How to get a divorce? | [1]

96K 8.2K 2.1K
                                    

Udah siap bakar-bakar lagi? 🔥🔥🔥🔥🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Udah siap bakar-bakar lagi? 🔥🔥🔥🔥🔥



Oh iya. Mau tanya. Kalau cerita ini update seminggu dua kali, mau pilih hari apa dan apa?





Tulis rekomendasi lagu mell yang lagi kamu dengerin akhir-akhir ini dong. Hehe

***








Kenan Hestama baru saja menaruh beberapa berkas di hadapan Rui. Tampak tenang, tidak terpengaruh oleh sikap Rui yang masih bergeming sejak dia mengajaknya bertemu. Di La Vue, rooftop café sekaligus lounge yang berlokasi di Menteng, Rui pikir dia akan mendapatkan kabar bahagia di tempat berketinggian sembilan lantai itu.

"Orangtua kami sudah merencanakan segalanya." Kenan dengan berani menyebut kata 'kami' yang merujuk pada dirinya dan wanita lain. "Saat pernikahan ini terjadi, maka dua perusahaan besar bersatu dan akan menghasilkan kerja sama yang gila. There's nothing more. Pernikahan kami hanya sebuah kontrak kerja sama."

Rui hanya menatapnya. Dia hampir tidak percaya bahwa kalimat yang didengarnya diucapkan oleh seorang pria yang selama lima tahun ini berada di sisinya, membersamainya, melindunginya, dan sempat mengajak Rui memasuki lingkungan keluarganya. Bagaimana bisa semudah itu mengatakannya?

"That won't change anything. Kamu, aku, hubungan kita, akan tetap sama." Kenan kembali melanjutkan. Mencoba menenangkan. "Aku tetap mencintai kamu. Aku hanya minta kamu menunggu."

"Apa mungkin semua terjadi karena aku bukan pewaris tunggal seperti wanita itu?" Rui tidak ingin menyebutkan nama wanita yang akan Kenan nikahi, Kiana Meidiawan, anak tunggal dari perusahaan kontraktor sipil yang beberapa tahun terakhir berhasil mengembangkan eksistensinya sebagai salah satu konstruksi terbesar di tanah air dengan proyek yang sudah tersebar di tiga negara lain di dunia.

Rui baru saja membaca beritanya tadi pagi.

"Kenan?"

"Tujuan setiap makhluk hidup adalah keuntungan kan, Rui?" Kenan malah balik bertanya. "And, I have this totally amazing oportunity. Jadi kenapa aku harus diam saja?"

Rui kehabisan kata. Dia bahkan  tidak mengerti bagaimana dia harus menempatkan posisinya sekarang. Di mana dia harus diam? Di garis batas kecewa, patah hati, atau marah? Bingung sendiri. Dia tidak bisa mengatakan bahwa dia baik-baik saja sekarang. Namun, dia tidak pernah bisa menunjukkan sikap yang bisa mewakili sakit yang mendorong-dorong dadanya. Seperti saat ini.

"You just have to wait ...." Kenan mengambil tangan Rui, mengusapnya. "Okay?"

Rui menatap manik mata gelap di depannya. Dia hampir saja mengangguk, karena ... kali ini mungkin dia berpikir semuanya bukan masalah besar? Dia hanya harus menunggu, satu tahun tidak lama, karena dia tahu dia hanya mencintai Kenan—dan sebaliknya.

How to get a divorce?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang