02

982 18 1
                                    

Dengan telaten, Andrian mengobati luka di lengan Zevanya. Gadis yang tadi berencana bunuh diri dengan menggores lengannya. Jika saja Andiran tidak datang lebih cepat, mungkin gadis itu tidak akan selamat.

"Kenapa?" Tiba-tiba pertanyaan itu terlontar dari bibir mungil Zevanya.

Andrian sedikit terkejut, namun lelaki itu pandai mengatur air wajahnya sehingga kembali tenang seperti semula.

"Kenapa kamu menyelamatkanku?"

Kini, Zevanya menatap wajah lelaki yang tengah sibuk melilitkan perban di tangannya.

"Apa itu penting?" Andrian menatap manik mata gadis di depannya dengan sangat tajam. Sedikit marah.

"Hahaha." Zevanya tertawa seperti orang gila.

"Aku tau, kamu hanya ingin seorang putra dariku, bukan?" tanya Zevanya. Matanya memandang kosong ke depan.

Sekarang Andrian tau, gadis itu rupanya tengah berada di dalam alam sadarnya. Gadis itu terpengaruh alkohol, terbukti di meja  Pantas saja, dia berani bertindak bodoh seperti tadi.

"Tidurlah," ucap Adrian dingin. Itu bukan sekedar ucapan, itu perintah.

"Pergilah!" bentak Zevanya mendorong tubuh besar Andrian.

"Cih, kau pikir aku perduli padamu?" decihnya. Lelaki itu berdiri dari sisi ranjang, kemudian berjalan pergi meninggalkan Zevanya yang mematung di tempatnya.

Miris. Zevanya meratapi hidupnya sendiri. Betapa kejamnya dan kelamnya dunia ini untuknya. Pertama, dipaksa menikah untuk menggantikan posisi sang kakak dan berakhir menjadi istri Ceo kejam seperti Andrian.

"Kamu kuat, kamu pasti bisa. Semangat, Zevanya," lirih gadis itu berusaha membangkitkan semangat dalam dirinya.

***

Pagi hari, seorang gadis berjalan mengendap-endap keluar dari kamarnya. Kebetulan, jendela kamarnya tidak dikunci. Itu memberinya akses untuk melarikan diri.

Zevanya celingak-celinguk untuk memastikan kondisinya aman. Senyum di bibirnya terbit saat melihat hanya dua orang yang menjaga kamar. Tidak seketat sebelumnya.

"Bagus, aman," ucapnya tersenyum bangga.

Zevanya mengambil langkah seribu untuk berlari. Aksinya lolos dari kedua penjaga itu. Kini, dirinya sampai di pintu belakang yang hanya terlihat dari kamarnya saja. Pintu ini ia temukan saat tak sengaja menatap luar jendelanya.

Ceklek!

"S*al. Pake bunyi lagi!" umpat gadis itu saat mendengar bunyi nyaring yang ia buka.

"Aman nggak, nih?" Zevanya kembali celingak-celinguk melihat situasi kembali. Aman, dirinya bertepuk tangan riang.

"Berhenti di situ!"

Tubuh Zevanya mematung. Suara itu sempat membuatnya terkejut. Namun, sedetik kemudian dia mengambil langkah seribu dan berlari sekencang mungkin.

"Nona! Berhenti atau tuan akan marah!"

Sosok berbadan besar itu mengejar seorang gadis dengan rambut berkuncir kudanya. Gadis itu takut sekaligus panik sampai masuk ke dalam mobil orang asing.

"Tolong, biarkan aku bersembunyi di sini," ucap gadis itu gemetaran dengan menundukkan wajahnya takut.

"Turun. Ini bukan taksi!" ujar lelaki yang memiliki mobil tersebut.

Para pria berbadan besar itu berhenti di depan mobil, menatap lurus ke arah jendela.

"Kumohon," rengek Zevanya tanpa melihat siapa yang berada di samping.

"Rupanya kau ingin melarikan diri?"

Suara itu. Tunggu, Zevanya sangat kenal dengan suara itu. Itu suara ... lelaki berwajah kejam dan merupakan suaminya!

'D*mn it! Aku dalam bencana!' batin Zevanya.

"Bagus, apa ini caramu membayar janjimu?"

___Bersambung___

Anggep aja pict di bawah, mereka ya😁

Anggep aja pict di bawah, mereka ya😁

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tinggalkan jejak!

Terpaksa menikahi Ceo KejamWhere stories live. Discover now