my mission

84 5 1
                                    

"berita hari ini, ada 2 mayat ditemukan pada gang sempit yang ada di blok mawar dan blok raflesia Arnoldi, mayat mayat tersebut ditemukan dengan ke adaan yang mengenaskan." Ucap sang reporternya.

Ace hanya duduk di kasur menonton berita hari ini. "Kasus pembunuh? Bukankah selama ini saat catline bersamaku tak pernah terdengar lagi kasus pembunuhan, dan saat ia hilang... Aku yakin dia pelakunya, aku harus memeriksa gang sempit malam ini," ucap Alvino menatap yakin pada berita di televisi.

Namun pertanyaan nya, gang mana yang akan ia kunjungi? Gang di sana sangatlah banyak.

Bukankah terlalu cepat jika mencari tahu sekarang? Lebih baik menunggu berita besok agar tau bagaimana pola pembunuhannya.

Menurut polanya, si pembunuh membunuh ke kanan dengan luka yang memiliki kesamaan.

Blok raflesia Arnoldi berada di kanan blok mawar dan kesamaan nya adalah orang yang tewas di blok mawar kehilangan mata sebelah kirinya sedangkan yang ada di blok raflesia Arnoldi kehilangan mata kiri.

Artinya blok ke kanan adalah blok anggrek, tapi blok itu sangat ramai penduduk. Apakah ia akan menuju blok sebelah kiri yang lebih sepi? Tapi di blok itu hanya di akses dengan orang orang penting saja.

Alvino semakin penasaran dengan gadis nya yang setiap hari semakin membuatnya bertanya tanya tentang kepribadian nya.

Ia mematikan tv itu dan menutup semua gorden kamarnya, menurunkan suhu AC, mematikan lampu kamarnya yang menyala hanyalah lampu tidur nya, menarik selimut dan tidur.

Ia lelah terus berpikir keras selama ini, terlebih lagi kini ia sudah kehilangan gadis kecil kesayangannya. Rasanya ingin memeluk gadis itu saja sekarang.

🎭🎭🎭🎭

"Yang benar saja, aku sangat bosan sekarang," ucap seorang gadis di dekat gang sempit. Ia duduk di bangku yang ada di dekat sana.

Gadis itu menoleh ke kanan ke kiri, memperhatikan sekitar nya. Tiba tiba ada seorang gadis kecil yang berjalan menuju ke arahnya. Anak kecil itu menyodorkan sebuah permen rasa coklat pada gadis itu.

"Kakak, sendilian ini pelmen buat kakak bial kita jadi teman," ucap anak kecil yang berusia sekitar 3 sampai 4 tahun.

Gadis itu tersenyum dan mengangkat tubuh anak kecil itu ke pangkuan nya. "Nama kamu siapa cantik?" Tanya gadis itu.

"Itu nama aku kak, kakak kok bisa tau?" Tanya anak kecil itu.

"Nama kamu cantik ya?" Tanya gadis itu lagi dan cantik pun mengangguk. Yaa emang cantik sih ni bocil.

"Cantik kok sendirian, ini udah mau malam loh," ucap gadis itu.

"Cantikk!!! Nak!!" Teriak seorang ibu memanggil nama cantik.

Cantik segera turun dari pangkuan gadis itu dan melambaikan tangannya. "Dada kakak!!" Teriaknya lalu pergi menghampiri ibunya.

Gadis itu memperhatikan ibu itu, lalu ia tersenyum.

🎭🎭🎭🎭

"Dikabarkan seorang ibu dan anak perempuan nya tewas dengan luka yang sama seperti korban sebelum nya, di duga korban di bunuh oleh orang yang sama. Korban di temukan di gang sempit yang berada berdekatan dengan blok sebelumnya. Polisi menduga bahwa sang pembunuh adalah seorang dokter gila dikarenakan, potongan yang di buat oleh sang pembunuh sangat rapih dan sulit untuk di ketahui, bahkan hingga sekarang polisi belum tahu siapa pembunuh itu. Apakah ia laki laki? Ataukah perempuan? Belum ada yang tahu pasti. Itu dia berita hari ini...." Alvino mematikan tv nya dan ia berfikir sejenak.


Korban sebelumnya berada di blok raflesia dan blok mawar sedangkan kali ini berada di gang sempit dari kedua blok itu.

Pertama di temukan adalah di blok mawar dan di susul oleh blok yang berada di sebelah kirinya yaitu blok raflesia Arnoldi. Sedangkan kali ini, berada di sebuah gang sempit dan itu berada di sebelah kanan blok mawar.

Ini menjadi semakin rumit saja. "Apakah aku harus menunggu lagi?"  Tanya Alvino bingung. Ia tak yakin dengan dugaan nya. Tempat pembunuhan yang di lakukan oleh sang pembunuh sedikit sulit untuk di tebak olehnya.

"Pembunuhnya pasti sangat pintar dan tau persis tentang bagian bagian tubuh manusia, apakah dia sepintar itu? Apakah dia dokter bedah? Arghh semakin sulit saja aku menemukan dirimu," ucap Alvino sembari mengacak acak rambutnya dan menatap foto catline yang terpajang rapi dikamar nya.

Matanya menatap sendu foto itu, foto yang ia ambil bersama catline saat mereka bermain bersama di taman mansion ini. "Apakah kau membenciku, hingga kau enggan kembali padaku?" Ucap nya lirih, disertai dengan tetesan air mata. Matanya yang merah dan dirinya yang acak acakan, bisa dipastikan seberapa sedih rasa yang ia rasakan karena separuh jiwanya hilang entah kemana.

"Nanti malam aku harus pergi ke sana, di antara 3 gang itu, aku yakin nanti malam ia akan kembali lagi," ucap Alvino. Ia mulai menyiapkan baju dan beberapa senjata untuk melindungi nya dan juga "kekasihnya?" itu.


















Namun disisi lain, para polisi pun merencanakan hal sama dengan Alvino. Apakah mereka akan selamat? Atau mereka berdua akan membusuk di dalam penjara itu, selamanya?




Jangan lupa vote

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 07, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Princess  psycopayh Vs Mafia BossWhere stories live. Discover now