Gempa mengerti kalau blaze sangat sangat menginginkan peran orang tua dalam hidupnya, ia ingin marah dan mengatakan semuanya pada blaze kalau Tiara, Ali dan Reverse bukanlah keluarga mereka. Namun mengatakan semuanya hanya akan memperburuk keadaan, apa blaze bisa menerima kenyataan itu?

"Blaze maafkan aku ya, aku tak bermaksud memisahkan kita dari orang tua. Tapi, aku tak suka kalau kau terluka" ujar gempa

Blaze terdiam, bukannya kesal atau bagaimana tetapi blaze mencoba tetap terjaga. Kepalanya sakit, pandangannya terus mengabur, tubuhnya sudah basah dengan keringat dingin

"Blaze? Kau baik baik saja?"

"A-Aku... "

Bruukk..

"BLAZE!!"

.

.

.

.

Gempa pov..

Air mataku tak bisa tertahan, lagi lagi seperti ini. Aku kira aku sudah membebaskan blaze dari neraka itu. Tapi ternyata aku tak merubah apapun, kak hali, kak taufan aku harus bagaimana?

Blaze terbaring di rumah sakit lagi, kenapa adikku harus mengalami hal seperti ini?

Kejadian di sekolah cukup menjadi yang terburuk untukku, aku hanya bisa melihat blaze menerima semua tuduhan itu dan tak bisa melakukan apapun. Aku sangat buruk..

Gempa pov end..

Blaze terlalu memaksakan diri sampai akhirnya harus di opname dirumah sakit. Fisik blaze yang lemah membuatnya tak bisa melakukan kegiatan yang sangat melelahkan.

Gempa terduduk lesu didepan hospital bed adiknya. Ia mencolek colek tangan blaze berharap sang adik cepat bangun, padahal tadi siang ia masih memarahi gempa karena terlalu banyak belanja dan sekarang ia malah terbaring seperti ini.

Disisi lain, di jepang

"Taufan konyol! Aku bilang air hangat bukan air panas!!" marah hali kesal

Taufan kelabakan, ternyata ia melakukan kesalahan. Paman mereka yang sedang ada urusan jadi tidak bisa dimintai tolong, hali terus marah marah karena panik melihat ice mimisan sejak tadi dan masih belum berhenti.

"Ice, tahan dulu tisunya jangan dulu dilepas... "

"Sakit kak" rengek ice dengan suara parau menahan tangisan

"Ah iya ice tahan ya sebentar, TAUFAN!! WOYY KAU MENGAMBIL AIR DIMANA SIH??!!" Teriak hali

Flashback
Beberapa saat yang lalu, Taufan tengah menonton TV dan hali baru saja selsai mandi. Mereka masih santai karena ice juga tidur disofa dekat Taufan. Namun tiba tiba saja ice terduduk sambil menangis, Taufan awalnya menenangkan ice karena mengira ice bermimpi buruk.

"Ice, kau bermimpi buruk lagi?"

"Sa-kit.. "

Ice terus menutup mulutnya dengan tangan, Taufan heran dengan apa yang terjadi kepada ice. Hali yang mendengar tangisan ice ikut melihat

"Ada apa?"

"Ice, lepaskan tanganmu dulu sebentar"

Taufan menarik pelan tangan ice. Begitu tangannya di lepas, Taufan dan hali langsung menatap horor ketika darah langsung mengalir deras dari hidung ice.

"KAK HALI AMBIL TISU!!"

"DIMANA?!"

"DI DEKAT LEMARI!!"

"AHH TIDAK ADA TAUFAN!!"

"ITU DISANA PAYAH!! DIDEPANMU KAKK!!!"

"ISH!! BERISIK TAUFAN!!"

"BERSIHKAN DARAHNYA, AKU AMBIL AIR DULU"

"AIR HANGAT OY!"

"IYAA!!"

Flashback off..

Dan akhirnya mereka menjadi panik. Ice merasa sesak karena hidungnya terus berdarah.

"Kak, aku tak bisa bernapas.. Sesak, kepalaku pusing"

"paman kapan sih kembali,ini sudah malan... Apa kita ke rumah sakit saja?"

"Sini bersihkan dulu darahnya"

"Taufan, aku bawa ice kerumah sakit ya.. Kau jaga rumah, nanti kalau paman pulang katakan kalau ice sakit lagi"

Taufan langsung mengangguk, ice perlahan menangis, nafasnya semakin sesak. Hali bingung harus melakukan apa, setiap kali ice sakit secara tiba tiba pamannya selalu membantunya dan sekarang pamannya tidak ada.

"Kak, darahnya masih belum berhenti"

"Iya taufan, ice ayo kita ke rumah sakit saja.. Ambil jaketmu, aku akan menyiapkan mobil dulu"








Bersambung....

What I Wrong?  ||BoBoiBoy Blaze🔥||Where stories live. Discover now