia takun pada hal yang semu. Ia tak mau Sasuke pergi.
.
.
Di sisa hidupnya yang pendek Naruto siap kehilangan segalanya, segalanya kecuali Sasuke.

Our story *sasunaru yaoi*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang