#3. Happiness

3.3K 132 13
                                    


Kok ceritanya kaya gini?
Kenapa langsung ke masa remaja anaknya sih?

Mengantisipasi pertanyaan seperti itu, sebenarnya aku mulai cerita langsung ke masa remaja karena ada alasan, pertama kalo aku buat saat Dazero kecil takutnya alur dan konfliknya nanti ga nyambung dan yang kedua, aku bingung kalo di mulai dari masa Dazero kecil.

Maaf sekali lagi kalo dari kalian kurang suka dengan cerita ini, kalian boleh meninggalkan cerita ini, karena ini cerita aku, karya aku, mau bagaimana alur ceritanya aku yang menentukan, aku hanya meminta saran  dan kritikan dari kalian.

Maaf kalo ketikan aku di atas kurang sopan atau menyinggung, love u buat kalian💗

3. Happiness

Hal yang membuat Dazero senang adalah bisa melihat wanita yang ia cintai tersenyum dan tertawa bahagia, senyuman itu membuat Dazero tenang dan nyaman

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hal yang membuat Dazero senang adalah bisa melihat wanita yang ia cintai tersenyum dan tertawa bahagia, senyuman itu membuat Dazero tenang dan nyaman. Remaja itu menghampiri sosok yang beberapa hari ini pergi ke luar kota karena ada urusan penting.

"Ibukk."

Dazero memeluk sosok yang di panggil ibu. Wanita itu tersenyum dan membalas pelukan sang anak, sama seperti Dazero wanita itu amat sangat merindukan anak-anaknya terutama Dazero.

"Kangen ibu."

"Ibu juga kangen, oh iya ibu bawa pie susu kesukaan kamu, sebentar ibu ambil dulu." Selagi menunggu sang ibu yang mengambil pie susu Dazero memilih duduk di meja makan dengan tangan yang mengambil buah anggur yang selalu tersedia di sana.

"Ini, kamu sudah bertemu dengan ayah kamu?"

"Loh kan papah beberapa hari ini bersama ibu?"

"Bukan Ayah Arsen."

Dazero langsung mengerti siapa yang di bicarakan oleh ibunya, lelaki yang Dazero benci sedari kecil. Dazero menggeleng dan melanjutkan makannya.

"Lain kali kita pergi ke Bali bersama, ibu tadinya ngga mau pulang tapi ibu harus pulang karena punya anak yang cerewet banget." Wanita itu sengaja mengalihkan topik pembicaraan karena mengerti jika anaknya tidak ingin membahas tentang itu.

"Kak Nathan memang cerewet ibu."

"Yang ibu maksud itu kamu, kamu selalu tanya ibu kapan pulang?"

"Karena Zero kangen ibukk." Dazero mencium pipi ibunya dan izin untuk pergi ke kamar.

"Zera."

Wanita itu menyeritkan dahinya tidak biasanya suaminya itu memanggil nama, Zera hanya bingung saja selama menikah lelaki itu tidak pernah memanggil dirinya dengan nama.

"Apa Arsen?"

"Kok panggil nama?"

"Kamu yang duluan."

DAZERO  [Bad Husband 2]Where stories live. Discover now