5: Spiritualist

1.1K 235 20
                                    

Elvard akhirnya meraih kebebasannya semenjak punggungnya rebah di kamar penginapan. Tidak peduli berapa tahun berlalu, Elvard masih tidak kunjung terbiasa memiliki pengikut di sekitarnya. Dia tak nyaman berada di bawah pengawasan setiap waktu meski hal itu ditujukan untuk kebaikannya.

Fyodor mendapatkan kamar tepat di samping kamarnya sedang Istvan mengambil kamar di depan. Elvard membutuhkan usaha untuk menolak tawaran perlindungan di kamar, menurutnya itu berlebihan dan melanggar privasinya. Dia harus menekankan ketidaksenangannya baru dua pendampingnya berkenan memberinya ruang sendiri. Pun, tatapan penuh tanya yang dilayangkan Istvan padanya juga membuatnya kian tak nyaman.

Untungnya, Istvan sangat mirip Vermont dalam menahan diri ikut campur masalah pribadi tuannya. Kendati begitu, pelayan muda tersebut tetap tidak bisa menyembunyikan segala keingintahuan yang menggerogoti. Siratan tatapannya seakan ingin membelah isi kepala Elvard. Perasaan diawasi menjadi sangat menyesakkan bagi sang bangsawan muda.

Sikapnya membuat Elvard cukup terbebani.

Di sisi lain, Fyodor sama sekali tidak terlihat peduli. Dia tak menampakkan ketertarikan tentang bagaimana seorang tuan muda yang selalu mendekam di dalam rumah memiliki pengetahuan serta kemampuan yang patut dipertanyakan.

Fyodor hanya bertanya pada Elvard, "Apakah ada kemungkinan Anda akan terluka?"

Elvard tentunya menjawab, "Mana mungkin."

Fyodor menerima jawabannya dengan anggukan sebelum membawa langkah pamit beristirahat, menyisakan keheranan dalam benak tuan yang dilayaninya.

Sampai sekarang, Elvard masih kesulitan memahami temperamen serta isi kepala Fyodor. Sejauh ini, Fyodor tidak banyak memberikan protes dan bahkan menerima semua penjelasan Elvard mentah-mentah tanpa pertanyaan balik atau banyak keraguan seperti halnya Istvan. Apa pun alasan anak itu, Elvard yakin ibunya tidak akan mengirim seorang ksatria yang akan merugikannya.

Bertahun-tahun dalam pengasingan di kehidupan lampu, Elvard tidak membuang waktunya dalam kesia-siaan. Dia dilempar ke dunia magis, akan aneh jika dia tidak merasa tertarik untuk mempelajari bagaimana kekuatan di dunia ini bekerja.

Kesadarannya akan tubuh lemah protagonis yang tak memiliki bakat mana membuat Lee Yeoreum melewati opsi belajar sihir maupun aura. Dia mencari pilihan lain, sesuatu yang mungkin mampu dikuasainya. Berbagai bahan bacaan serta riset pribadi membawa Lee Yeoreum mengatensikan kemampuan spiritualist.

Berbeda dengan ksatria maupun penyihir, spiritualist tidak menggunakan mana atau membuat circle dalam jantung mereka, para spiritualist berpegang teguh pada kekuatan jiwa. Ini adalah jenis kekuatan yang tidak akan bisa dikembangkan dan dasarnya datang dari bakat bawaan yang mengiringi kelahiran seseorang, sebab jiwa manusia dipercaya lahir dari sentuhan tangan Dewa Pencipta.

Seseorang yang tidak diberkahi oleh Dewa, tidak akan pernah mampu menyentuh ranah roh.

Diketahui luas bahwa orang-orang berkemampuan spiritualist memiliki satu kesamaan pada diri mereka: kualitas jiwa mereka memekarkan sifat yang baik.

Sedang Roh adalah eksistensi paling misterius. Mereka mampu membaca hati terdalam seorang manusia, mampu memilah siapa sosok yang pantas bagi mereka untuk menjalin kontrak. Roh konon ada untuk membantu Dewa mengatur dunia oleh sebab itu para spiritualist disebut juga sebagai orang-orang terpilih. Di mana pun langkah mereka memijak, tiap-tiap orang akan membuka tangan menyambut keagungan mereka.

Dalam novel The King's Shadow yang dibaca Lee Yeoreum, dia tidak menemukan eksistensi spiritualist dibahas secara detail. Satu-satunya bagian membahas tentang seorang spiritualist tak lebih ketika protagonis terdesak di bawah kejaran musuh dan berakhir ditolong oleh pemilik toko potpourri langganannya. Siapa yang menyangka pria buta itu rupanya seorang spiritualist?

[BL] The King's Nightmare (Original Story)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon