Bab 2 Lonely lightning and white maiden chapter 2 : The Yuheng

94 12 5
                                    

Saat itu, ada seorang gadis berambut ungu selalu memandangi kakeknya dengan bangga. Sebagai seorang penting di Qixing, dia bisa melakukan apa saja dengan cepat. Membuat cucunya selalu ingin menjadi seperti dia.

“Kakek keren! Aku mau jadi kakek!” Katanya, sebagai seorang anak kecil yang ceria ketika di pangku kakeknya untuk melihat cahaya bintang malam di teras.

“Benarkah?” Kakeknya Cuma bisa tersenyum tipis.

“Kenapa kakek terlihat sedih?”

Karena memang senyumnya terlihat agak kosong.

Dia telah di tinggal anaknya untuk selamanya, sekarang Cuma memiliki satu cucu dan semua beban yang ada di pundaknya. Mana mungkin dia bisa menyembunyikan kesedihannya.

“Maafkan kakek ya? Kakek terlambat untuk tahu kalau orang tuamu pergi. Keqing, dengar kan kakek ya? Kamu tak perlu jadi seperti kakek, kakek Cuma bisa berharap kamu bebas tanpa adanya beban ini, mengerti?”

“Tapi tetep saja kakek itu keren!”

Tak ada yang keren bagi kakeknya. Semua hal yang luar biasa cumalah omongan hampa bagi yang pernah merasakannya. Orang ini benar-benar telah meninggalkan waktu untuk mengantarkan putrinya sendiri. Dia Cuma bisa menyesal karena membuang waktu nya.

“Kau tak mengerti!!!”

Dia menyentak dengan suara yang begitu keras sampai ke penjuru rumah. Keqing Cuma bisa terdiam. Gadis ini kuat, dia mungkin takut tapi dia tak menangis, karena masih menganggap apapun yang kakeknya lakukan itu keren.

“Keqing... Maaf kan kakek ya. Tapi kumoho, hiduplah dengan cuma bermain.” Senyum masam diperlihatkan dari wajah keriput itu. Tapi masih belum menyentuh Keqing kecil.

Keqing tetap mengerti kenapa kakeknya pensiun begitu saja. Tidak seperti seorang yang teguh yang dia ingat. Sampai sekarang dia masih dengan bangga melanjutkan pekerjaannya.

Walaupun sekarang, dia sudah mengerti kenapa kakeknya marah kepadanya.

Beberapa tahun kemudian...

Seperti biasa dia di kantor yang selalu sibuk mengurusi banyak data.

“Eh kamu tahu, banyak warga Mondstadt yang kabur kemari?”

“Kabur? Emangnya ada apa, sih?”

“Itu loh, katanya ada serangan monster atau apalah gitu.”

“Itu Cuma rumor! Kalian bisa berhenti bergosip dan lanjutkan pekerjaan kalian?” sentak Keqing sebelum dia menyelesaikan pekerjaannya sekarang.

Keqing sudah terjaga selama 2 hari dan tak ingin mendengarkan celotehan tak jelas. Dia harus mengurusi banyaknya kasus keluhan setelah penutupan akses ke kota angin sampai akhirnya tengah malam dia bisa keluar dari kantor.

Sebelum itu dia ke Jade Chamber untuk melaporkan pekerjaan nya.

“Sampai disitu saja Nona Ningguang, saya akan pulang.”

“Tunggu, Keqing.”

Dia berbalik, lalu Ningguang memberikan sebuah amplop undangan dari teman.

“Ini?”

“Tadi, Xiangling menitipkan ini untukmu. Entah isinya apa.”

Gadis itu baru sadar, dia baru saja melewatkan sesuatu. Dia pun bergegas berlari ke restoran  Xiangling.

“Apa, mungkin masih sempat? Tidak!”

Dia mencepatkan larinya dengan electro menghempaskan segala benda kecil yang dia lewati demi kawan nya. Dia akhirnya sampai dengan nafas yang terengah-engah Cuma untuk melihat, bahwa dia sudah terlambat. Semua orang telah mengemasi semua dekorasi, dia berdiri dengan rasa tak enak sambil memandang hadiah kecil di tangannya. Hadiah yang dia bungkus sendiri untuk temanya di hari ulang tahunnya.

Genshin impact : Burn to imaginary  (Genshin x honkai impact 3 fanfic)Where stories live. Discover now