04

950 26 3
                                    


"Berhenti menatapku, jika kau sayang nyawamu!"

Zevanya langsung berdiri dari posisinya setelah mendengar ancaman dari suaminya.

"Kau mau ke mana?" Suara berat Andrian berhasil membuat Zevanya terpaku ditempatnya.

Wajahnya berubah pucat pasi saat Andrian terbangun dari ranjangnya dan berjalan menghampiri dengan sempoyongan.

"A--apa yang akan kau lakukan?" gugup Zevanya saat lelaki berwajah dingin itu semakin mendekati dirinya.

Grep! 

Tanpa diduga Andrian ternyata malah memeluk erat tubuh istrinya. Sedangkan gadis itu, ia merasa posisinya dalam bahaya. Bagaimana tidak, jangankan dipeluk, ditatap oleh Andrian saja dia ingin pingsan.

'Mati aku!' umpat Zevanya dalam hatinya.

"Jangan bergerak. Ini perintah!" tegas Andrian saat menyadari pergerakan gusar dari istri mungilnya. 

"Ta--tapi--"

Cup!

Bibir Andrian mengecup bibir Zevanya dan membuatnya diam di tempat.

"Apa kau ingin mati?!"

Glek!

Lepas dari cengkraman Andrian memang sangat sulit. Bahkan sangat mustahil. Andrian adalah sosok lelaki yang begitu egois. Dia tidak pernah memikirkan perasaan orang lain. Lelaki tidak punya hati, sombong dan angkuh.

setengah jam berdiri, membuat Zevanya merasa bosan sekaligus pegal. Akhirnya gadis itu memilih memapah tubuh besar Andrian dan membawanya ke ranjang milik lelaki itu.

"Astaga, aku merasa seperti habis memapah 10 lelaki. Dia itu sangat berat!" gerutu Zevanya setelah membenarkan posisi Andrian di ranjang.

Zevanya tak henti-hentinya menatap kagum wajah tampan suaminya yang damai dalam tidurnya. Wajah lelaki itu bak malaikat saat tertidur. Begitu menawan. Sayangnya, semua itu berubah saat ia terbangun.

"Pria tidak punya hati!"

Sudah cukup. Zevanya tidak sanggup lagi jika terus-terusan menatap wajah itu. Lelaki yang terkadang membawanya terbang ke awan-awan dan kadang pula menjatuhkan sejatuh-jatuhnya.

"Sadar Zeva!"

Zevanya memilih melangkah keluar dari kamar Andrian. Tetapi, belum sempat dirinya menutup pintu kamar, gadis itu mendengar rintihan dari arah Andrian. Karena penasaran, akhirnya ia menghampiri lelaki yang gelisah dalam tidurnya.

"Emm … Andrian? Apa kau tidak apa-apa?" tanya Zevanya khawatir dan menggengam tangan suaminya tanpa sadar.

Tiba-tiba Andrian menjadi tenang saat Zevanya menggengam tangannya. Tetapi, saat gadis itu ingin melepas genggamannya, Andrian kembali gelisah dalam tidurnya.

"Apa yang harus aku lakukan? Jika dia tau aku berada di kamarnya, habislah aku di tangannya!" gumam Zevanya menatap cemas Andrian yang tertidur pulas.

"Apa aku harus di sini sampai dia tidur dengan nyenyak?" pikirnya.

"Iya, aku harus menunggu sampai Andrian benar-benar tenang dalam tidurnya."

Akhirnya Zevanya mengalah. Dia memilih menunggu Andrian agar lebih dulu nyaman dalam tidurnya. Walaupun suaminya itu kejam, tetapi sebagai istri mana tega dia meninggalkan Andrian dalam keadaan seperti ini?

Tidak terasa rasa kantuk juga menyelimuti dirinya, Zevanya akhirnya ikut terlelap di samping Andrian tanpa melepas genggaman tangan mereka.

Ke esokan harinya ....

"Eugh," lenguh Zevanya saat sorot matahari berusaha menerobos penglihatannya.

Zevanya memandang sekitar seraya mengucek-ngucek matanya khas bangun tidur. Matanya membola saat mengetahui dirinya berada.

"Mampus! Matilah aku! Bagaimana jika dia tau aku berada di kamarnya dari semalam?"

__Bersambung__

Kalo ada typo, langsung bilang ya. Ini efek sekali nulis😁

Tinggalkan jejak!

Terpaksa menikahi Ceo KejamWhere stories live. Discover now