Kalimat Sakral -01

1K 40 2
                                    

'Saya terima nikah dan kawinnya Eliza Syaquena Permatasari binti Ahmad Anam dengan mas kawin tersebut di bayar tunai!'

.

.

.

.

.

S

eorang lelaki yang bahkan belum genap 18 tahun sudah mengucapkan kalimat sakral yang diinginkan oleh semua orang yang sudah saatnya menempuh jenjang pernikahan. Suasana sepi dihadiri beberapa orang dan orang penting untuk dijadikan saksi sebuah pernikahan.

Tanpa adanya seorang mempelai pengantin wanita,pernikahan ini terjadi tanpa sepengetahuan gadis dengan nama yang telah disebutkan dalam ijab oleh seorang lelaki tampan.

Diusianya yang belum genap 18 tahun sudah menjadi seorang suami yang bahkan ia sendiri tak sangka akan secepat ini menikah, Husein Darendra Al-Manaf telah membuktikan ia bisa menikah dalam usia yang cukup muda.

Tentu saja ini pernikahan tanpa pesetujuan negara,pernikahan ini hanya diakui oleh agama. Dan disaat usia keduanya telah matang,maka akan didaftarkan ke Negara.

"Nah Daren,sekarang kamu sudah menjadi suami Eliza,tolong dijaga baik baik ya"

Daren hanya mengangguk,sejujurnya mentalnya belum siap untuk menerima semua ini,namun apalah daya ia yang tak bisa menolak pernikahan ini.

Anam sang ayah dari istri Daren tersenyum hangat,dan memberi pelukan pada menantu muda nya ini "Daren,tolong bimbing Eliza ya,ayah percayakan bahwa Eliza bisa berubah atas berkat kamu,ayah sangat percaya akan hal itu"

"Daren coba yah"

Huda sang ayah dari mempelai lelaki ikut tersenyum,ia mengenggam tangan putranya yang sudah membesar ini. Ditatapnya dalam mata sang putra yang terlihat datar dan dingin,ia tau putranya belum menima pernikahan ini. Bahkan sempat ada penolakan dari sang putra atas pernikahan ini.

Daren seorang lelaki berwajah datar dan bersikap dingin dan cuek,seorang most wanted disekolah terbaik dikotanya. Ia harus menelan pahit pahit kenyataannya ,kehidupannya berubah. Serta ia memiliki tanggung jawab besar dipunggungnya.

Menjadi suami Eliza?

Eliza gadis pendiam?

Namun,diam diam menghanyutkan!

Tentu saja Daren tau,karena sebelum ia menerima pernikahan ini ia mencari semua tentang calon istrinya. Rahangnya mengeras kala tau calon istrinya sering sekali mendatangi club malam.

Daren terpaksa menerima pernikahan ini atas dorongan ibunya,jika ibu nya tidak memaksa menginginkan Eliza sebagai menantunya,mana mungkin ia mau menerima gadis pendiam tetapi menghanyutkan seperti Eliza!.

Daren melepas jas ditubuhnya,ia berjalan keliar rumah menuju tempat angkrimgannya bersama teman temannya. Demi melaksanakan pernikahan ini,Daren izin tidak bersekolah.

"Eliza"gumamnya.

Daren menaiki motornya meninggalkan pekarangan rumahnya yang satu persatu orang keluar,sedangkan didalam sana. Para orangtua tersenyum bahagia dengan pernikahan ini.

"Semoga Daren bisa mengubah sikap Eliza"ucap Anam

"Semoga saja,saya juga berharap pernikahan mereka tidak akan ada kata perpisahan,semoga Daren mampu membimbing Eliza"sahut Huda.

Husein DarendraWhere stories live. Discover now