4. Kucing dan Sate Ayam

13 11 18
                                    

Lova's note;

Ditunggu feedbacknyaaa! Enjoyy <3


























Selama tiga bulan ini, gue sukses menjadi bahan pembicaraan kampus karena kedekatan gue dengan Jeffrian. Gimana nggak? Diantar balik ke kost hampir setiap hari, makan bareng, curi-curi kesempatan buat flirting di kantin, sampai "ngedate" dengan Dirga atau Naura sebagai nyamuk di tengah-tengah kita.

Chat yang terjadi antara kita berdua cukup intens, walaupun nggak segitunya banget karena kita berdua sama-sama sibuk. Yang menjadi hal baru bagi gue adalah Jeffrian dan jokes bapak-bapaknya. Gue mau ketawa aja kadang mikir dulu!

Tapi Jeffrian nyatanya memang cowok yang menyenangkan. Di balik semua keabsurdannya dan cibiran orang-orang tiap kita jalan berdua, Jeffrian ternyata orang yang penyabar dan sangat mengayomi gue. Untuk gue yang minim pengalaman dalam hal cinta-cintaan ini, perhatian dari seorang Jeffrian yang notabene udah gue taksir dari jaman batu pastinya bikin gue salting setengah mati.

Semua love language dia borong, men!

Gue cuma bisa geleng-geleng dalem hati aja. Ini kalo sampe gue cuma dijadiin bahan dare doang kayak di sinetron-sinetron kayaknya gue bakal berubah jadi Godzilla.

Sejauh ini, Jeffrian benar-benar berusaha menutup kedua telinga gue dari segala perkataan orang-orang tentang kedekatan kita berdua. Bahkan menurut gue, dia cenderung nggak peduli sama keadaan di sekitar kita.

Contohnya seperti sore ini.

Itu cowok masih nungguin gue buat rapat divisi padahal kelas dia udah kelar dari dua jam yang lalu. Bahkan gue barusan melihat salah satu kating yang menyapa Jeffrian melempar tatapan sinis ke arah gue begitu tau Jeffrian cuma nungguin gue selesai rapat.

"Udah?" Jeffrian bangkit dari duduknya, dan gue mengangguk. Cowok itu seketika memegang perutnya sendiri "laper." Katanya sambil mencebikkan bibir. Duh, jangan lucu-lucu kenapa sih?

"Ya udah ayo makan dulu," gue melangkahkan kaki mengajak Jeffrian menuju kantin "daripada nanti lo makan dryfood jatah streetfeeding nanti?"

Jeffrian tertawa lepas, sebelum akhirnya menggaet lengan dan menarik gue untuk berjalan lebih cepat lagi.

Ya, rencananya memang kita berdua hari ini mau melaksanakan wacana streetfeeding yang udah muncul beberapa minggu yang lalu. Kebetulan karena stok dryfood gue di kost habis, mau nggak mau kita harus menunggu lagi karena gue pesan online. Lagipula, kita berdua masih sama-sama sibuk rapat dan kuliah.

Tapi akhirnya sore ini wacana itu bukan lagi sekadar rencana. Kita berdua pergi ke danau di samping kampus yang sore ini kelihatan cantiiikk banget dan mendukung buat piknik sebenernya. Tapi tujuan kita ya streetfeeding, sih.

Gue dan Jeffrian meninggalkan ransel kita berdua di mobil dan mulai menggerak-gerakkan botol plastik berisi dryfood yang kita bawa. Berusaha menarik kucing-kucing yang lagi asik bersantai ataupun bersembunyi di semak-semak. Satu persatu kucing mendatangi gue dan Jeffrian, dan kita berdua pun mengeluarkan dua buah mangkok untuk tempat makan kucing-kucing itu.

Biarlah mereka rebutan, besok-besok harus belajar sharing ya meng.

Jeffrian pun mengajak gue untuk duduk di atas rumput. Kondisi danau sore itu sepi, mungkin karena mendekati minggu ujian dan banyak yang memilih buat pergi belajar ke perpus atau café daripada nyantai di danau.

"Lo pernah ke sini?"

Jeffrian menyeruput kopinya sambil menatap danau yang memantulkan cahaya kuning matahari.

Best Part | Jung JaehyunOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz