Lima

659 88 24
                                    

Asalkan Kau Bahagia.

Fargio Hildan (Giyo) POV.

"Heh denger ya Ca!! lo gak usah bikin anak orang nagis segala cuman karna pengen nyamperin gue!!" Ucap Dika kesal.

Rasanya aku ingin langsung menghajarnya. Tidak bisakah dia membedakan mana orang yang mencintainya dengan tulus dan mana yang berpura-pura??!

Aku tau Caca pasti ingin menangis, dia memang gadis yang terlihat ceria tapi didalam dia gadis yang sangat rapuh.

Caca menatap dika sendu, Aku ingin sekali memeluknya dan menenangkannya tapi yang bisa ku lakukan hanya menggenggam tangannya, mencoba membuatnya tenang walaupun aku sendiri tidak tenang.

"Tapi dia duluan dik, emang kenapa kalau aku nyamperin kamu? emang salah??" Ucap Caca dengan suara bergetar.

"JELAS SALAH KARNA GUE GAK MAU LO DEKET-DEKET GUE!!" Bentak Dika sambil menatap Caca tajam. Ku lihat kearah Caca Air matanya sudah mengalir.

Oke Cukup!!, Dari pada aku menghajar Dika dan itu akan membuat masalah baru lebih baik ku seret Caca pergi.

Kutarik Caca keluar dari lingkaran murid yang menonton. Dia mengikutiku sambil terisak.

Aku berhenti di taman sekolah yang sepi.

Aku membalikan tubuhku menghadap Caca. Dia menunduk dengan bahu yang masih bergetar aku tau dia masih menangis.

Aku menariknya duduk di bangku taman, dia masih tertunduk sambil menangis dalam diam.

"Nangis aja yang kenceng gapapa disini sepi kok," Ucapku pelan.

Caca bersandar di bahu ku lalu menanggis sejadi-jadinya. dadaku nyeri mendengar tangisan pilunya. Mana bisa dia bertahan selama ini? satu tahun lebih dia menyukai seseorang yang bahkan menganggapnya hanya seorang pengganggu.

Aku balas mengusap puncak kepalanya lalu mencoba memberikan kata-kata yang menenangkan.

Hingga akhirnya tangisan nya makin kencang.

"Berhenti Ca," Ucapku pelan.

Dia masih terus menangis.

"Dia gak pantes dapet air mata lo, berhenti suka sama dia. berenti suka sama orang yang bahkan nganggep lo itu pengganggu."

Caca menyembunyikan wajahnya makin dalam di bahuku dan tangisannya semakin jadi.

"Satu tahun setengah itu lebih dari cukup Ca, jadi jangan pernah ngejar dia lagi." Pintaku setengah memohon.

Caca mengangkat wajahnya lalu menatapku sendu.

"Gak bisa Yo," Jawabnya pelan lalu menunduk.

"Bisa! gua bakal bantu lo. Berhenti buat nyakitin hati lo cendiri Ca," Ucapku meyakinkannya.

"Lo gak ngerti Yo."

"Bagian apa yang ga gue ngerti? Waktu dia bentak-bentak lo dan terus bilang lo cewek aneh?"

"Gue bukan cuman suka sama dia, tapi gue Cinta!"

"Ayo lah Ca, mungkin aja itu cuma cinta monyet kan?"

"Gue juga bingung, kenapa semua perlakuan buruknya gak buat gua ngejauh barang semeter pun. Kalau lo tanya apa gue sakit hati? jawabannya IYA GUE SELALU SAKIT HATI," Caca mulai menangis lagi kini, "... tapi gue juga gak bisa jauh dari dia Yo, karena gue ngerasain sakit hati dan bahagia diwaktu yang bersamaan."

"Bahkan gue amat sangat bahagia dideket dia Yo,"

Aku memeluknya erat, "Apa lo bener-bener bahagia sama Dika?" Tanyaku lagi.

Monster PinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang