Bab 1 Awal mula Chapter 1 : Incident

248 16 15
                                    

Beberapa jam sebelum tragedi...



Di balik sinar rembulan dan hangat nya api unggun yang berada di dinginnya dragon spine. Seorang pemuda sedang duduk sambil membaca buku dengan selimut yang dia bagi dengan gadis elf merah. Dia mengelus-elus rambut pirang si gadis elf sambil membaca buku yang rumit.



Cringgg!!



Cringgg!!



Sebuah perangkat kecil berbentuk kelinci berbunyi. Pemuda itu langsung berdiri dan mengangkatnya.




"Halo~ Albedo, kamu kangen aku ya? Atau sudah mau manggil aku ibu? Sampai-sampai kamu mau menyimpan pesan untukku?"



Terdengar suara wanita yang sudah berumur namun masih bertindak kekanak-kanakan namun malah di balas nada serius oleh Albedo.



"Nona Alice, mereka sudah bertambah banyak."




"..."



"*Dia yang tersisa* sepertinya masih mengingat cara kami di ciptakan. Aku sudah membunuh 5 dari mereka."




"Tungu-tunggu, ini tak mungkin."



"Iya, perkembangan mereka jauh menjadi lebih cepat dari yang kukira. Aku harus pergi, akan kuserahkan Klee ke yang lain."




"Jangan lakukan itu, kamu bisa terbunuh." Seperti seorang ibu ke anaknya Alice melarang Albedo dan seperti anak ke ibunya, dia memberontak.



"Aku sudah siap."



"Ayolah, jangan gitu. Sebentar lagi Windblume, apa kamu yakin?"



"Tenang untuk itu, aku sudah memikirkannya. Aku akan pergi setelah Windblume, aku berjanji ke dia untuk menemani dia."



"Iya ka? Syukurlah." Alice menarik nafas bersyukur.



"Iya, kalau tidak ikan untuk lomba memancing akan dia libas." Gumam Albedo.



"..."



"Ada apa?" tanya Albedo dengan datar.




"Kamu... Ini sudah berjuang dengan keras, aku bangga denganmu."



"Saya tak pantas menerima itu."



"Jaga mulutmu! Aku tak ingin kau mendengar itu lagi. Kamu harus bahagia untuk dia dan dirimu sendiri. Kau bukanlah alat atau tiruan semata dari orang itu. Kamu adalah kamu, kamu adalah manusia."



Homonculus, itu tak pernah berfikir tanpa berdasarkan sains atau logika sebelum nya. Terakhir dari tabung, tak berhubungan darah atau jiwa. Dia tak pernah dilahirkan namun cumalah diciptakan. Hidup tak punya tujuan awal atau tujuan akhir hidup sama hal nya dengan sebuah sapu yang Cuma untuk menyapu.




Albedo menarik nafas, dia sudah mencari nya, semua kebahagiaan itu namun... Apakah dia sudah mendapatkannya?



Iya



Itu pun Cuma untuk dia.




"Untuk kebahagiaan saya sudah ada."



"Apa itu? Baguslah kamu jadi bisa fokus ke hal lain."



"Kebahagianku adalah ketika Klee tersenyum. Dialah kemanusiaan untuk saya."



Alice terdiam, Albedo tidak bisa tertolong serta tertolong dalam waktu bersamaan.



"*Menghela lega... Baik, lakukan terus Albedo."




Mungkin tak tersenyum adalah kebiasaannya namun, setidaknya biarlah gadis kecil ini tersenyum.

Genshin impact : Burn to imaginary  (Genshin x honkai impact 3 fanfic)Where stories live. Discover now