- n i n e -

2K 107 0
                                    

Guys janlup vote nya!!!
Sebagai dukungan, coment juga silahkan.


h a p p y . r e a d i n g 🔥

Sesampainya di rumah, Zea pengen langsung bersih bersih. Ga enak banget badannya, gerah di tambah lagi tadi dia si hukum lari pas panas nya lumayan.

Berjalan menaiki tangga untuk ke kamarnya, dan bersenandung asik.

"My life is waiting for you, yes you~~"

Sangking asik nya tidak sadar di bawah, tepatnya di dekat kulkas ada bunda nya yang sedang mengambil buah.

"Masuk asal masuk, ga ucap salam." Ucap Yesi sedikit berteriak, heran kepada putri satu satunya ini.

Zea langsung membalikkan tubuhnya, mencari bunda nya dimana, oalahh ternyata di deket kulkas

"Ngucap kok, pas di pintu. Lagian bunda kan di situ mana kedengeran."
Zea membela dirinya, tidak mau di salahkan. Lagian dia emang bener ngucap.

Bunda Yesi hanya ngangguk ngangguk.

"Ohiya, kok bunda di rumah? Bukannya di butik lagi rame ya?" Jadii bulan ini lagi rame banget pesanan di butik, Yesi sebulanan ini jarang di rumah, paling pas weekend sama pulangnya juga malem terus.

Bisa aja Yesi nyerahin semuanya ke pegawainya, tapi dia gamau jadi bos yang seenaknya nyuruh nyuruh.

Dia juga harus nyontohin ke pegawainya, kalo mau apa yang di inginkan terkabul, ya usaha, kerja keras.

Bunda berjalan menghampiri Zea dengan tangan yang memegang piring berisi buah apel yang sudah di potong.

"Kan Abang kembarmu sakit, jadi bunda usahain pulang sebentar. Bentar lagi juga ke butik lagi."

Zea mangut mangut dan mencium pipi Bunda nya. "Bunda jangan lupa makan sama istirahat ya! Semangat bundaku."

Bunda Yesi tersenyum hangat, dan mengusap rambut putri satu satunya ini.

"Kamu udah besar ya dek, makasih. Sana bersih bersih ntar jagain Abang nya pas bunda ke butik."

"Okeoke, dahh." Zea pun ke kamarnya untuk bersih bersih, dia harus jagain bayi gedenya.

Sekitar 15menitan Zea pun selesai dengan kegiatan bersih bersih nya. Dia duduk di tepi rangjang nya.

"Kek nya gabisa gue minta sekarang deh. Lagi sakit orang nya. Ntar aja lah gampang."

Ituloo, dia yang taruhan sama Ziran:).

Saat Zea mau memainkan handphonenya, bunda mengetuk pintu kamarnya.

"Dek, bunda mau berangkat dulu."

Zea berlari menghampiri bunda nya, dan memeluknya.

"Bunda jangan kecapean. Hati hati ya bunda."

"Iyaa. Jangan khawatir, bunda mah kan kuat!" Yesi menghibur anaknya yang mengkhawatirkan dirinya.

"Udah sana samperin Ziran. Jangan lupa suruh di makan buahnya."

"Siapp." Zea pun menghampiri kamar Ziran, untuk menemani Abang kecilnya ini.

|||

Tanpa mengetuk pintu, Zea berjalan mendekati Ziran yang sedang meringkuk membelakangi nya.

'gue kagetin ahh' bibirnya tersenyum jahil.

"HAYO LAGI NGAPAIN." Zea memukul pelan tangan Ziran.

Ziran yang kaget pun menjewer telinga Zea lumayan kencang.

N A N T A.M I N E Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz