12 | Reward

2K 496 32
                                    

"Loh, Mas Dirham ke mana?" Aku menggumam sendiri manakala membuka pintu kamar kami dan tak mendapati Mas Dirham di dalam. Padahal aku yakin betul kalau tadi mendengar suara mobilnya masuk halaman saat aku sedang berada di kamar Oca. Apa itu suara mobil tetangga? Tapi, tetangga Mas Dirham kan orangtuaku sendiri. Mana mungkin ada mobil masuk ke rumah Papa jam segini.

Tanpa perlu berlama-lama menerka, rasa penasaranku itu langsung terjawab ketika kudengar suara shower menyala yang berasal dari kamar mandi. Mas Dirham pasti ada di dalam sana.

Aku pun melangkah masuk ke kamar dan mengambil reward chart yang sejak tadi kutinggalkan di meja nakas. Memeriksanya dengan teliti, aku merasakan permukaannya dengan jemariku. Aku rasa cat airnya kini sudah benar-benar kering. Itu berarti aku bisa menulis di atasnya sekarang. Aku membuka kembali kantung belanjaanku tadi untuk mencari spidol dari dalamnya. Begitu menemukannya, aku lantas mengambilnya dan membawanya keluar dari kamar.

Aku memilih untuk duduk di ruang tamu yang kosong. Sunyi adalah elemen yang bagus untuk membantuku berkonsentrasi sehingga bisa fokus dalam sesuatu yang kukerjakan. Memposisikan diri dengan nyaman, aku menaruh reward chart itu di pangkuanku. Sebelum menulis di atasnya, aku memilih untuk membuat drafnya terlebih dahulu guna meminimalisir kesalahan saat menulisnya nanti. Sebab jika salah sedikit saja maka menghapus tulisannya akan merepotkan.

Kedua tanganku kini aktif mengetik di ponsel. Membuat skema rancangan kegiatan yang nantinya akan kutuliskan di reward chart. Mengetik, menghapus, lalu mengetiknya lagi. Aku mencoba menemukan urutan kegiatan terbaik untuk Oca agar ia bisa nyaman melakukannya nanti.

Setelah sekian waktu berlalu dengan banyak pertimbangan, akhirnya aku merasa yakin dengan rangkaian terakhir yang kuketik. Aku pun mulai memindahkannya dengan menuliskannya di reward chart. Ini bukan sekadar tulisan. Ada perhatian juga harapan yang kugantungkan dalam rancangan kegiatan ini.

"Loh, Sayang, ternyata kamu di sini? Kamu lagi ngapain?"

Aku sedikit terkejut mendengar suara yang tiba-tiba saja memecah keheningan di ruangan ini. Menoleh, aku pun tersenyum kala mendapati Mas Dirham menghampiriku. "Eh, Mas. Aku lagi bikin ini buat Oca," ujarku menjawab pertanyaannya tadi seraya menunjukkan reward chart di tanganku yang sudah selesai kuisi dengan tulisan.

 Aku lagi bikin ini buat Oca," ujarku menjawab pertanyaannya tadi seraya menunjukkan reward chart di tanganku yang sudah selesai kuisi dengan tulisan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ini apa, Sayang?" tanyanya sambil menduduki sisi sofa yang kosong tepat di sebelahku.

"Ini namanya reward chart, Mas. You know, semacam prinsip token ekonomi. Jadi nanti di sini kita tulis tugas apa yang harus Oca lakuin, dan setiap Oca berhasil melakukannya maka aku akan tempelkan stiker bintang ini. Kalau stikernya sudah terkumpul dalam jumlah yang kita tentukan, Oca bisa tukar stikernya dengan hadiah dari kita," tuturku memberinya penjelasan.

Mas Dirham tersenyum mendengar penjelasanku. Pandangan matanya kemudian beralih menatap lebih lekat pada reward chart yang kutunjukkan. Ia nampak memandangnya dengan teliti sampai kemudian kulihat senyum di bibirnya perlahan menghilang dan berganti dengan raut cemas.

Kelap-Kelip Dinar (sekuel Kepingan Dirham)Where stories live. Discover now