BAB TIGA

4.2K 713 45
                                    

Gael tidak bisa berhenti. Ini kali pertama pertahanan dirinya runtuh dengan mudah karena ia mencium seorang wanita asing yang memberikannya proposisi yang sangat aneh—menjadi pacarnya. Memikirkan tidak ada pria yang menginginkan Adinia membuat Gael semakin memperdalam ciumannya. Bagus, hati kecilnya berkata. Bagus tidak ada yang menginginkan wanita ini karena aku menginginkannya.

Apa?

Gael tidak percaya ia baru saja memikirkan untuk mengklaim wanita itu hanya karena wangi tubuhnya yang seperti mawar liar. Tidak masuk akal, pikir Gael. Kenapa aku seperti remaja yang baru saja berciuman?

Gael melepaskan bibirnya dari bibir wanita itu. Ia harus mengambil alih permainannya sendiri. Sial, wanita itu tidak melakukan apapun tapi ia dapat mendominasinya, membuat Gael kehilangan kendalinya.

Gael meluruskan tubuhnya dan ia menyadari betapa keras kejantanannya. Ya, Tuhan, Gael mengumpat kepada dirinya sendiri. Gael berdeham mencoba untuk membuat dirinya sendiri tidak terlalu tegang. Ia sekarang hanya berharap wanita itu tidak menyadari betapa keras tubuhnya.

"Itu adalah ciuman," kata Gael dengan suara parau dan dalam.

"Oh, ya, aku tahu," kata Adinia yang memperbaiki kacamatanya dan Gael dapat melihat bibir wanita itu yang memerah dan bengkak karena ciumannya. Sekali lagi darah Gael berdesir ke tempat yang tidak ia inginkan, membuatnya semakin mengeras. Aku harus menghitung domba, atau sapi, atau apapun, kecuali melihat kearah wanita itu.

"Apa kamu ingin melanjutkannya?" tanya Gael. Kalau wanita itu tidak menginginkannya ia akan mengerti tapi sepertinya ia perlu waktu untuk meredakan apa yang keras dibawah sana. Ia menunggu Adinia untuk memikirkan jawabannya dan memberikan wanita itu jarak.

"What's next?" tanya Adinia.

"Do you really want to know?" tanya Gael. Ya, Tuhan, Gael, wanita itu baru saja memberikanmu kesempatan untuk memuaskan dirimu, seharusnya kamu tidak bertanya lagi, kata Gael bergumul kepada dirinya sendiri.

"Aku akan mati. Aku sebaiknya mati dengan pengalaman penuh menjadi wanita dewasa, bukan?" tanya wanita itu. Gael mengerutkan dahinya mendengar kata-kata wanita itu. Ia tidak mengerti sama sekali. "Apa?" tanyanya.

Adinia tersenyum—ya, wanita itu tersenyum dengan bibir bengkak dan merah yang baru saja ia cium, "Tidak penting. Ya, aku ingin tahu. Tunjukkan kepadaku."

Gael menyipitkan matanya dan ia bertanya sekali lagi, "Apa kamu yakin?"

Adinia mengangguk. "Apa yang akan kita lakukan sekarang?"

"For a start, we can kiss again," Gael menunduk dan mencium wanita itu lagi. Mawar liar, Gael mengingatnya. Ia akan terus mengingat harum tubuh wanita itu. Mereka berciuman dan perlahan Adinia membalasnya. Setiap gerakan wanita itu hati-hati, tapi Gael menuntun wanita itu untuk terus melakukan apa yang ia lakukan karena Gael menyukainya.

"Aku akan mengangkatmu sekarang ke ranjang," ucap Gael. Adinia mengangguk dan memekik ketika Gael meraih bokongnya, lalu mengangkat kedua pahanya. "Kaitkan kakimu Adinia," perintah Gael.

"Tubuhmu, hmmm, ada yang menonjol," kata Adinia dengan polos.

"That's my body hard for you," gumam Gael. "Kamu yang membuatnya seperti itu."

"Oh, oh, biasanya tidak seperti itu?"

"Tidak, Adinia. Kamu yang melakukannya."

Wanita itu tersipu merah dan Gael tersenyum, "Don't worry, I will not do anything you don't like. Kita bisa menghentikan semua ini kapanpun kamu tidak mau ataupun merasa takut, mengerti?"

Adinia menggigit bibir bawahnya dan mengangguk, "Ya."

Gael mencium Adinia kembali dan memosisikan tubuhnya ditengah kedua pahanya yang melebar. Ia menurunkan tubuh Adinia dan mendesah, "Apa aku boleh membuka bajumu?"

Lama Adinia berpikir, Gael mulai merasakan wanita itu menarik dirinya. "Aku... Tubuhku tidak bagus."

Gael tersenyum dan mencium hidung wanita itu, "I can worship you either way, Adinia."

"Ak-Aku tidak percaya diri," kata Adinia. "Dan kamu hanya mengasihaniku."

Gael mendengarkan dan sebelum ia membalas wanita itu, ia menekankan kenjantanannya yang mengeras ke selangkangan Adinia. "Kalau aku mengasihanimu Adinia, aku tidak akan sekeras ini."

Adinia mengerang dan Gael kembali tersenyum, "You liked it don't you? When I press my hard body to yours?"

"Aku...."

"Bagaiman kalau kita memulai dengan pelajaran pertama, Adinia."

"Hmmm?" Adinia tidak benar-benar mendengarkan Gael karena ia masih bisa merasakan tubuh keras pria itu disekujur bagian bawah tubuhnya.

"Show me," perintah Gael.

Mata Adinia membelalak dengan polos, "Ya?"

"Show me how you touch yourself."

Adinia menggigit bibirnya, "Aku tidak mengerti."

Gael menyipitkan matanyak, "You never touch yourself?"

Adinia menggeleng-gelengkan kepalanya, "Apa... enak? Apa seperti berciuman?"

"Lebih dari berciuman, Adinia. Do you want me to teach you?"

Adinia mengangguk, "Bagaimana caranya aku menyentuh tubuhku sendiri?"

Gael membawa jari-jari Adinia ke bibirnya dan mengulumnya perlahan-lahan, "Let's make you wet first, Adinia."

Be Careful, It's My Heart | Red Series no. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang