3. Want Her

54 4 0
                                    

Baru saja temannya mau menjawab pertanyaannya Haechan, seorang pria yang notabennya temannya Haechan juga, datang kehadapan mereka, dengan suara nafas yang tidak beraturan. "Chan, anjing! Lo--huh hah." Seruan yang keluar secara terpatah-patah, karena nafas pria ini yang belum stabil.

Sementara Haechan yang ngeliat temannya kayak udah mau nafas terakhir, ia langsung memberikan temannya air minum yang ia bawa. "Minum dulu, bangsat! Netralin nafas lo dulu. Gue gak mau lo mati karena ini ya, anjing! Gak lucu nanti kalo masuk berita ya, Hyunjin." Perintah Haechan.

Sedangkan Hyunjin yang diberikan air oleh Haechan, ia langsung mengambil dan meminum air pemberian temannya itu. Diminumnya sampai habis, lalu netralin pernapasan dia sampai normal kembali.

"Udah?" Tanya Haechan, yang melihat pernapasan temannya ini kembali normal, dan langsung dijawab anggukkan kepala oleh temannya. "Sekarang coba cerita maksud dan tujuan lo dateng kemari." Pinta Haechan.

Tanpa tunggu lama, Hyunjin langsung mengutarakan niatnya kemari. "Itu, Chan! Anjing! Cewek lo lagi ribut dikantin fakultasnya." Ujar Hyunjin, yang memberi tau informasi yang menurutnya sangat penting untuk temannya satu sma dan satu kampus, namun beda fakultas ini.

"Cewek gue? Siapa?" Tanya Haechan yang bingung akan maksud dari ucapan temannya ini. Sementara temannya yang lain lain menoyor kepalanya, karena pertanyaannya ini.

"Cewek lo? Siapa? Renjun lah, bangsat! Lo kira siapa lagi? Mau jadi gemini boy kayak biasanya?" Ujar Jaemin, memperingati temannya ini.

Sementara Haechan yang mendemgar ucapan temannya ini, yang selalu membawa zodiaknya yang katanya banyak minusnya ini, dia langsung mendecak kesal. "Ya kan kali aja si Wendy." Jawab Haechan asal.

"Wendy mah emaknya Renjun ya, anjing!" Sahut Jeno, akan kalimat asal yang selalu temannya keluarkan ini.

"Ya kan kalo gak dapet anaknya, emaknya pun jadi. Orang target pasar gue tuh awalnya emang emaknya Renjun. Eh tapi dapet anaknya, ya gak apa-apa juga sih." Ujar Haechan, yang lagi-lagi asal.

"Udah ah! Back to topic, anjing!" Ujar Hyunjin, memperingati ketiga temannya yang semakin melenceng kemana-mana.

"Yaudah, buru jelasin bangsat! Renjun kenapa bisa berantem kayak niki bella pemain wwe itu? Siapa yang cari masalah duluan? Cewek gue, atau cewek sinting itu?" Tanya Haechan, yang gak main langsung susulin tkp, dimana kekasihnya ini sedang ribut.

"Yang salah sih dia, Chan. Nih, lo liat sendiri." Ujar Hyunjin, seraya menunjukkan video yang sempat ia ambil di handponenya, dari orang yang emang sengaja merekam pertengkaran tadi, dari awal sampai akhir.

"Yaudah kalo dia yang salah mah. Gue gak usah repot-repot samperin dia. Biarin cewek gue kasih pelajaran sama cewek sinting kayak dia. Siapa suruh numpahin mangkok bakso punya cewek gue? Rasain tuh tabokkan cewek gue! Atlet silat dia lawan! Ada untungnya juga ya dia gue masukkin silat." Ujar Haechan, yang sedikit bangga kepada kekasihnya, setelah melihat video yang diberikan temannya ini.

Sementara Hyunjin yang mendengarnya pun langsung meringis. "Chan, gue tau kalo saat ini lo lagi bangga sama cewek lo. Gue tau kalo cewek lo ini atlet silat. Tapi, Chan, masalahnya tuh cowok dari cewek ini dateng. Dia gak nerima--"

"Ah, Anjing! Kenapa baru ngomong sekarang, bangsat!" Seru Haechan memgintrupsi ucapan temannya yang belum kelar ini. Ia lebih memilih untuk cepat pergi dari sini, menuju kantin fakultas milik kekasihnya ini.
---

Sampai dikantin gedung fakultas milik kekasihnya, Haechan gak langsung samperin kekasihnya. Ia malah ikutan dibarisan penonton, yang mana kekasihnya ini lagi tunjuk-tunjuk pria yang ada dihadapannya.

Walaupun Haechan melihat, tapi netranya Haechan menatap luka yang ada ditubuh kekasihnya. Bukan cuma itu, dia juga bertanya kepada beberapa orang disini, apakah pria yang jadi lawannya kekasihnya ini main tangan atau tidak. Tapi ternyata tidak, dan Haechan masih mantau.

Gak lama kemudian, Haechan dapat melihat gerak-gerik cowok ini yang emosinya udah sampe titik akhir. Dan sebelum pria ini mengeluarkan kekerasannya, ia sudah lebih dulu menarik kekasihnya agar berdiri dibelakangnya.

Dan benar saja! Kalo sampe dia gak datang tepat waktu, mungkin kekasihnya ini udah ditampar oleh pria yang jadi lawannya. "Eit! Ada apa nih, bos?" Tanya Haechan, yang masih berusaha bersikap santai.

"Lo siapa? Jangan ikut campur--"

"Weits! Seharusnya itu kalimat buat diri lo sendiri! Lo seharusnya jangan ikut campur kedalam masalah wanita. Lo gak malu? Udah gitu pake mau main tangan sama cewek gue lagi. Mendingan ganti kelamin, bang." Ujar Haechan, menatap pria yang ada dihadapannya ini dengan tatapan malas.

"Gue gak akan kayak gini, kalau cewek lo gak salah duluan! Dia--" Ucapan pria ini menggantung, karena Haechan yang sudah lebih dulu mengintrupsinya.

"Lo yakin cewek gue yang salah duluan? Lo udah pastiin, belum? Atau lo denger kesimpulan ini dari cewek lo sendiri? Atau hanya liat dari setengah kejadian aja?" Ujar Haechan, seraya menunjukkan kejadian awal, divideo yang sempat ia pinta kepada temannya tadi.

"Lain kali, kalo cewek lagi ribut satu sama lain? Sebagai cowok, seharusnya gak ikut campur, apalagi belain satu pihak, dan kasar kepihak lainnya, hanya karena denger sebagian, atau lihat sebagian kejadian. Malu bang, laki kok ikut campur kedalam masalah perempuan. Lemes banget lo! Bahkan banci aja gak seribet lo." Ujar Haechan, yang langsung membalikkan tubuhnya menatap kekasihnya.

"Lo gak apa-apa?" Tanya Haechan, kepada kekasih mungilnya ini. Memastikan bahwa kekasihnya ini baik-baik saja.

"Perut gue, Chan. Perut gue panas karena tumpahan mangkok tadi. Gue tuh cuma pengen dia minta maaf sama tanggung jawab. Eh dianya malah merembet kemana-mana." Ujar Renjun, yang berbicara jujur kepada kekasihnya ini.

Haechan mengangguk mengerti, dan langsung membalikkan posisinya lagi, menatap wanita dan juga pria yang ada dihadapannya. "Lo mau minta maaf sama tanggung jawab, atau enggak? Kalo gak mau, gue bakal bawa masalah ini ke dekan, biar lo ditanganin. Pertama, lo buat perut cewek gue kepanasan. Kedua, lo udah ngatain cewek gue sembarangan. Ketiga, lo ganggu ketenangan publik." Ujar Haechan.

Perempuan yang ada dihadapannya Haechan langsung mendengus. "Gue bakalan tanggung jawab. Tapi untuk minta maaf? Gue gak bisa! Emang kenyataannya gitu kok! Lagian, lo kenapa mau sama cewek kayak gitu sih, Chan?!" Ujar perempuan itu, yang ternyata perempuan ini suka sama Haechan.

Ya, divideo tadi ngejelasin semuanya. Kenapa wanita ini nyerang Renjun, dengan menumpahkan mangkok yang sedang dipegangnya, karena perempuan itu kesal dan gak terima kalau Renjun itu jadi pacarnya Haechan, yang terkenal sangat friendly dan juga manis serta humoris.

"Yang gue mau cuma Renjun. Jadi, mau secantik atau sebaik apapun perempuan lain diluar sana, kalau gue cuma mau Renjun? Lo gak bisa apa-apa. Bahkan kalau Renjun punya kembaran pun, yang gue mau cuma Renjun yang ini, Renjun yang gue kenal." Jawab Haechan, akan pertanyaan wanita yang ada dihadapannya.

"Udah ya, gue muak sama geli juga berada satu ruangan sama lo berdua. Gue tunggu tanggung jawab lo ya, untuk kata maaf? Terserah lo sih. Cuman, jangan salahin cewek gue, kalau misalkan lo gak jadi masuk surga, karena cewek gue masih ngarepin perminta maafan lo." Ujar Haechan, yang langsung pergi membawa kekasihnya.

UNUSUAL PAIR - HYUCKRENWhere stories live. Discover now