secret

12 3 0
                                    

Move On¡☆

Dua sejoli yang sedang dimabuk asmara itu bergandengan tangan menuju gerbang sekolah. Junkyu mengeratkan genggamannya pada Jeena, senyumnya selalu semakin melebar.

Sampai mereka masuk ke dalam sekolah, Jeena buru-buru melepas genggaman tangan Junkyu dan sedikit menjauh. Membuat Junkyu mengernyit heran dengan perlakuan itu.

"Jeena-ya.." suara itu, suara Hyein. Yang kini sedang menghampiri Jeena dan Junkyu.

"Cie duaan aja nih," goda Hyein sambil menaik-turunkan alisnya.

"Sirik aja lo," pandangan Jeena terarah pada Junkyu, menyuruh Junkyu untuk pergi ke kelas lebih dulu. Karena ada Hyein yang menempelinya.

Junkyu sedikit cemberut lalu terpaksa tersenyum dan mengangguk. "Gue duluan ya," ucap Junkyu pada Jeena dan Hyein.

"Dahh," Hyein melambaikan tangan pada Junkyu dan Jeena hanya tersenyum.

Bukan tanpa alasan Jeena menyuruh Junkyu lebih dulu ke kelas, tapi karena Jeena tidak ingin ketahuan memiliki hubungan khusus dengan Junkyu. Padahal jika Hyein tau, itu sangat membuatnya senang. Karena kapal yang selama ini ia tumpangi mulai berlayar.

Hyein mengernyit heran lalu menatap Jeena. "Shh.. gue agak aneh deh, muka lo kok kisut gitu pas Junkyu pergi. Apa jangan-jangan.."

tak

"Gausah aneh-aneh pikiran lo!" sinis Jeena setelah menjitak kepala Hyein lalu berjalan cepat mendahului Hyein.

"Yaelah Na, baru juga digituin lo udah sensi aja. Jangan bilang bener lagi ada apa-apa sama lo berdua," Hyein mengoceh sambil menyusul Jeena yang berjalan di depannya.

Sebenarnya Hyein sudah merasa kalau Jeena memiliki hubungan dengan Junkyu mengingat ciuman mereka berdua saat sedang piknik bersama.

"Diem gak lo! gue gak ada apa-apa ya, dasar mon-"

"Nyet," lanjut Hyein saat Jeena tidak melanjuti ucapannya.

•🐨•

Saat pulang sekolah, Jeena menunggu Junkyu datang ke kelasnya. Tetapi Junkyu tidak kunjung datang, membuat Jeena sedikit bosan menunggu.

"Oi, ngapain lo belum pulang?" tanya Jaehyuk sambil menepuk pundak Jeena.

"Ngagetin lo! udah gitu kepo lagi."

Jaehyuk berdecak sebal lalu duduk di sebelah Jeena. "Lo nunggu seseorang kan, dan orang yang lo tungguin itu Junkyu."

"Sok tau lo!" sungut Jeena dengan wajah yang sudah masam sedari tadi karena menunggu Junkyu.

"Sok tau apanya, gue tau kali lo berdua sering pulang bareng belakangan ini. Jadi lo pasti lagi nunggu Junkyu, udah deh gak usah ngelak lagi."

"Ck. Emang iya, terus kenapa?"

"Junkyu udah keluar dari kelasnya dari tadi, mending lo pulang sama gue aja, udah mau hujan juga," ucap Jaehyuk lalu melirik sedikit ke luar jendela, dimana langit sudah sangat gelap.

"Gak perlu, gue bisa pulang sendiri. Makasih tawaran lo."

"Beneran lo gakpapa?" tanya Jaehyuk memastikan.

Jeena mengangguk dan tersenyum tipis. Setelah itu Jaehyuk pergi pulang duluan, Jeena membuka ponselnya dan mengecek apakah Junkyu mengirimkannya pesan, tapi ternyata tidak.

Jeena cemberut dan menghela nafas berat, lalu berjalan menuju lobi sekolah.

Namun, sebelum sampai dilobi sekolah, Jeena melihat ada Junkyu yang sedang berbicara dengan gadis yang tampak lebih pendek dari dirinya.

Karena penasaran, Jeena mendekat dibalik tembok dan berusaha menguping apa yang dibicarakan Junkyu dengan gadis itu.

"Kenapa kak Junkyu gak bisa nerima aku? kasih aku alasan biar aku bisa nerima kenyataan kalo kak Junkyu gak ada rasa sama aku," gadis itu mulai menangis saat bicara pada Junkyu.

Jeena melihat wajah Junkyu yang panik saat gadis yang ia ketahui adalah adik kelasnya itu mulai menangis.

"Tenang dulu ya, jangan nangis, gue punya alasan yang mungkin bakal lo tau nanti. Gue juga gak bermaksud nolak karena lo ada kekurangan."

Jeena berbalik badan dan bersandar di tembok, ia melirik jam di ponselnya lalu memilih pulang saja karena moodnya sudah tidak enak.

Move On¡☆

🦋: hai para readers, jangan lupa untuk vote dan commentnya ya.

[Sudah revisi]✔

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 04 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Move OnWhere stories live. Discover now