17 (Rate 17+)

485 93 26
                                    


###

Saat itu hari sabtu, Aleena baru selesai bekerja jam setengah tujuh malam karena memang banyak yang perlu di urus. Perempuan itu sama sekali tidak terkejut saat melihat mobil BMW putih milik suaminya terparkir di depan kantor.

"Titip motor ya, Mas!" Aleena berseru pada satpam kantor yang bertugas malam itu.

Saat masuk ke dalam mobil, Aleena melihat Jerry sedang bermain ponsel.
"Kenapa mendadak ibu pengin kita ke sana? Ada acara?" Aleena bertanya sambil memasang sabuk pengaman.

"Mas Jeremy pulang," sahut Jerry sambil tersenyum lebar. "Kamu belum kenalan sama dia, kan?"

Ah, jadi kakak iparnya baru saja kembali dari luar negeri, batin Aleena. Perempuan itu mengangguk, agak penasaran pada sosok kakak Jerry yang hanya pernah dia dengar ceritanya.

"Mampir boleh? Aku pengin beli alpukat kocok sama tahu bulat dulu. Laper!" Kata Aleena sebelum Jerry menyalakan mesin mobil.

"Kamu nggak lupa kan, kalau pernah sakit karena infeksi bakteri?" Tanya Jerry dengan nada skiptis. Aleena langsung cemberut mengenali tanda-tanda dia tidak boleh jajan sembarangan lagi. "Nanti aja, kita mampir sekalian beli makanan buat orang rumah!"

###

Kakak laki-laki Jerry lebih tinggi beberapa centimeter dari adiknya. Dengan perawakan yang gemar bicara dan wajah tidak kalah ganteng, Mas Jeremy membuat Aleena mati kutu di kalimat pertama yang lelaki itu keluarkan.

"Loh? Bukan Greesa?" Tanyanya, menatap Aleena dengan mata melotot kaget. Aleena tidak bisa melakukan apapun selain tersenyum kaku, sementara Jerry melepaskan rangkulan kakaknya dengan cara memukul perut lelaki itu.

"Makanya, kalau di telpon diangkat! Minimal email yang numpuk itu ada yang di baca!" Omel Jerry kesal.

"Sorry, orang sibuk," kata Jeremy, meringis. "Sorry ya, Al. Salam kenal juga hehehe..."

"Hehe, iya, Mas," sahut Aleena.

Saat Mas Jeremy masuk ke dalam rumah, Jerry yang sudah cukup mengenal Aleena pun mengusik perempuan itu dengan mencubit kedua pipinya. Dengan jengkel Aleena menampar lengan lelaki itu.

"Sakit!" Desis Aleena, membuat Jerry tersenyum. Menurut lelaki itu, lebih baik Aleena menunjukkan emosi yang sebenarnya daripada harus menutupi dengan seulas senyum.

Kepulangan Jeremy disambut hangat oleh seluruh anggota keluarga. Ibu bahkan masak banyak makanan enak untuk makan malam. Sayang, Aleena tidak sempat membantu beliau memasak karena pekerjaannya.

Sepanjang malam diisi dengan saling bertukar cerita oleh ketiga lelaki di rumah. Ibu dan Aleena hanya sesekali menimpali jika harus, selain itu mereka membereskan dapur dan meja makan.

"Kamu masih sibuk, Al?" Ibu bertanya saat Aleena mencuci piring.

"Hehe, iya Bu. Ini tadi abis dari kantor langsung ke sini. Maaf nggak bantuin masak-masak," sahut Aleena.

"Tenang aja, ibu nggak masak banyak kok!" Kata beliau, menenangkan. "Ngomong-ngomong, malam ini kalian nginep di sini aja nggak apa-apa, kan? Besok minggu libur, kan? Udah lama anak-anak ibu nggak kumpul bareng. Nggak apa-apa, ya?"

Kalau ibu mertuanya sudah bilang begitu, memang Aleena harus bicara apa lagi?

"Iya, bu. Nggak apa-apa," kata perempuan itu sambil meringis. Aleena benar-benar tidak masalah kalau memang harus menginap di tempat mertuanya, tapi masalahnya adalah dia sama sekali tidak membawa baju ganti!

###

"Harusnya kamu ajak Aleena ke Swiss pas honeymoon, jadi kami bisa kenalan langsung!" Jeremy mencemooh saat mereka dan ayah mereka mengobrol bertiga.

SemicolonsWhere stories live. Discover now