[10] Riuh Redam (End)

21 11 3
                                    

Sudah hampir setahun pasca banjir bandang yang membawa trauma besar untuk Rian dan Lino. Hari ini, Rian berdiri ditengah pemukiman mati yang hancur akibat amukan bumi. Ingatan nya masih hilang begitu saja, tidak sejengkal pun ia mengingat sesuatu tentang diri nya. Ia benar-benar seolah hidup kembali.

Rian membawa langkah nya yang sedikit pincang akibat amukan bumi waktu itu, tidak masalah ucap Lino anggap saja itu sebagai oleh-oleh dari banjir bandang 1998. Dirinya tentu dibuat kesal berkali kali dengan jawaban Lino.

Yang ia ingat, hanya teriakan-teriakan manusia yang meminta tolong, pun dengan diri nya yang berusaha bertahan memegang apapun yang ia dapati meskipun dihantam benda keras berkali kali sampai pertahanan nya runtuh dan berakhir dirumah sakit.

"Beneran anak pertama nih aku?"

"Iya, ngapain disitu? Pulang cepetan si Ical udah kelaperan dari tadi"

Ical, sejak saat itu menjadi bagian dari mereka. Ayah tiri nya dengan lembut meminta Ical untuk menjadi anak nya bersama Lino dan Rian.

Sosok Lino membuat nya memutar arah, berjalan berdampingan menuju sepeda motor mereka diparkir. Mata Lino hanya berfungsi sebelah, pun sedikit bermasalah. Selebihnya, Lino terlihat baik-baik saja.

"No, ini berapa?"

Rian mengacungkan dua jari nya menyuruh Lino menebak.

"Gatau, enam ya?"

"Banyak banget!!"

"Ngeledek mulu si pincang!! cepetan ah"

Rian tertawa, memasang helm lalu melaju pulang kerumah.

★★★

Bagian paling menyakitkan adalah, ketika Lino membuka pintu kamar nya, ia melihat Lukman berbaring tidak bergerak meskipun dipanggil berkali-kali. Lino panik, jelas. Beberapa kali ia menggoncang tubuh gendut itu tidak ada reaksi sedikitpun. Lino menangis, saat ia menyadari tubuh Lukman kaku.

"IBUUUU!!! AYAAHH!! LUKMAN!! TOLONGIN!!"

Semua orang ikut menemui Lino, mendapati Lino menangis memeluk Lukman yang terkulai tak berdaya.

Kilas balik masa-masa sulit yang ia lewati bersama Lukman membuat Lino sakit pada dada nya. Tidak ada yang mengerti seberapa sulit mereka, tidak ada yang tau seberapa kuat Lukman memberikan kehidupan pada kanvas Lino.

Kini mungkin Lukman sudah bahagia, ia tidak perlu repot-repot mendengar omelan Lino tentang tikus yang sering dibawa ke kasur.

Lukman tidak perlu ikutan begadang sekedar mendengar keluh kesah nya perihal Lia yang menikah Minggu lalu.

Lukman tidak perlu berteriak-teriak lantaran di gulung Lino seperti adonan.

Lino meninggalkan Lukman dalam keadaan bertengkar, seharusnya hari itu Lino tidak perlu mencari gara-gara dengan Lukman. Ia sekali lagi menyesal.

Tepat, dibawah pohon mangga milik tetangga tempat Lukman biasa bersantai. Kucing itu menatap iba pada Lino yang menangisi kuburan milik nya, Lukman sendiri sama sedih nya. Tapi, ia yakin telah meninggalkan Lino dengan kebahagiaan yang sering ia doakan setiap waktu nya. Lino benar-benar menjemput bahagia nya.

"Makanya, jadi orang jangan galak, jangan suka nakal. Udah mati gini baru nyesel"

Lukman berjalan mendekat, menggapai Lino meski ia yakin Lino tidak mungkin tau.

Dostali jste se na konec publikovaných kapitol.

⏰ Poslední aktualizace: Nov 08, 2023 ⏰

Přidej si tento příběh do své knihovny, abys byl/a informován/a o nových kapitolách!

Bandang [Lee Know] • 1998 ✓Kde žijí příběhy. Začni objevovat