berangkat bareng

24 10 0
                                    

Move on¡☆

Jeena, gadis itu baru saja sembuh dari sakitnya. Hari ini ia akan berangkat bersama Asahi, rumah laki-laki itu searah dengan rumah Jeena.

Drrttt drrttt

Ponsel Jeena bergetar, ia berhenti mengikat tali sepatunya lalu mengangkat telpon tersebut.

"Halo? lo udah di depan Sa?"

"Sorry banget, Na. Gue gak bisa jemput lo di rumah, soalnya gue sama Mama mau buka toko kue dulu, sorry ya.."

"Gapapa sih, yauda gue berangkat sendiri aja."

"Eh.. lo gak berangkat sendiri, tadi gue nyuruh Junkyu sekalian jemput lo di rumah soalnya rumah dia juga searah sama lo."

"Lo ngapain nyuruh orang lain, ngerepotin dia entarnya."

"Gak kok, Junkyu baik. Dah ya, gue tutup telponnya."

"O-oke, dah."

Bip

Sambungan terputus, Jeena menghela nafas panjang. Sebelum akhirnya kembali melanjutkan mengikat tali sepatunya sambil bersenandung.

Setelah selesai, Jeena melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 06.30. Dengan cepat ia meraih tasnya dan keluar dari rumah, ia memutuskan untuk menunggu Junkyu di luar saja.

Namun ternyata Junkyu sudah berada di depan rumah Jeena. Laki-laki itu tersenyum sambil melambaikan tangan ke arah Jeena.

Jeena tersenyum canggung. "Lo udah nunggu lama? sorry ya," ucap Jeena.

"Nggak lama, ini juga baru nyampe."

Jeena mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia memperhatikan Junkyu yang menyodorkan helm ungu untuknya.

"Ini helm kakak gue, dipake."

Jeena menerima helm itu dan mulai memakainya. "Dah, gue naik ya?" tanya Jeena hanya untuk memberi aba-aba terhadap Junkyu.

"Iya, motor gue tinggi, sini pegangan, gue bantu."

Dengan ragu Jeena memegang tangan hangat Junkyu lalu mulai naik ke motor laki-laki itu. Motornya benar-benar tinggi, membuat rok Jeena yang pendek itu tersingkap sedikit.

Tanpa Jeena sadari, Junkyu membuka almet miliknya. "Tutupin pake ini, kalo udah bilang."

Peka sekali, pikir Jeena. Gadis itu menutupi pahanya yang terekspos menggunakan almet milik Junkyu.

"Udah," ucap Jeena.

Junkyu hanya mengangguk, lalu mulai mengedarai motornya dengan kecepatan rata-rata.

•🐨•

Jeena turun dari motor Junkyu, dibantu dengan tangan Junkyu lagi. Laki-laki itu benar-benar memperlakukan Jeena dengan baik seperti yang Asahi bilang.

Setelah Jeena turun dari motor laki-laki itu, kini giliran Junkyu yang turun dan membuka helm fullface-nya.

"Makasih Kyu, gue jadi hemat uang," ucap Jeena yang diakhiri dengan kekehan gadis itu.

Junkyu tersenyum. "Gue bisa bantu lo hemat uang setiap hari kok, antar-jemput kemana pun bisa."

Jeena tertawa, ia mengira Junkyu hanya bercanda dengannya. Padahal laki-laki itu serius bisa melakukan hal itu setiap harinya, atau setiap Jeena menyuruhnya.

"Ada-ada aja lo Kyu. Oh iya, ini almetnya makasih."

"Sama-sama. Mau ke kelas bareng?" tanya Junkyu yang diangguki oleh Jeena.

"Boleh aja," jawab Jeena. Ia mulai tidak merasa canggung dengan Junkyu.

Kini mereka berjalan beriringan menuju kelas, tapi Jeena terpikirkan dengan keberadaan kelas Junkyu.

"Kalo boleh tau, lo kelas berapa?" tanya Jeena.

"XI - 2, disebelah kelas lo."

"Gue selama ini gak sadar lo di kelas itu, padahal gue juga sering ke kelas itu buat ketemu Asahi sama Hyein."

Senyum Junkyu mengembang, entah mimpi apa ia semalam hingga bisa berdekatan dengan gadis disebelahnya itu.

"Tapi gue tau lo dari awal kelas sepuluh, pas gue belum sekelas sama Asahi ataupun Hyein."

Mata Jeena mengerjab beberapa kali, ia menatap Junkyu heran. Lalu dari mana Junkyu mengenalnya saat itu.

"Terus kok lo bisa kenal gue?"

"Dari pas hari pertama masuk ke sekolah ini, waktu gue ngasih topi buat lo biar gak dihukum."

"Oh jadi itu lo? astaga gue gak terlalu memperhatiin," ucap Jeena sambil menggaruk tekuknya yang tidak gatal.

Junkyu menahan kekehannya saat melihat tingkah Jeena. Ia benar-benar senang hari ini, karena bisa berdekatan dengan gadis yang selama ini ia suka.

Move on¡☆

A/n: Full Junkyu-Jeena tuh. Btw jangan kasih tau Jeena kalo Junkyu suka dia, entar aja Junkyu ngasih tau sendiri.

[Sudah revisi]✔

Move OnWhere stories live. Discover now