Chapter 39

3.1K 142 13
                                    

“Soobin Hyung sensitif, kau sensian. Ya sudah, mau bagaimana lagi?”

Yeonjun menyedot es teh manisnya dengan mata mendelik galak kepada Beomgyu. Adiknya itu benar-benar tidak berfaedah diajak curhat.

Padahal malam ini dia sengaja menyambangi cafénya Taehyun dengan niat hati ingin menenangkan pikiran. Di rumah pusing sekali rasanya.

Taehyun menanggapi. “Aku juga kalau jadi Soobin Hyung pasti tidak akan nyaman dikatai begitu, Hyung. Padahal tidak ada yang salah dengan keinginannya. Dia hanya ingin pergi ditemani kalian, keluarga kecilnya.”

Beomgyu setuju. “Benar. Apalagi Yeonsoo sedang lucu-lucunya, Hyung. Pasti akan terasa berat sekali bagi Soobin Hyung kalau dia pergi sendiri. Aku juga tidak akan kuat kalau harus berpisah dengan bayi segemas Yeonsoo.”

“Tapi kan ini semua hanya sementara, Tae, Gyu.”

“Bukan masalah sementaranya, Hyung! Tapi ini masalah ikatan batin. Dua tahun itu lama. Pisah ranjang selama lima hari saja kau sudah seperti orang stress, ini apa kabar dua tahun coba?”

Jawaban menohok tersebut sedikit banyaknya menyadarkan Yeonjun. Beomgyu dalam mode serius itu memang kadang-kadang celetukannya suka nyelekit dan suka benar.

“Terus nanti bagaimana dengan nafkah batin kalian? Memangnya kau kuat handjob terus selama dua tahun? LDR itu tidak gampang, Hyung. Apalagi di Belgia pasti bakal banyak bule, bagaimana kalau Soobin Hyung kepincut bule? Kau tidak mau kan berakhir jadi duda?”

“Beomgyu, cukup!” Taehyun buru-buru menyela karena cerocosan Beomgyu sudah jebol remnya.

Tak lama kemudian, Yeonjun tiba-tiba bangkit dan langsung melengos pergi setelah memberikan lembaran uang untuk membayar es teh manis barusan.

Taehyun mengejarnya dan mengatakan tak perlu bayar, sekaligus meminta maaf atas sikap Beomgyu yang mungkin saja kurang menyenangkan. Tapi Yeonjun tak menggubrisnya dan langsung tancap gas.

“Bagaimana?” Beomgyu dengan segenap kewatadosannya itu bertanya setelah Taehyun kembali duduk di tempatnya.

“Gyu, bisa tidak kalau orang sedang galau itu mulutmu dikondisikan? Yeonjun Hyung tersinggung sepertinya.”

“Biarkan saja supaya dia sadar. Lagipula aku kan berbicara fakta.”

“Aku tahu! Tapi lihat dululah situasinya seperti apa? Aku mau kau meminta maaf padanya sekarang. Mau telpon atau WhatsApp atau voice note, terserah.”

“Nanti saja—”

“Sekarang, Beomgyu!”

Aura dominan Taehyun menguar menyeramkan, dan hal itu sukses membuat si submisif seketika patuh terhadapnya. Beomgyu mengambil ponsel dan ia langsung meminta maaf kepada Yeonjun.










































.

.

.

Ternyata setelah dari café itu Yeonjun pergi ke rumah orangtuanya guna meminta solusi, namun sialnya ceramahan Jungkook malah lebih sadis dari Beomgyu tadi.

Yeonjun tetap keukeuh dengan pemikirannya. Alasan ia tidak mau ikut pergi adalah karena masalah pekerjaan. Mencari pekerjaan di negeri orang tidaklah mudah, sementara ia butuh pemasukan untuk menghidupi anak istrinya.

“Tapi dengan cara kau menyuruh istrimu pergi sendiri juga salah, Nak.” Taehyung sudah gregetan dari tadi, hanya saja ia masih bisa mengontrol diri.

“Yeonjun, dengarkan Mamah. Soobin tidak akan mau meninggalkan Yeonsoo di sini berdua denganmu meskipun kau ayah kandungnya. Sejuta kali kau meyakinkannya kalau semua akan baik-baik saja, itu semua tidak akan mempan.” cerocos Jungkook dengan remot televisi teracung di tangan.

Oops! || YeonBin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang