Chapter 29

6.5K 252 23
                                    

Tok! Tok! Tok!

Yeonjun yang sedang sibuk dengan pekerjaannya di kamar sebelah itu menoleh. Samar-samar terdengar suara Soobin dan celotehan random putranya di balik pintu yang barusan diketuk.

“Masuk, Sayang.”

Ceklek!

“Bwubwubwubwuuuhh..”

Sosok bulat Yeonsoo dengan piyama warna hijaunya muncul. Bayi yang kini berusia delapan bulan itu merangkak lincah mendekati ayahnya.

“Yeonsoo malam ini mau bobo dikeloni Papah katanya.” ucap Soobin yang berjalan mengikutinya.

Yeonjun meraih putranya itu agar duduk di pangkuannya. “Iya begitu? Yeonsoo mau bobo sama Papah?”

“Blublublablablaahhh.. Prrrttt.. Prrrttt..”

“Hahaha. Iya, nanti sama Papah.”

Kini mata runcingnya melirik Soobin dari atas sampai bawah. Pakaiannya minim sekali. Singlet putih tipis dan celana sejengkalnya membuat nafsu. Wangi parfumnya juga seksi sekali.

Minta diperkosa pasti.

“Kau menjual nama Yeonsoo kan? Yang mau dikeloni itu sebenarnya kau? Ayo, mengaku!”

“Menurutmu?”

“Hmm.. Iya iya, pokoknya Yeonsoo pulas kau puas.”

Soobin tersenyum mesum dan bertepuk tangan kecil mengapresiasi kepekaan suaminya. Yeonsoo juga ikut tepuk tangan meniru ibunya, dan hal tersebut membuat Yeonjun tercengang.

“Woah! Anak Papah bisa tepuk tangan?” pekiknya heboh.

Soobin ikut-ikutan heboh karena kelupaan belum pamer betapa pintar dan cepat tanggapnya anak mereka ini.

“Ih! Bukan hanya tepuk tangan, dia juga bisa yang lain lho! Aku yang mengajarkan.” bangganya.

“Oh ya?”

“Iya! Lihat ya! Sayang, geleng-geleng?”

Bayi itu geleng-geleng.

“Angguk-angguk.”

Bayi itu mengangguk-angguk.

“Dadaaah~”

Dia dadah-dadah walaupun gerakannya belepotan.

“Kedip genitnya mana?”

Sekarang dia berkedip-kedip dengan tempo cepat disertai mulut kecilnya yang menganga.

Kalau orang dewasa yang melakukan mungkin jatuhnya seperti orang kesurupan yang sedang kelilipan, tapi berhubung ini cucu orang kaya jadinya menggemaskan.

Yeonjun saja tergelak heboh dibuatnya.

“Hahaha. Aduh.. Anak Papah semakin hari semakin pintar saja ternyata. Sini, cium dulu pipinya. Mwaah!” ia mendekap tubuh bulat itu lalu mengerling jenaka kepada istrinya. “Apa lihat-lihat? Mau dicium juga?”

“Tidak.”

“Tidak salah?”

Dibarengi dengusan pelan, Soobin menjawil pipi dua orang tersayangnya itu. Ia merasa rumah tangganya kini berada di fase indah-indahnya.

Ia sedang cinta-cintanya kepada Yeonjun, Yeonsoo juga sedang lucu-lucunya. Hubungannya dengan mertua serta adik iparnya juga sangat bagus. Komunikasi lancar. Nafkah lahir cukup, nafkah batin apalagi.

Yeonjun meraih jemari Soobin lalu mengecupinya sayang. Kemudian ia mengucapkan ‘I love you’ tanpa mengeluarkan suaranya. Soobin pun membalas ‘I love you too’ dengan hal serupa.

Oops! || YeonBin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang