Teman Pertama

231 39 4
                                    

"Sakura-sensei, dicariin tuh." Ini sudah hari keberapa semenjak Sasuke datang ke rumah tiba-tiba ngelamar dia. Sakura diam. Kesal banget meskipun ibu guru lainnya udah pada gibah ngomongin cowok yang belakangan ini sering ke sekolah Sakura. Cowok itu datang setiap jam istirahat dan jam pulang. TERUS TERUSAN DATENG. GAK ABSEN SEKALIPUN!

"Ih sensei. Sana samperin. Kasihan loh dia nungguin disana dari tadi." Sekali lagi salah satu teman kerja Sakura negur dia. Dengan menahan kesal, Sakura berdiri. Nyamperin cowok yang dari tadi dibilang keren mulu sama ibu-ibu di ruang guru.

"Om! mau permen om!"

"Coklatnya satu om!"

"Om!"

Noh. Dari jarak 100 meter aja Sakura udah denger kegaduhan yang belakangan ini sering kedengeran di tempat kerjanya. Itu dia. Cowok itu. Lagi dikelilingin sama murid-murid SD yang pupurnya masih tebel banget. Ngerubungin si Sasuke yang kayak ratu lebah.

"Sasuke." Panggil Sakura.

"Iya?" yang sialnya dibales senyuman merekah dari si cowok gila itu. Auhh silau!

Oke Ra! Tarik nafas....BUANG!

"Sasuke, ada keperluan apa kesini?" Dia tatap cowok itu dengan senyuman yang dipaksain. Berharap cowok itu ngerti, kalau Sakura tuh gak nyaman diginiin.

"Saya?" Sasuke nunjuk dirinya sendiri.

"Tentu aja. Buat ketemu sama calon istri saya."

"CIEEEEEEEE!!!" Spontan murid-murid yang masih ada disini pada nge-ciein Sakura. Sakura yang diberikan sinyal cinta dadakan itu mendadak merona. Anjir anjir! 27 tahun hidup menjomblo, sekalinya ada yang confess gini amat.

SHANNAROO!

"Anak-anak. Jam istirahat sebentar lagi selesai. Kalian balik ke kelas ya. Udah dapet coklat sama permen kan?"

"Oke sensei!" Anak-anak SD itu kompak berucap terus masuk lagi ke halaman kelas. Sakura selalu suka kalau dia berinteraksi dengan anak-anak. Mereka itu polos, meskipun kadang Sakura suka lelah buat menghadapi mood tiap murid yang berbeda-beda. Makanya, Sakura mencintai pekerjaannya ini. Meskipun....

SET!

Kadang ada aja yang bikin Sakura kesal. Contohnya, SASUKE!

"Sasuke. Aku kan udah bilang kalau aku belum jawab lamaranmu. Kenapa kamu bilang ke murid-muridku kalau aku itu calonmu?" Sasuke mengedip-ngedip matanya dengan lugu. Menatap Sakura yang mencak-mencak.

"Lucu." Gumamnya tersenyum kecil.

"Hah?!"

"Nope." Sasuke menggeleng. "Saya kan sudah bilang. Sampai kamu jawab, saya bakal menunjukkan bahwa saya itu pantas." Balasnya. Mau gak mau Sakura memerah lagi.

"Kamu bahkan tiap hari kesini. Kamu gak kerja? gak punya kehidupan? Jangan-jangan kamu pengangguran ya?!"

Sasuke kelabakan. "Oh engga. Saya kerja. Kamu gak percaya? Bisa ikut saya. Kantor saya banyak, ada dimana-mana." Dia genggam pergelangan tangan Sakura bermaksud mau nyeret ibu guru ini ke dalam mobilnya. Tapi Sakura langsung memberontak dan auto pasang kuda-kuda.

"Jangan sentuh!" Ucapnya judes. Perlahan-lahan dia netralkan degupan jantungnya sambil ngeliat Sasuke dari atas sampe bawah. Kalau dipikir-pikir, ya gak mungkin juga sih Sasuke tuh pengangguran. Mengingat mobil Sasuke yang mengkilap itu, ditambah setelan Sasuke yang mehong ini.....Sakura bergidik ngeri pas bayangin harganya.

"Pokoknya! Jangan sering-sering kesini!" Seru Sakura yang langsung balik kanan bubar jalan. Sebaliknya dari sana, Sakura ngurung diri di toilet. Haaaaa dia malu banget!

Tiba-Tiba LamarWhere stories live. Discover now