Bab 1 : Mimpi itu

10 1 0
                                    

Tak pernah kusangka bahwa akan tiba saatnya aku berpisah dengan seseorang yang amat sangat kusayangi; ia pergi untuk selama-lamanya. Andai aku mengetahui semuanya, mungkinkah aku bisa mengucapkan apa yang ingin kuucapkan padanya dan melakukan semua yang terbaik untuknya selama ia masih ada disini? Aku tak akan pernah tahu karena itu semua sudah tidak berarti apa-apa lagi; waktu terus berjalan dan masa lalu tak akan pernah kembali. Namun, aku tahu sekarang bahwa ia akan selalu berada di sisiku sampai aku menutup mata.

***

14 Februari (hari valentine)

Mimpi yang sangat aneh! aku berada di kegelapan tanpa cahaya, tanpa suara, dan tanpa apapun juga. Terasa kakiku seperti melangkah ke arah yang tidak pasti di dalam kegelapan total. lama-kelamaan mimpiku menjadi semakin jelas, cahaya mulai menyinari seisi ruangan, walaupun mataku masih belum bisa melihat dengan jelas. Aku berada di sebuah ruangan, terlihat seperti kamar tidur dengan sebuah ranjang di pinggir jendela. suhu ruangan yang hangat menyentuh kulitku dan terdengan suara senandung di telingaku.

Aku menoleh ke arah suara itu berasal, disitu terlihat siluet seorang anak laki-laki, ia sedang bersenandung suatu melodi yang terdengar begitu familiar. Tanpa sadar aku mulai berjalan ke arahnya selangkah demi selangkah, aku mulai penasaran dengan mimpi yang aneh tapi sekaligus hangat ini. Laki-laki itu pun sadar akan keberadaanku dan sedikit terkejut, ia lalu menengok ke arahku namun kini dengan mulut tertutup dan suara senandungnya pun terhenti.

 Laki-laki itu pun sadar akan keberadaanku dan sedikit terkejut, ia lalu menengok ke arahku namun kini dengan mulut tertutup dan suara senandungnya pun terhenti

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kami seperti melakukan kompetisi tatap-tatapan dimana siapa pun yang berkedip terlebih dahulu, dialah yang kalah. beberapa menit berlalu, sungguh aneh rasanya tidak berbuat apa-apa dalam mimpi; akhirnya aku pun dikalahkannya dalam kompetisi tesebut dan berkedip. Manusia membutuhkan waktu sekita 0,1 sampai 0,4 detik untuk berkedip, itu adalah waktu yang sangat cepat! Tetapi dalam satu kedipan sosok tersebut sudah tidak berada di tempatnya dan sekarang matanya sedang lekat-lekat menatapku dari jarak yang sangat dekat. Tingginya kira-kira sama denganku, aku menyimpulkannya dari posisi matanya yang langsung sejajar denganku; matanya sangat indah dan menawan, namun seperti diselimuti kesedihan. Walaupun matanya sangat indah, respon utama manusia pada umumnya di situasi saat itu adalah kaget; aku pun tersentak dan berkedip lagi untuk kedua kalinya dan mimpi itu pun lenyap.

Aku terbangun dari mimpi yang terasa panjang tapi juga terasa pendek; biasanya kita tidak dapat mengingat mimpi kita dengan terlalu jelas, namun kali ini aku dapat mengingat semuanya, detail detail kecil dari ruangan itu dan kehangatan yang menyambutku pun masih dapat kurasakan dengan jelas.

Aku terbangun dari mimpi yang terasa panjang tapi juga terasa pendek; biasanya kita tidak dapat mengingat mimpi kita dengan terlalu jelas, namun kali ini aku dapat mengingat semuanya, detail detail kecil dari ruangan itu dan kehangatan yang menyam...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kay! bangun! nanti kamu terlambat berangkat kuliah lho!" suara mama menggema di seisi ruanganku "jangan salahin mama ya kalau kamu terlambat, mama sudah bangunin kamu daritadi!" lanjutnya lagi.

Mamaku adalah seorang single-parent, ialah yang merawaktu seorang diri sejak kecelakaan yang merenggut nyawa papaku, kecelakaan dimana aku pun hampir ikut dibawanya pergi. Mama adalah orang yang lembut tapi juga tegas, rambut pendeknya yang sebahu membuatnya semakin terlihat tegas.

"Iya ma, aku bangun sekarang." jawabku sebelum mama semakin mengoceh.

"Bikin kaget aja mimpinya." batinku, "ditambah suara teriakan mama bikin aku hampir ngompol!" lalu aku beranjak dari tempat tidur dan menuju ke kamar mandi untuk bersiap-siap. Hari ini adalah hari valentine, tapi entah mengapa aku tidak menyukainya "apa gara-gara aku jomblo terus ya?" pikirku dalam hati. Sebenarnya aku pun tidak yakin dengan alasanku tidak menyukainya, terkadang kita tidak perlu memiliki alasan untuk tidak menyukai sesuatu kan?

Mama sudah menungguku di meja makan, ia tersenyum kecil dan memberikanku sepiring spaghetti bolognese 

"Ayo dimakan makanan kesukaanmu." kata mama sambil mengambil sebatang keju cheddar "mau tambah lagi kejunya Kay?"

Aku pun mengangguk dengan bersemangat dan tersenyum lebar karena hari pertama kuliah ini diawali dengan makanan yang paing aku suka. Setelah sarapan aku mulai bersiap-siap berangkat kuliah dengan hati yang gembira.

"Kay, Jangan pulang terlalu malam ya. kamu nggak lupa kan hari ini hari apa?" mama mengingatkanku atas sesuatu yang membuatku agak sedih.

"Iya ma, Kay nggak lupa kok." jawabku dengan senyuman kecut.

***

"Hati-hati dong mbak!" teriak seorang bapak-bapak penjual roti saat aku hampir tertabrak oleh gerobaknya karena bengong saat memikirkan kejadian yang kualami 7 tahun lalu.

"Maaf pak" kataku meminta maaf dengan panik.

"Jangan bengong kalo di jalanan mbak, bahaya! ck ck ck!" bapak itu melanjutkan omelannya dengan wajah yang kesal.

"Wah gak boleh gini terus! aku harus bisa move on!" kataku sambil mengepalkan tangan dan melanjutkan perjalananku menuju ke halte busway.

Aku bukan anak yang mudah bergaul dengan banyak orang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku bukan anak yang mudah bergaul dengan banyak orang. Bagiku, memiliki teman yang banyak bukanlah suatu hal yang ingin kucapai. Cukup satu atau dua orang teman yang benar benar peduli padaku adalah pandangan idealku dalam berteman. Aku memiliki dua orang sahabat sejak SD dan kami selalu bersama dalam menempuh jenjang pendidikan. Kami sekolah di SMP dan SMA yang sama; dan sekarang kami akan melanjutkan kuliah di Universitas yang sama pula walaupun berbeda jurusan.

Namaku Kaela Nismara biasa dipanggil Kay, Mahasiswa baru di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. Saat ini aku akan menceritakan kejadian yang aku alami yang tidak bisa dijelaskan dengan akal sehat, tapi aku bersumpah semua ini benar benar terjadi!

***

Thank you semua yang udah baca, semoga suka ya sama cerita Kaela!

jangan lupa vote dan komen disini ya ❤️

Dream / connectWhere stories live. Discover now