Bab 2

15 1 0
                                    

"Hapus air matamu." Nada ketus itu membuat Sera terperanjat hingga ia mengeratkan genggamannya pada gaun putih yang baru saja wanita tiga puluh tahunan di depannya berikan. Jantungnya berdebar karena gelisah. Belum juga reda kemarahan sutradara Jung yang mengomelinya karena ia datang terlambat, sekarang ia harus menghadapi asisten sutradara yang terkenal ketus dan bicara seenaknya di kalangan para pemeran pendukung yang belum terlalu terkenal seperti Sera.

Rasa takut membuat Sera makin menundukkan wajah, tangan kirinya yang bebas dan berada di sisi tubuh mengepal hingga Sera bisa merasakan basah lantaran keringat yang tiba-tiba menyerang.

Tatapan tajam Kim Jung Su jatuh kembali pada Sera. "Ganti pakaianmu sekarang. Cepatlah! Sutradara bisa memarahiku lagi kalau kau lama, Lasera-ssi! Tolong pakai otakmu untuk bisa professional bekerja, eoh!"

Tak mau memperpanjang masalah lebih banyak, Sera mengangguk cepat. "Ne, gamdong-nim [2]." jawabnya lemah.

Jung Su berkacak pinggang dan mendesah keras. Tatapannya jelas menusuk saat menatap Sera kembali. "Kalau mau jadi aktris, seharusnya kau belajar disiplin! Bukannya telat sampai empat jam! Lagipula, manajer agensimu itu bodoh atau kau yang sudah diberitahu berkali-kali tapi tetap saja tidak bisa professional, sih? Sudah kukatakan bahwa jadwal syutingmu dipercepat jadi jam satu siang! Kau malah seenaknya datang di jam lima! Memangnya kau siapa sampai membuat aktor dan aktris utama kami menunggu hanya gara-gara tidak ada pengganti untuk peranmu kali ini?"

"Jwesonghamnida." Sera membungkuk cepat sampai tiga kali. Punggungnya yang pagi tadi luka karena tertimpa papan kayu runtuh di studio agensi—ketika ia diminta bantuan untuk memasang lampu ruangan yang mati—terasa sakit lagi, sampai Sera meringis samar. Namun, sekuat tenaga ia berusaha tidak menunjukkan kelemahan.

"Jeongmal jwesonghamnida!" ujarnya lagi. Suara Sera bergetar ketika mengucapkan kalimat berikutnya, "Ini murni kesalahan saya. Saya tidak mendengarkan baik-baik pentintah manajer agensi kami, padahal...," Sera menelan ludah. Meski sudah terbiasa berbohong, tetap saja rasa nyaman itu masih bersenggama di hatinya, membuat dadanya sesak. Selalu.

Tapi, Sera tidak punya pilihan jika dirinya masih ingin diterima di agensinya sekarang.

"Maafkan saya, gamdong-nim! Saya akan memperbaiki sikap!" ucap Sera mantap, menekan perih akibat tatapan keji yang Kim Jung Su berikan.

Jika perlu, mulai sekarang Sera akan tidur di lokasi demi menunggui jadwal syutingnya tiba. Ia tidak ingin para aktor, aktris, dan juga tim kru kesusahan hanya karena dirinya. Cukup hari ini, manajer agensi yang bertanggung jawab padanya tidak memberitahu perubahan jadwal untuk Sera sama sekali.

Sera yang penuh semangat datang ke lokasi syuting hari ini—setelah yakin bahwa ia sudah menghafal seluruh dialog dengan sangat baik—terkejut setengah mati ketika sutradara memarahinya di hadapan semua orang. Bahkan, suara menggelegar sutradara dan tindakannya yang melempar kertas naskah ke wajah Sera masih melekat perih diingatan Sera sekarang.

Walau pengunjung Magnolia Café tidak melihat kejadian memalukan itu berkat syuting The Ivory Love berlangsung di rooftop—wilayah yang disewa dan hanya anggota kru drama yang diperkenankan masuk—tapi perhatian semua kru jatuh padanya. Ada yang memandang kasihan, ada pula yang jelas-jelas menggerutu dan ikut memusuhi Sera usai sutradara pergi untuk mendinginkan kepala dengan se-cup kopi yang baru saja diantarkan asisten sutradara.

"Cepat ganti kostummu!" hardikan Kim Jung Su menyentak lamunan Sera. "Jangan sampai kau salah dialog juga saat take nanti! Cepatlah!"

"Ne! Saya akan ganti pakaian dengan cepat! Terima kasih sudah memaafkanku, Gamdong-nim!" Usai membungkuk sekali lagi, tidak peduli perihnya rasa sakit di bagian punggung yang terasa kembali, Sera tersenyum lebar pada Kim Jung Su sebelum berlalu pergi menuju kamar mandi untuk berganti pakaian. Hari ini ia harus memerankan tokoh Lee Min Ji yang merupakan masa lalu dari tokoh utama pria. Dari enam belas episode, adegannya hanya dua sampai tiga kali pengambilan gambar. Tapi, hal itu sudah membuatnya senang karena setelah satu tahun tidak berpartisipasi dalam drama, akhrinya ada sutradara yang bersedia merekrutnya sebagai salah satu pemeran. Meski sampingan, tapi Sera tak akan menyerah untuk menggapai mimpinya menyentuh langit.

Langit di mana ratusan kamera menyorotinya, decakan kagum orang-orang memuji aktingnya, Sera tahu ia harus bertahan hingga hari itu tiba. Karena, hanya ini yang bisa ia lakukan untuk tetap bisa mengirimkan biaya bulanan untuk keluarganya di Indonesia. Meski lulus dari universitas seni akting terkenal di Seoul dengan beasiswa dari Indonesia, nyatanya tak menjadi jaminan untuk bisa mendapatkan peran di industi akting Korea Selatan.

Bukan hanya masalah sponsor, kadang bakat yang berkualitas sekali pun bisa tertutupi hanya karena salah memilih agensi. Dan, Sera adalah salah satu dari sekian orang bodoh itu.

"LEE KA RANG!"

Sera yang berjalan buru-buru, meringis sakit kala bahunya tak sengaja bertubrukan dengan tubuh seorang pria tinggi yang tampak sedang menghindari wanita di belakangnya.

"SIALAN KAU, BRENGSEK!" Teriakan wanita berlipstick merah muda itu terdengar lagi sampai mengundang perhatian orang-orang di sekitar. Sera yang sempat beradu pandang dengan pria yang kini mendengus kesal itu, tak mampu berkedip untuk beberapa detik karena mengagumi paras wajah dari makhluk bertubuh tegap dengan setelan coat cokelat dan kemeja putih di hadapannya.

Sungguh, reaksi tubuh Sera hanyalah reaksi alamiah seorang manusia ketika melihat sesuatu yang indah. Dilihat dari aspek fisik mana pun, lelaki itu memiliki semua ciri fisik yang Sera puja dalam mencari kriteria pasangan. Tapi, pemikiran itu tidak sepenuhnya berguna. Hanya ilusi yang jelas tidak ingin Sera sematkan di benaknya.

Karena, detik di mana lelaki itu berjalan pergi tanpa meminta maaf pada Sera sama sekali ... Sera mengetahui satu hal. Satu fakta bahwa orang-orang yang memiliki penampilan seperti lelaki bernama Lee Ka Rang itu, hidup di dunia yang tak akan pernah mampu untuk Sera tembus. Karena, orang-orang seperti Sera memiliki dunia lain yang tingkatnya berada di bawah dunia lelaki tadi.

Dan bagi Sera, dunia kecilnya cukup untuk sekadar bertahan hidup.

::: To Be Continued :::

[1] Galleria Department Store : Department store kelas atas Korea Selatan, berisi banyak toserba dengan barang-barang berkualitas tinggi dan bermerek. Terletak di Apgujeong Rodeo Street, salah satu jalan perbelanjaan paling mewah di Seoul.

[2] Gamdong-nim atau PD-nim : Sutradara atau kameramen sekaligus sutradara. PD-nim biasanya digunakan untuk menyebut sutradara program acara, berita, atau iklan.

Hai finito le parti pubblicate.

⏰ Ultimo aggiornamento: Jul 31, 2023 ⏰

Aggiungi questa storia alla tua Biblioteca per ricevere una notifica quando verrà pubblicata la prossima parte!

SEQUOIADove le storie prendono vita. Scoprilo ora