14. Ariel

528 138 17
                                    

Pagi-pagi sekali Arga menjemput Syl untuk berangkat ke Bogor. Nggak susah minta izin pada Ibu karena Arga mengusahakan nanti malam mereka sudah pulang. Nggak menginap disana.

"Mobil lo penuh amat, Bang?" Tanya Syl yang memasuki mobil. Dikursi belakang ada beberapa kardus makanan dan sepertinya bukan cuma itu.

"Pagi ini kita ke panti dulu."

"Hah?" Kata Arga, dia cuma mau survey tempat, kenapa jadi ke panti?

"Ke panti dulu bentar, gue cuma mau bawain makanan sama Beberapa baju doang."

Syl nggak mengatakan apapun, dia cuma langsung masuk ke mobil. Arga melihat itu jadi kebingungan, apakah Syl keberatan? Arga memang sengaja nggak mengatakannya pada Syl, takutnya perempuan itu nggak mau bahkan nggak suka dengan rencana ini. Tapi melihatnya secara langsung, kenapa Arga jadi kecewa?

Ia telah dibesarkan disana, jika Arga ingin menarik Syl masuk dalam kehidupannya, ini adalah satu langkah yang perlu dia ambil. Mengenalkan Syl pada tempat dimana Arga dibesarkan.

"Kalau lo mau lanjut tidur, tidur aja... Nanti gue bangunin pas udah nyampe." Syl tampak menguap kecil dan mengangguk pelan.

Jantung Arga entah kenapa berdegup kencang, membawa Syl ke panti adalah salah satu langkah besar. Selama ini Arga selalu insecure dengan hidupnya, ditambah dengan hubungan terakhir yang berhubungan dengan keluarga.

Arga jadi mengira kalau semua orang tua ingin anaknya menikah dengan sosok anak yang memiliki keluarga utuh dan harmonis. Tidak seperti Arga yang bahkan nggak tau orang tua kandungnya siapa. Tapi, bukankah Bagas dan Ibu tau? seharusnya Arga tak perlu mengkhawatirkan masalah itu.

Yang jadi pertanyaan, apakah Syl bisa menerima?

Harapan Arga dalam dua jam perjalanan ini hanya satu, Syl tidak mempermasalahkan masa lalunya yang... Abu-abu.

Jika Syl juga menolak kehidupan masa lalunya. Mungkin Arga akan mempertimbangkan untuk tidak menikah selamanya.

***

Sampai di panti, Syl tampak tidak menunjukkan gelagat aneh, bahkan langsung bermain dengan anak-anak yang masih kecil dan belum sekolah. Sejauh ini Arga merasa lebih lega.

"Disini ada bayi, Bu?" Tanya Syl yang mendengar suara bayi menangis.

"Ada, mau lihat?"

"Saya mau survey tempat bu, mungkin lain kali."

Syl menatap Arga jengkel, "Lo survey sendiri, gue disini, nanti kalau udah kelar jemput gue disini." Entah kenapa Syl betah di pantai asuhan yang cenderung sepi ini.

Halaman hijau yang luas membawa kesan damai dan adem. Dihalaman depan dan samping juga tampaknya ditumbuhi sayur mayur yang bisa diolah dan tak membutuhkan banyak tenaga dan biaya untuk merawatnya.

Kata Arga di belakang juga ada kolam ikan berukuran sedang yang digunakan untuk membudidayakan ikan air tawar, dan jika hasilnya bagus... Ikan-ikan itu bisa di jual selain untuk makan mereka yang ada di Panti.

"Lo yakin? Tempat yang gue tuju agak jauh dari sini, gue nggak bisa balik cepet kalau lo nggak betah."

"Bang, gue baik-baik aja, lagian ada Bu Siti yang nemenin gue... Ya kan Bu?" Tanya Syl pada wanita paro baya yang sejak tadi memperhatikan interaksi sepasang muda mudi dihadapannya.

"Iya... Kamu tenang aja, Ga... Pacar kamu ibu yang jagain."

***

HAPPINESSWhere stories live. Discover now